Yoongi terkekeh bengis sebelum menyunggingkan seringaiannya.Jimin tak akan selamat malam ini.
Jimin mengangkat alis, menantang kekasihnya itu untuk segera menyetubuhinya.
Yoongi mendorong Jimin hingga terlentang sebelum mengukung pria kecil itu.
"Jangan ngarep bisa berhenti sebelum gue mau." Desis Yoongi.
Jimin meneguk ludah. Namun mengangguk juga pada akhirnya. Yoongi tersenyum tipis sebelum menyambar bibir kekasihnya itu.
Pelan-pelan di awal supaya Jimin tau seberapa besar Yoongi mencintainya. Bibir mereka menyecap satu sama lain. Jimin kira ini terlalu... lembut?
Yoongi menekan kepalanya untuk bisa mengakses lebih jauh bibir tebal nan merah itu. Digigitnya pelan bawah bibir Jimin untuk membuat mulut kesayangannya terbuka dan ia bisa dengan leluasa mengubrak-abrik isinya.
Kepalanya dimiringkan ke kanan. Untuk bisa membiarkan lidahnya menjelajahi isi mulut Jimin. Lidah mereka bertabrakan, saling menyapa satu sama lain sebelum Yoongi memilih memperdalam ciumannya dan menghisap lidah Jimin di dalam mulutnya.
Jimin melotot, itu barusan apa? "Mmhh–" tangannya menepuk-nepuk dada Yoongi agar segera menjauh.
Yoongi menulikan diri dan lebih memilih mengulum bibir atas dan bawahnya bergantian hingga Jimin panik sendiri.
"Yoongi– hhh..."
Tak mau dengar. Yoongi semakin gencar mencumbu bibir kesayangannya itu. Hingga di menit selanjutnya barulah Yoongi mau mengalah.
"Haahh..." Jimin mendongakan kepala dengan napas yang tersenggal dan dada naik turun.
"Gue nggak akan denger apapun yang lo minta, ngerti Cantik?" Tanya Yoongi tajam sembari mengelus rahang Jimin lembut.
Mata Jimin terlihat panik namun tetap mengangguk.
Yoongi menurunkan zipper jaket yang Jimin kenakan lalu membuka jaket itu hingga tergeletak di lantai. Dan sudah dipastikan, dalamnya hanya terbalut kaus putih tipis. Kebiasaan.
Jimin membiarkan Yoongi menyerang lehernya. Jimin mengerutkan kening saat yang didapat hanya kecupan-kecupan ringan sebelum,
"Akh!" Jimin meremat belakang rambut Yoongi saat hisapan tiba-tiba didapatnya.
Napas Yoongi terasa hangat menerpa permukaan kulitnya. Tak berhenti sampai disana, gigitan-gigitan dan hisapan kuat juga didapat Jimin banyak sekali di leher serta dada atasnya.
Tangan Yoongi membuka kaus Jimin hingga sekarang berakhir bertelanjang dada. Jimin memegangi bahu Yoongi saat pemuda itu kembali menyerang bibirnya tanpa ampun.
Dihisap bergantian, Jimin bahkan kewalahan untuk mengimbanginya. Terlalu beringas.
Jimin yakin sesuatu di antara selangkangannya sudah sangat tegak dan kedutan di bawah sana sudah sangat basah hanya karna Yoongi melakukan ini.
Ciuman Yoongi turun ke puncak dadanya. Jimin mengantisipasi jenis serangan apapun yang akan di berikan Yoongi nantinya.
"A-angh! J-jangan!" Jimin menggeleng saat Yoongi menghisap putingnya kuat-kuat lalu mengulumnya lembut. Memainkan lidahnya di sebelah kiri dan memainkan jemarinya di sebelah kanan. Dicubiti dengan acak puncak dada cokelat kemerahan itu hingga menegang sempurna.
"Yoongi.. jang–an digigithh.." Jimin menarik rambut Yoongi untuk segera menjauh dari sana karna ia tidak tahan lagi menahan sensasinya.
Selagi Yoongi mengecupi dadanya hingga perut, tangannya menarik celana kain Jimin sekali hentak hingga terbuka dan melemparnya asal ke bawah ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
it's okay to love your teacher
FanfictionYoongi itu bar-barnya minta ampun. Setiap pelajaran Pak Jimin selalu terlambat atau tidur yang mana selalu dihadiahi hukuman dan kemarahan oleh dosen itu. Namun semenjak rahasia Jimin ada padanya, Jimin agak melunak. "Ji, sini deh gue mau bilang gue...