prolog

6.8K 213 2
                                    

Ketika harus hidup di kota terbesar di Jawa timur. Menjadi sendiri dan harus mandiri.. tak terbayang dalam benak Rara harus meninggalkan kota kecilnya tercinta untuk bekerja di kota ini.. kota yang sangat panas dan padat dengan penduduknya. berawal hanya iseng-iseng saja mengisi loker di webb sebuah sekolah paud terbesar di Jawa timur.. niat nya hanya ingin coba-coba lha kok malah dapet panggilan interview..mama hanya bisa menangis melihat anak kesayangan dan perempuan satu-satunya harus meninggalkan rumah untuk bekerja. Kemaren mama, ayah, kakak Farhan dan Denis mengantar ke stasiun, tampak mama berlinang air mata dan ayah yang terlihat sangat tegar, walau aku tau ada rasa sedih di raut wajahnya. Kakak Farhan dan Denis sibontot juga tampak murung.
" Sudah lah. Rara berangkat ya, jangan sedih gitu deh.. Nanti kalau libur Rara pasti akan pulang. J ke Surabaya lho Deket" kucoba membuat suasana menjadi ceria. Akhirnya kereta pun berjalan juga. Kulihat keluarga ku yang tetap berdiri dan melihat kereta menjauh sampai tak tampak lagi..
bismillahirrahmanirrahim..

" Dengan ibu AZ zahra Khumaira", tanya ketua yayasan yang ikut menginterviuw di sesi terakhir.
"Iya Bu", agak gugup
" Sudah banyak pengalaman anda di dunia paud Bu", tampak Bu Sulis membolak balik kertas CV ditanganya
"Maaf Bu, ee.ee saya baru lulus bulan kemaren ibu, mungkin jika dibilang pengalaman masih belum, namun jika waktu kuliah saya sering mengikuti work shop dan juga pelatihan-pelatihan tentang pengembangan karakter anak paud". Rara menjawab dengan sedikit gugup. Dia sadar mengirim lamaran kemaren hanya coba-coba saja, tapi kenapa kok malah di panggil interview, antara nyangka dan tidak rasanya.
"Hemm.. aneh ya, kok bisa bagian personalia memanggil, kalo tidak memiliki pengalaman di bidang ini", Bu Sulis semakin mengerutkan dahi nya, " nilai-nilai kamu juga bagus-bagus dari interview yang pertama sampai hari ini". Semakin bingung Bu Sulis..
"Mungkin ini ya?" Bu Sulis tampak melihat selembar kertas, "wow anda pernah memenangkan lomba tingkat provinsi, lomba inovasi peningkatan kecerdasan anak.. hebat sekali" Bu Sulis mulai tersenyum, walau sejak awal tampak mengerutkan dahinya.
"Baiklah mungkin ini jadi tantangan untuk anda Bunda Rara.. eh maaf saya belum menjelaskan peraturan di lembaga ini, jika antar guru akan saling memanggil Bunda, jadi saya akan memanggil bunda Rara saja", Bu Sulis mulai menjelaskan peraturan dan tata tertib yang harus dipatuhi selama mengabdi di lembaga tersebut. Tampak Rara memperhatikan dengan khidmat, sambil sesekali manggut-manggut tanda mengerti.
" Baiklah.. selamat bunda mulai besok anda sudah bisa mengajar di kelas A3" Bu Sulis tampak mengulurkan tangannya hendak berjabat tangan..Rara pun meraih tangan Bu Sulis dan mengucapkan terimakasih.
"Oiya bunda, sedikit bocoran. Dikelas anda nanti anda akan menghadapi anak yang beragam karakternya. Semoga anda betah dan bisa memberikan dedikasinya untuk perkembangan lembaga kami", Bu Sulis mencoba menjelaskan kembali.
"inshaAllah Bu, eh bunda..", rara mulai tersenyum kembali.
" Bunda bisa melihat-lihat kelas dan sekolah ini, silahkan menemui bunda Faiq di ruang guru gedung depan sebelah security, nanti beliau akan mengantarkan bunda berkeliling". Rara beranjak setelah bersalaman dengan Bu Sulis dan meninggalkan ruang ketua yayasan. Langkah nya berjalan menyusuri lorong kelas menuju ruang guru. Sekolah ini tampak mewah walau hanya tingkat non formal. Pasti banyak donatur dari wali murid yang ikut membantu. Didepan gedung utama tampak lapangan yang sangat luas untuk kegiatan anak-anak berolah raga, disebelah gedung utama terdapat taman dan banyak play ground di sana, mulai dari permainan jungkitan, ayunan dan juga prusutan. Ada area outbond juga. Disisi belakang tampak kolam renang dan wahana permainan air. Subhanallah bagus sekali sekolah ini. Alhamdulillah dengan dibantu bunda Faiq. Rara menyusuri ruangan demi ruangan di sekolah itu. Dan akhirnya sampai di kelasnya.. yaa kelas A3.. setelah mengantarkan bunda Faiq kembali ke ruangannya.
" Terimakasih bunda Faiq, kedepannya saya akan sering merepotkan bunda" Rara mencoba sedikit berbasa basi sebelum bunda Faiq meninggalkannya di kelas nya..
.
.
.
Pagi ini sengaja Rara berangkat pagi-pagi, semalam seperti tidak dapat dipejamkan matanya. Setelah menelpon mama dan ayah mengabarkan kalau dia sudah mulai bekerja besok. Tampak mama senang, walau diakhir pembicaraan mama masih menitipkan pesan, jangan lupa makan, sholat dan jangan lupa tersenyum.. selalu baik pada orang dan selalu menolong jika ada yang kesusahan.. wejangan-wejangan itu masih terngiang di otak nya.
"ahh.. mama", Rara tersenyum ketika mengingat semalam mamanya yang menelepon.
Dibukanya kelas dengan membaca bismillah.. tampak wanita paruh baya sedang menyapu disudut ruangan.
"Assalamualaikum", Rara mencoba menyapa wanita itu dan berjalan mendekat.
"Waalaikumusalam", dia mendongakkan pandangannya. sambil menjawab salam
" Maaf, perkenalkan saya guru baru disini. Nama saya Rara. Panggil bunda Rara nggeh". Rara mengulurkan tangannya. Tampak wanita itu meraih tangan Rara dan menjabatnya dengan taklim.
"Saya Mak Ijah, bunda.. seneng kenal bunda". Begitulah perkenalan pagi ini. Mak Ijah sudah bekerja 30 tahun lebih di yayasan tersebut. Banyak cerita yang didapat dari Mak Ijah tentang anak-anak. Dan juga tentang guru-guru di sekolah ini. Mak Ijah juga semakin akrab dengan Rara karena berasal dari kota yang sama dengannya. Sambil melihat buku administrasi kelas Rara mendengarkan Mak Ijah bercerita. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Rara bergegas menuju ruang guru. Tampak disana sudah banyak guru yang datang dan menyiapkan materi hari ini. Rara tampa sungkan meminta petunjuk pada guru-guru senior dan mulai mengikuti kegiatan sambut pagi. Rara juga sangat antusias mulai mendekati anak-anak nya yang sangat lucu-lucu dan menggemaskan. Disapanya satu persatu dan menanyakan namanya. Beberapa anak tampak malu-malu dan belum terbiasa. Sejak bunda Lulu mengundurkan diri karena harus mengikuti suaminya yang bekerja sebagai anggota TNI, anak-anak A3 di pegang oleh Bu Sulis kadang juga guru piket. Karena kekurangan tenaga pendidik inilah maka, keberuntungan bagi Rara yang hanya awalnya coba-coba akhirnya diterima bekerja.  Melalukan pendekatan dengan anak kecil lebih sulit dari pada melakukan pedekate dengan lawan jenis. Segala jurus dan trik Rara kluarkan. Teori-teori ketika dibangku kuliah dia terapkan semua nya. "ahh hari ini tampak lelah sekali".. harus lari kesana kesini mengikuti anak-anak. menjaga dan selalu mengawasi agar selalu aman dan nyaman berada disekolah. Dijam ke 2 Bu Sulis menghampirinya.
" Assalamualaikum bunda", tampak Bu Sulis menggandeng tangan seorang anak kecil.
"Waalaikumusalam bunda". Rara beranjak mendekat Bu Sulis di depan pintu kelas
" Maaf bunda, ini tadi murid nya masih menangis ketika diantarkan, jadi saya yang memegang dahulu. Sekarang sama bunda Rara ya sayang",tampak Bu Sulis membungkuk kan membujuk anak kecil tersebut.
"Hallo sayang, assalamualaikum.. siapa namanya?" Rara mulai mengeluarkan jurus merayunya. Tampak anak itu bersembunyi dibalik Bu Sulis. Tampak wajah yang tidak bersahabat diwajahnya.
" Haii.. ayo kita main yuk..bunda punya cerita lucu lho.. pernah lihat lumba2 yang berenang tapi tidak di air?" Rara sedikit mendekat sambil membawa boneka lumba2. Anak kecil itu mulai melirik dari balik badan Bu Sulis.
"Aku mau..", anak itu mulai bersuara.
" Hai.. ayo ikut bunda Rara. Kita ceritakan seekor lumba2 ya.. siapa namamu?" Rara semakin mendekat dan sedikit memeluk anak tersebut.
" amaku Ola" jawab anak itu cadel. Bu Sulis yang melihat Maura sudah mulai Deket dengan Rara, mulai tersenyum. "Baik bunda tinggal ya", Bu Sulis berlalu meninggalkan kelas.
Rara mengajak Maura menuju teman-temannya yang sedang bermain puzzle.
" Hallo anak bunda semuanya..hai..hai..hari ini Maura membawa boneka lho, siapa yang suka mendengarkan bunda bercerita..". Anak-anak tampak antusias melihat ke arah Rara. Setelah merapikan puzzle2 nya kemudian anak-anak duduk melingkar. Dan Rara pun mulai bercerita dengan Maura yang masih saja menempel didekatnya. Akhirnya jam pulang datang, setelah sesi penutup dan berdoa bersama, anak2 pulang dengan dijemput ortunya masing-masing, ada yang dijemput mamanya dan ada juga yang dijemput asisten rumah tangga. Setelah membereskan meja dan mainan anak-anak. Menatanya ke tempat semula, Serta mematikan AC dan lampu kelas, Rara beranjak menuju ruang guru. Namun baru dia membuka pintu tampak anak kecil duduk di pojok an depan kelasnya. Siapakah dia???...

muridku anakkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang