NC Story with Zhong Chenle

2.4K 31 0
                                    

"Jadi kapan?" Seorang pria paruh baya tampak duduk dengan tangan terlipat didada seolah menginterogasi seorang pria yang sedari tadi hanya diam mematung.

"Zhong Chenle, apa kau mendengarnya hah?"

Ya pria itu -Zhong Chenle- pria keturunan cina yang terkenal dengan sifat dinginnya pada orang-orang. Baik itu dengan teman sekolahnya, maupun dengan orang sekitar. Bahkan orangtuanya juga kerap mendapat respon tak baik darinya.

"Chenle-ya, appa..."

"Appa" sang ayah terdiam saat pria itu berhasil membungkam ucapannya.

"Bukankah seharusnya kau bertanya tentang pendidikanku disekolah? kenapa kau justru menanyakan hal yang seharusnya belum pantas aku lakukan? Tidak masuk akal."

Lagi-lagi, pria itu berucap dengan nada bicaranya yang cukup dingin. Jujur menghadapi seorang Zhong Chenle memang butuh perjuangan, terutama perjuangan fikiran.

"Belum pantas seperti apa yang kau maksud hah? Kau sudah menikah, apakah salah jika kami sebagai orangtua ingin sesuatu dari hubungan pernikahan kalian hah?"

Menikah? Ya diusia yang masih sangat muda, bahkan masih dengan status sebagai pelajar Chenle sudah harus menikah dengan anak dari sahabat ayahnya. Dan pasti tau semua itu atas dasar perjodohan. Sungguh, perjanjian sahabat yang membuatnya muak. Kenapa harus ada perjanjian seperti itu didunia ini?

"Pernikahan ini karna perjodohan, aku tidak mencintainya. Jadi jangan berharap lebih." Secara sepihak Chenle menekan kembali ucapannya. Yang kembali berhasil membungkam mulut sang ayah yang saat ini sulit untuk kembali meyakinkan putranya untuk menuruti kehendaknya.

_________

♡Y/n pov♡

Aku meremas gusar ujung pakaianku. Berdiri diam diluar rumah besar milik keluarga Zhong dengan ekspresi yang tidak bisa kuceritakan. Aku sangat gugup. Saat aku mengetahui ayah Chenle menyuruhku dan Chenle untuk berkunjung kerumahnya saja aku sudah seperti melakukan uji nyali, bagaimana jika harus berhadapan langsung. Itulah sebabnya, aku tidak ikut masuk kedalam dan membiarkan Chenle masuk dan mendengarkan obrolan dari ayahnya sendiri.

Ceklek!

Aku berbalik,mendapati Chenle yang keluar dari rumah itu, dan tentu saja dengan ekspresi yang setiap hari selalu kulihat.

"Orangtuamu mengatakan apa? Bukan masalah serius kan?"

Dia masih diam. Hei kenapa harus diam? Aku butuh jawaban?

"Kenapa kau diam? Apa benar ini masalah serius?"

"Bahkan lebih serius dari yang kau kira,"

Eh? Lebih serius dari yang kukira? Apa maksudnya itu? Menikah dengan pria dingin seperti dia saja sudah membuat kepalaku pusing, bagaimana jika sampai harus mendengar semua pembicaraan orangtua pria itu, mungkin saja bisa membuatnya pingsan.
"Kenapa kau masih berdiri disitu? Apa kau tidak ingin pulang?"

"Ah ya baiklah"

_____________

Selama perjalanan didalam mobil aku masih diam. Menatap apapun yang berada diluaran sana. Hari yang sudah gelap, hanya sorot lampu jalanan dan mobil yang berlalu lalang yang meneranginya. Bahkan tak terlihat bintang ataupun bulan diatas langit sana. Apakah akan turun hujan?

Aku menoleh tepat kearah pria disebelahku yang tengah fokus dengan kemudinya tanpa menghiraukan seperti apa ekspresiku saat ini. Ck..kenapa aku harus menikahi pria seperti dia.

"Ada yang ingin kau tanyakan?" Aku terkesiap. Sepertinya dia bisa membaca fikiranku.

"Sebenarnya aku penasaran dengan pembicaraanmu dengan orangtuamu tadi. Memangnya kalian bicara tentang apa hah?"

My Room OneShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang