"Kondisi anda begitu sangat lemah nona. Anda harus mendapatkan perawatan intensif. Jika tidak maka..." sang dokter menggantungkan kata-katanya. Ia terdiam sejenak. Ia hanya takut jika ia melanjutkan ucapannya, mungkin saja akan menyinggung perasaan yeoja itu. Meskipun sebenarnya itu sebuah kenyataan yang pastinya harus dihadapi.
-Lee Yojie- mengerti kenapa sang dokter tidak melanjutkan ucapannya. Penyakit yang selama beberapa tahun dideritanya, membuat dirinya sudah mempasrahkan seluruh jiwa dan raganya jika tuhan memanggilnya kelak. Namun untuk sekarang, ini bukanlah saatnya. Ia harus diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu yang penting.
"Aku tidak bisa melakukannya dokter. Masih banyak hal berharga yang harus kulakukan. Bahkan melebihi nyawaku sendiri." sang dokter pribadi yang mendapatkan pengakuan tersebut hanya bisa padrah. Ia kembalj terdiam. Ucapan singkat dari Yojie seolah membuatnya tak dapat berkutik lagi.
Ia tidak tau hal apa yang ingin dilakukan pasiennya itu. Tapi ia juga tidak bisa memaksa, karna ia tau sekuat apapun ia memaksakan agar Yojie bisa dirawat, yeoja itu pasti tetap pada pendiriannya. Setidaknya ini sudah kesekian kali ia lakukan.
__________
Sweater hangat nan tebal. Dipadukan dengan syal rajut berwarna merah melilit dilehernya. Terlihat berjalan menyusuri jalanan kota. Menggenggam kedua telapak tangannya, sembari matanya melihat toko-toko dipinggir jalan tersebut yang menjual berbagai macam pernak pernik yang menggugah selera untuk dibeli.
Namun membeli barang-barang yang berada di toko sama sekali tidak ia niatkan. Ia sudah meikirkan barang-barang apa saja yang harus ia beli. Dan semua itu bisa ia dapatkan di supermarket.
Lihai tangannya mengambil beberapa bahan makanan. Tepung terigu, telur dan bbeberapa bahan untuk membuat cake. Ya ia memang dudah merencana ingin membuat cake ulangtahun buatannya sendiri untuk sang suami. Meskipun bisa dibilang kondisi tubuhnya tidak memungkinkan, tapi dia akan melakukan apaoun untuk menyiapkan itu semua. Karna besok adalah hari spesial baginya. Ya benar sekali, ia sedang berulang tahun.
Terlihat aneh memang, dihari ulangtahunnya, justru dirinya lah yang harus menyiapkan segalanya. Mulai dari hiasan, membuat cake dan sejenisnya. Ia sengaja melakukan itu, sebab selama ia menikah dengan suaminya, tidak pernah sedikitpun perayaan ataupun pesta dihari bahagia dirinya ataupun suaminya. Ya saling acuh. Tidak perduli dengan kehidupan pasangannya. Justru Yojie lah sebagai istri, ia selalu mengingatkan suaminya.
Seperti apapun sikap sang suami padanya, ia selalu menerima.
Jujur ia masih tidak pernah menyangka jika ia akan dijodohkan dengan Jung Sungchan seorang pria dari kalangan berada dan sukses yang sudah pasti dengan ketampanan wajah yang dimilikinya itu ia digandrungi dan menjadi rebutan wanita.Mungkin ini seperti mimpi, ya bisa dikatakan seperti itu. Seorang Lee Yojie, wanita tidak sempurna yang hanya merupakan putri dari karyawan swasta harus menikahi pria tampan seperti Jung Sungchan hanya karna perjanjian yang dulu pernah diikrarkan kedua orang tuanya dan juga orangtua Sungchan.
Bak mendapatkan durian runtuh, karna dari sekian banyak wanita diluaran sana, wanita seperti dialah yang bisa mendapatkan seorang Jung Sungchan.
Sejak awal Sungchan mengetahui perjodohan itu, secara gamblang ia mengatakan menolak pernikahan itu. Ia beranggapan, kalau ia tidaklah pantas untuk wanita seperti Lee Yojie.
Kenapa? Karna ia sudah mengetahui seperti apa kondisi gadis itu yang memiliki riwayat penyakit jantung yang sudah dideritanya sejak kecil. Itulah alasan kenapa ia menolak perjodohan itu. Karna baginya, masih banyak wanita sempurna yang bisa menikah dengannya. Mungkin dengan sekali rayuan mautnya banyak wanita diluaran sana yang akan bertekuk lutut padanya.