When You Kiss Me?

2K 11 0
                                    

Typo 👉👉abaikan

Adalah hal yang konyol jika seorang wanita ingin meminta sang kekasih untuk menciumnya. Ini sudah yang kesekian kali aku merasa seperti gadis bodoh semenjak sahabatku Reina memberi pertanyaan yang bagiku sangat sangat tidak masuk akal. 'Apa kalian pernah berciuman?'. Oh ya tuhan pertanyaan macam apa itu. Selama 3 tahun aku menjalin hubungan dengan namja chinguku, selama itu pula kami tidak pernah merasakan seperti apa rasanya berciuman. Bahkan saat orang-orang mengatakan bercciuman itu sangat manis dan menyenangkan, kami sama sekali tak mengambil pusing. Toh tanpa adanya ciuman diantara kami hubungan kami juga masih berlajan lancar. Ciuman itu hanya ada dalam drama. Dan hubungan kami bukanlah sebuah drama.

Tapi kali ini fix pertanyaan Reina sudah masuk kedalam memoriku. Berulang kali aku memikirkannya. Berulang kali pula aku berkhayal Lee Hyukjae menciumku. Yaaakk Kim Eunrim sadarlah, tidak mungkin Hyukjae menciummu. Dia bukanlah tipe pria yang bernafsu untuk menginginkan hasratnya. Aku juga bukan tipe gadis gampangan yang selalu menerima apapun yang diberikan namja padaku. Ya aku harus sadar, jika saatnya tepat nanti kami juga pasti akan berciuman.

Aku terus saja berulang-ulang menganggukkan kepalaku saat semangat dibatinku menggebu-gebu untuk tidak terlalu memikirkan hal menjijikkan itu. Tanpa kusadari aku tidak menghiraukan seorang namja yang kini tengah berdiri tepat disampingku. Menatapku dengan penuh keheranan. Yaakk apakah aku sudah seperti orang bodoh?

"Wae?" Aku bertanya. Namun namja disampingku masih tak menjawab pertanyaanku. Selama beberapa detik dia tetap menatapku heran. Namun secepat itu pula raut wajahnya berubah drastis. Berubah menjadi sebuah senyuman yang membuat jantungku eperti biasa selalu bernafsu untuk terus membunyikan genderang perangnya. Ohh jebal jangan sekarang.

"Kau lucu.." dia meninggalkanku dengan kalimat singkat itu. Apakah itu sebuah jawaban ? Aku rasa aku harus menginterogasinya, lucu? Hey aku tidak sedang bermain pertunjukan sirkus.

"Yaaakk, Lee Hyukjae.." aku mengejarnya. Sedikit terengah nafasku mengejar tubuh jangkungnya dengan langkah kakinya yang sangat cepat itu. Aku memblokade jalannya. Tepat kini tubuhku sudah menghentikan langkah kakinya. Aku sudah memasang ekspresi seserius mungkin. Aku butuh jawaban dari kata 'kau lucu' tadi.

"Wae?"

Ciihh..pertanyaan macam apa itu. Bukankah seharusnya aku mengucapkan pertanyaan itu??

"Mwo? Yaakk Hyukjae-ya bisa kau jelaskan arti kata yang baru saja kau ucapkan tadi" aku sudah layaknya polisi yang kini sedang menginterogasi tahanannya. Dengan kedua tangan kulipatkan didadaku. Menampakkan tampang serius yang membuatku seperti gadis-gadis bertampang preman yang sering berkeliaran dipasar tradisional.

"Hahahahaha...."

What? Apa yang dia lakukan? Bukan hanya tersenyum namun kali ini dengan begitu bersemangatnya ia tertawa dan itu didepanku. Aku merasakan darahku berdesir. Aku kesal. Aku butuh jawaban, aku tidak memburuhkan tawa itu. Itu membuatku marah. Aku berangsur pergi meninggalkan Hyukjae dengan langkah kaki kuhentakkan agar dia bisa mengerti dengan keadaanku saat ini.

"Hey Eunrim-ah..." aku bisa merasakan saat ini dia tengah mengejarku. Inilah yang kusuka darinya yang bisa membuatku tenang, padahal saat ini aku sedang marah padanya.

"Mianhae eummm.." dia menggenggam tanganku. Berusaha menarikku untuk berhadapan dengannya. Namun aku menahannya. Sampai hanya hitungan beberapa detik saja tubuhku tak sanggup menahan serangan saat dia menarikku kedalam pelukannya.

Aku tersentak beberapa saat. Suhu tubuhku berubah menjadi hangat. Hyukjae memelukku. Ini bukanlah pelukan pertamaku dengannya, tapi entah mengapa hatiku merasakan gejolak yang berbeda dari dalam dirinya saat ini. Apakah ini karna sifat kekanak-kanakanku. Aku terdiam sejenak. Tubuhku masih kaku. Mulut yang semula ingin meluapkan segala kekesalanku, hanya bisa terdiam.

My Room OneShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang