Typo👉👉abaikan
Read👉vote👉coment
"Kim Eunrim..." Eunrim menoleh. Kegiatan yang ia lakukan menyirami bunga-bunga segar didepan rumahnya sedikit terganggu dengan hadirnya Lee Hyukjae. Seorang pria yang menempati rumah tepat didepan rumahnya. Bisa dibilang Hyukjae adalah tetangga Eunrim. Dan sudah bersahabat dengan pria itu sejak kecil. Dan itu sampai sekarang, mereka sama-sama sudah memasuki universitas yang sama yaitu di Inha University. Hanya saja mereka berbeda jurusan. Eunrim mengambil ilmu hukum, karna itu adalah keinginan ibunya yang menginginkan dia agar suatu saat bisa menjadi seorang jaksa. Sedangkan Hyukjae mengambil jurusan theater dan seni, sebab kecintaannya pada aliran dance lah yang membuatnya ingin fokus dan terjun kedalam seni itu.
Eunrim menoleh singkat. Matanya merespon, hanya saja kembali terfokus padz bunga-bunga segar didepannya. Berusaha mengacuhkan pria itu, ya mungkin saja. "Oh ayolah. Apa kau mengacuhkanku eoh?" Hyukjae berkomentar. Memberikan sebuah pertanyaan yang harus bagi Eunrim untuk menjawsbnya. Namun alhasil bukannya gadis itu menjawab, ia malah asyik kembali meyiram bunga-bunga itu. Hyukjae sedikit jengah melihat tindakan Eunrim yang seakan tidak memperdulikannya. Seakan seperti ada sebuah kesalahan yang ia perbuat.
Senyum kejahilan dipancarkan Hyukjae. Seperti biasa, setiap gadis itu tidak meresponnya ia selalu memiliki ide untuk menjahili gadis itu. Dan kini ia harus melakukannya. "Awww...ahhh..kakiku, omo kenapa dengan kakiku??" Hyukjae tersungkur memegang kakinya yang seolah-olah mengalami cedera yang serius.
"Aku sudah tau niat busukmu Lee Hyukjae"
"Mwo? Kau tega sekali menuduhku seperti itu. Apa itu balasanmu untuk menghukumku eoh? Aku serius mengatakannya. Kakiku sakit sekali...." Eunrim melirik Hyukjae yang kini sudah terduduk tepat disampingnya. Memegang kakinya dan menunjukkan ekspresi kesakitan yang luar biasa yang tanpa ia ketahui itu semua hanya akting. Dan sialnya ia kembali terjerumus dalam perangkap mulut manis pria itu.
"Benarkah kau sedang tidak bercanda?" Ucap Eunrim dengan nada kekhawatirannya. Memegang kaki Hyukjae.
Hyukjae mengangguk "Tentu saja. Sebenarnya dua hari yang lalu aku kembali bermain bola dengan teman-temanku. Dan sialnya kakiku kembali terkilir"
"Yaaakk bodoh..." Eunrim menjitak kepala Hyukjae. Membuat namja itu memegang ujung kepalanya yang serasa berdenyut akibat jitakan keras. Oh sial kalau saja ia tau yeoja itu menjitaknya sekeras itu, ia tidak akan mau melakukan akting gila itu. "Bukankah aku sudah mengatakan, kau tidak boleh kembali bermain bola. Kau sudah pernah cedera. Dan sekarang kau mengulanginya lagi. Apa kau mau kalau kakimu diamputasi eoh?" Hyukjae bergidik ngeri. Astaga ancaman yang sangat menakutkan. Bagaimana mungkin Eunrim berkata seperti itu. Hanya mendengar kata amputasi saja sudah membuat bulu kuduknya berdiri. Ditambah lagi dengan teriakan yeoja itu yang mrnambah suasana jadi semakin panas.
"Eumm..Kim Eunrim. Arraseo...mianhae aku hanya bercanda. Aku baik-baik saja nde" Hyukjae berdiri dengan sempurna. Membuat Eunrim terkesiap. Jadi pria itu kembali mengelabuhinya.
"Mwo?? Yaaakk Lee Hyukjae..." teriakan Eunrim membuat Hyukjae kalang kabut. Berlari menjauh dari yeoja itu, sebelum dia melesakkan tembakan selang tepat kearahnya. Setidaknya ia harus menghindar, atau kalau tidak ketampanannya akan luntur.