Married? [One Shoot]
Lee Jeno X Park Kiky
Kiky pov
Aku menggenggam tangannya begitu erat. Aku sudah tidak bisa berfikiran jernih sekarang, ucapan nya barusan membuatku menderita. Bagaimana tidak, dia kekasihku ingin meninggalkanku. Sungguh aku tidak bisa menerimanya.
"Katakan kalau semua ini adalah leLucon? Katakan Lee Jeno" suaraku sedikit meninggi. Ya tuhan dia tidak menjawab ucapanku. Justru dia tetap pada pandangannya yang terus berpaling mengacuhkanku.
Apa yang harus kulakukan? Haruskah aku berlutut memohon padanya? Haruskah aku mencium ujung kakinya agar dia mau mencabut semua ucapannya?
"Jeno-ya, jebal katakan sesuatu? Jangan membuatku resah. Aku..."
"CUKUP" aku tersentak. Dia berteriak. Seorang Lee Jeno berteriak didepanku? Dan ini untuk yang pertama kalinya.
"Jeno, kau.."
"Bukankah aku sudah mengatakan padamu aku ingin kita mengakhiri semuanya. Aku ingin kita berpisah" jelasnya lagi yang membuatku kembali tak bisa menghentikan laju detakan jantungku. Ya ini begitu menyiksa.
"Tapi apa salahku, sampai kau ingin mengakhiri semua ini? Bukankah selama ini aku tidak pernah melakukan kesalahan? Aku selalu memberikan apapun yang kau inginkan. Aku selalu patuh dengan semua ucapanmu. Aku juga..."
"Kau bersalah Park Kiky. K-kau bersalah, dan kesalahanmu sangat fatal"
"A-apa? Fatal?" Aku tergagap. "Apa itu? Kau bisa menjelaskannya bukan? kesalahan apa yang kulakukan sampai membuatmu harus meninggalkanku? Jawab aku Lee Jeno" aku kembali berteriak. Aku terus menggerakkan tubuhnya yang sedari tadi hanya diam berdiri membeku mematung. Sungguh dia seperti tidak mempunyai perasaan kasihan padaku.
"Maafkan aku. Tapi aku harus pergi" dia melepas paksa genggaman tanganku. Aku mencoba menahannya, namun nihil dia justru menghempaskan eratanku begitu saja. Meninggalkanku yang terisak menatap kepergiannya. Tubuhku tersungkur. Dengan aliran airmata yang terus menggenangi seluruh wajahku.
Ya tuhan ini sangat menyiksaku. Lirihku.
♡
♡
♡Seminggu sudah berlalu. Sejak pertengkaran hebat itu, aku sudah tak lagi berhubungan dengannya. Aku sudah lose kontak dengannya. Aku tidak tau seperti apa dirinya, seperti apa keadaannya, aku sudah tidak mengetahuinya lagi. Jangankan melihat wajahnya, bahkan foto-foto nya yang dulu sempat tersimpan digaleri ponsel dan juga dompetku, aku sudah membuang dan menghapusnya. Untuk apalagi aku menyimpannya, toh dia sama sekali tidak memperdulikanku. Bahkan sampai sekarang aku masih belum tau sebab dia meninggalkanku.
Aku merapikan tampilanku. Pagi ini memang aku berencana untuk sekedar berolahraga kecil. Ya berlari disekitar taman yang terletak tak jauh dari rumahku. Aku ingin menghirup udara segar. Ya semenjak kesibukanku dikantor beberapa hari yang lalu, membuatku sulit untuk menjaga kesehatanku. Terlebih lagi aku ingin membersihkan semua fikiranku tentang Lee Jeno.
Aku keluar rumah dengan setelan baju olahraga serta sepatu yang kukenakan. Rambut kuikat kebelakang hingga sedikit menampakkan leher jenjangku. Aku berlari perlahan menuju taman yang berjarak hanya beberapa meter saja dari rumahku.
Aku berlari menyusuri taman. Ya seperti dugaanku, sudah banyak pengunjung yang berolahraga, bahkan hanya sekedar bersantai. Sampai akhirnya lelah menghinggapiku. Tak terasa hampir satu jam aku berlari dari rumah dan berkeliling taman. Detak jantungku terus berdegup tak beraturan,ya itu karna efek kelelahan. Satu-satunya cara aku harus istirahat dan sedikit menghilangkan dahagaku dengan botol minuman yang memang sengaja kubawa.