Tubuh itu duduk diam menyendiri dibawah guguran bunga sakura yang terus menjatuhkan kelopak berwarna merah mudanya.
Mata bulat seorang gadis berparas cantik tampak memperhatikan setiap kelopak bunga yang terus berterbangan didepan matanya.
Ya -Haniko Osaki- seorang gadis Jepang, dengan rambut terurainya duduk sendirian ditaman yang memang selalu menjadi tempat tak terlupakan baginya.
Kenapa? Karna ditempat itulah saksi persahabatan antara dirinya dengan seorang pria terjalin. Sahabat? Entahlah ia juga tidak mengetahui apakah perasaan itu bisa dikatakan seperti sahabat? Karna jujur ia merasakan frekuensi berbeda jika sudah mengingat pria itu.
-Yuta Nakamoto- adalah sebuah nama yang tak akan pernah hilang dari ingatannya. 6 tahun sudah ia tak lagi bertemu dengan pria itu. Bagaimana kabarnya? Seperti apa keadaannya ia tak mengetahuinya. Ia hanya bisa menatapnya dilayar televisi ataupun media sosial. Menjadi seorang publik figure memang sudah membuat temannya lupa segalanya. Mungkin.
"Ternyata kau disini. Sedari tadi aku mencarimu"
Haniko tak menoleh ataupun menatap orang tersebut. Karna tanpa melihatnya pun ia sudah mengetahuinya.
"Kau memikirkan Yuta hyung lagi?" Lanjut pria itu. Ya dialah -Shotaro Osaki- saudara laki-laki gadis itu. Tidak lebih tepatnya saudara kembar. Selain berbahasa Jepang ia juga fasih dalam bahasa korea. Itulah sebabnya dia sering mencampurkan bahasa korea kedalam ucapannya sehari-hari.
"Tidak. Untuk apa aku memikirkannya" ucap Haniko bohong.
Shotaro mengangguk "Ya aku harap jawabanmu benar, kalau kau tidak memikirkannya"
Haniko sedikit terkesiap. Tubuhnya membeku. Apakah sangat terlihat jika ia memang sedang memikirkan Yuta?
"Minggu depan aku akan pergi kekorea" ucapan Shotaro secara spontan membuat Haniko yang semula diam, sedikit terkesiap. Tunggu korea? Dalam rangka apa saudara kembarnya itu pergi kekorea?
"Kekorea? Untuk apa?"
"Ck..benar dugaanku ternyata ayah dan ibu belum memberitahumu" jawab Shotaro santai. Namun itu justru membuat Haniko semakin bingung. Apa maksudnya.
"Jangan membuatku semakin bingung. Memangnya ada urusan apa kau ke negara itu?"
"Aku terpilih menjadi trainee disalah satu management untuk direkrut menjadi boyband" jelas Shotaro. Sungguh tubuh Haniko membeku. Kenapa tak ada yang mengatakan padanya perihal ini? Jauh dari sahabatmya Yuta sudah membuatnya seperti batu yang terus diam tanpa ada rasa semangat untuk melakukan aktifitas. Lalu sekarang, saudara kembarnya juga sama akan meninggalkannya? Bukankah itu tidak adil?
"Haniko.."
Tak adajawaban. Sepertinya gadis itu terlalu larut dalam kesedihan.
"Hei Haniko.." Shotaro membalik paksa tubuh gadis bermata bulat tersebut. Dan benar saja dari diamnya itu, ia dapat merasakan jika gadis itu menangis.
"Kau menangis?"
Haniko menghapus paksa airmatanya "Tidak, aku tidak menangis"
Shotaro terkekeh kecil "Sudah jelas-jelas airmata itu keluar dari matamu, bagaimana mungkin kau mengatakan tidak menangis?" Haniko melirik pria itu dengan tatapan tajamnya. Sangat aneh, disaat seperti ini bisa-bisanya dia tertawa.
"Ciihh..kau masih bisa tertawa hah?"
"Memangnya kenapa? Apa aku tidak boleh tertawa?"
"Shotaro.."
"Haniko" potong pria itu sarkas "Bukankah dulu kau sendiri yang minta padaku agar aku harus menjadi artis terkenal. Dan sekarang saat sudah ada kesempatan kau malah seperti ini?" Lanjut Shotaro.