Typo 👉👉abaikan
Pernak pernik lampu dan hiasan pengantin sudah tersedia disebuah gereja yang kini terlihat sangat mewah dengan berbagai macam lampu-lampu besar yang menggantung diatas plafonnya. Menyinarkan sebuah cahaya yang akan menerangi seisi gereja tersebut dikala ucapan jani pernikahan itu akan segera dilaksanakan. Tamu undangan yang hadir juga sudah cukup banyak. Yang akan menjadi saksi pernikahan dari sepasang sejoli yang akan mengikat tali sehidup semati mereka dalam sebuah biduk rumah tangga. Ya keriuhan itu tampak semakin menjadi dikala semakin banyaknya tetamu yang hadir diacara pemberkatan tersebut. Sudah cukup lama memang.
Jam udah menunjukkan pukul 10 pagi. Sudah lewat dari perkiraan rencana yang sudah disusun matang-matang kalau pemberkatan akan dilaksanakan pukul 9 pagi. Tapi kini sudah 1 jam mereka menunggu namun tetap saja acara belum juga dilaksanakan. Ini semua bukanlah disengaja ataupun apalah. Namun ini memang diluar tindakan mereka. Mempelai lelaki sama sekali belum menunjukkan batang hidungnya. Sudah berulang kali keluarga menghubungi Lee Hyukjae sang mempelai pria. Namun sama sekali tak ada jawaban.“Apa yang harus kita lakukan sekarang? Lihatlah tamu undangan sudah sangat terganggu akan hal ini?” gerutuan demi gerutuan terus dilayangkan oleh Park Hyo Ri saat sang putra belum juga menampakkan batang hidungnya.
“Aisshh…kemana anak itu” gerutu Lee Sungmin dengan emosi yang sempat ditahannya. “Apa kau sudah kembali menghubunginya eoh?” Hyo Ri mengangguk. Sudah berulang kali ia menelpon ponsel Hyukjae namun ia sama sekali tak mendapat sahutan panggilan tersebut dari putranya tersebut. Hyo Ri memperhatikan sendu wajah Eunrim yang kini tengah duduk tepat dimeja riasnya. Dengan gaun pengantin yang terlihat menawan. Dipadukan riasan make up yang terlihat wajahnya bagaikan princess yang berada diistana. Memandang pantulan dirinya dikaca besar didepannya. Ia mengetahui pasti didalam hati calon menantunya tersebut terdapat kecemasan. Raut ketakutannya tergambar jelas diwajah yeoja yang akan menjadi bagian dari keluarganya tersebut.
“Tenanglah sayang. Jangan khawatir. Hyukjae pasti akan datang” Hyo Ri memeluk erat tubuh Eunrim lekat. Memberikan kehangatan seorang ibu yang seing ia dapatkan dari ibu kandungnya. Ia mengetahui banyak yang menyayanginya. Menenangkannya untuk menunggu kabar selanjutnya dari calon suami Lee Hyukjae.
“LEE HYUKJAE KEMANA SAJA KAU” teriakan itu terdengar jelas ditelinga keluarga itu. Semua yang berada diruang itu langsung menoleh kearah Lee Sungmin yang kini sudah berbicara dengan lawan bicaranya melalui sambungan telpon. Itu pasti dari Lee Hyukjae.
“Mianhae aboeji, aku terlambat bangun. Aku akan segera berangkat. Tunggu aku sebentar lagi” terdengar suara Hyukjae terlihat panic disebrang telpon. Sungmin mendesahkan nafasnya lekat. Syukurlah putranya itu sudah berada dijalan. Tapi ia masih heran, kenapa putranya itu sampai melupakan pernikahannya sendiri sampai bangun tidur saja selalu kesiangan. Perlakuan yang tak boleh dicontoh. Setidaknya setelah acara selesai ia akan segera menginterogasi putranya tersebut. Tak perduli banyak keluarga yang memperhatikannya.
“Yeobo dimana Hyukjae?” Sungmin tersenyum. “Kalian tenang aja, dia sudah berada dijalan. Hah anak itu memang selalu tidak bisa berubah. Selalu saja membuatku emosi. Bagaimana mungkin ia melupakan hari pernikahannya sendiri”
Hyo Ri nampak mengerutkan dahinya