forty three

661 96 10
                                        

malam itu, pihak kerajaan mengadakan pesta setelah acara penobatan historia selesai. hilda dan beberapa kepala keluarga bangsawan lain lah yang mengurus pesta tersebut.

"mau dibilang pesta juga, ini lebih seperti acara jamuan." levi berkomentar sambil melahap sepotong daging.

"yah, kami mengurus pesta ini kurang dari dua hari."

hilda dengan segelas anggur di tangannya pun menghampiri levi dan hange yang sedang menikmati daging yang telah disajikan.

baik itu levi maupun hange, mereka berdua terpana saat melihat hilda yang mengenakan gaun berwarna biru tua dengan riasan yang tidak berlebihan pada wajahnya.

"uwo!! hilda!!! cantikk!!" teriak hange membiarkan apa yang dipikarannya keluar begitu saja.

"ahahaha, terima kasih, hange."

"kenapa sepertinya aku melihat lebih banyak anggota pasukan pengintai daripada kepolisian?" tanya levi setelah memeriksa sekelilingnya.

"historia ingin mengundang kalian, terutama yang telah menyelamatkannya kemarin."

mata ketiga orang itu tertuju pada historia dan teman-temannya yang lain. mereka sedang menertawakan eren dan jean yang sedari tadi bertengkar.

anak-anak itu mengingatkan mereka pada masa remaja yang telah mereka lalui. canda tawa teman-teman mereka yang telah gugur kembali muncul di ingatan mereka.

"oh, erwin sangat populer dikalangan gadis-gadis itu."

hange menunjuk ke arah erwin yang sedang dikerumuni oleh gadis-gadis muda yang cantik. ini bukan kali pertama hilda melihat pemandangan seperti itu.

"saat dia masih menjadi mayor pun banyak bangsawan yang menginginkan erwin."

jawab hilda, berusaha untuk tidak peduli terhadap apa yang baru saja dilihatnya sampai salah satu gadis yang berdiri di samping erwin terlihat berusaha untuk menggodanya. lagi-lagi ini bukan kali pertama hilda melihat pemandangan itu, namun hatinya sangat kesal melihatnya.

"hah, masalah satu selesai, masalah lain muncul."

hilda meninggalkan levi dan hange yang tertawa melihatnya cemburu, berjalan menuju balkon yang gelap.

tidak sengaja sambatan hilda terdengar oleh erwin yang dikerumuni oleh gadis muda yang ingin dekat dengannya. merasa tidak enak kepada hilda, erwin pamit kepada gadis-gadis tersebut dan menghampiri levi dan hange yang masih menikmati daging dan wine mereka.

"hilda kemana?" tanya erwin, mengganggu acara makan kedua temannya.

"kesana." jawab hange sambil menunjuk arah balkon.

"orangnya cemburu, bodoh."

erwin hanya bisa tertawa mendengar levi dan hange mengoceh dan memarahinya. dilihatnya sosok hilda dengan rambut yang diikat dengan selempai berwarna biru. selempai itu adalah hadiah ulang tahun yang diberikannya untuk hilda enam tahun yang lalu.

"sampai kapan kamu akan tetap menggunakan selempai itu?" tanya erwin kepada hilda yang sedang meneguk wine. selama enam tahun ini, erwin tidak pernah melihat hilda tidak menggunakan selempai yang diberikannya.

"sampai mati pun akan tetap kupakai."

erwin tertawa mendengar jawaban dari hilda. dia pun mendekatkan dirinya kepada hilda yang sedang bersender pada pagar balkon.

"ugh, bau." hilda mengendus mantel panjang yang dikenakan oleh erwin.

"oh ya? padahal aku sudah pakai parfum."

sonder || erwinxocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang