forty

667 96 3
                                        

setelah berpapasan dengan regu levi yang sedang bersama dengan hange, erwin memerintahkan seluruh pasukan pengintai untuk kembali ke markas di distrik orvurd. di sana dia akan mendiskusikan rencana yang akan dijalankan untuk menghabisi rod reiss yang telah menjadi raksasa.

setibanya di markas, hilda langsung turun dan berniat untuk menghampiri historia, namun ditahan oleh erwin.

"mau kemana?"

"tuan putri, akan lebih baik jika aku memberitahukan kejadian tadi dan rencanaku untuk membuatnya menjadi ratu."

"ada kemungkinan dia akan menolak permintaanmu, hilda."

"aku tidak memintanya, itu sudah kewajibannya karena darah sang penguasa dinding mengalir dalam tubuhya."

"kasar sekali kamu. aku yang akan menyampaikan hal itu padanya. setidaknya dia akan menganggap ini adalah tugas terakhirnya sebagai anggota pasukan pengintai."

hilda menghela nafas panjang dan membiarkan erwin mendatangi levi untuk menyampaikan ucapannya kepada historia.

setelah berbicara dengan levi, erwin langsung masuk ke bangunan besar tersebut bersama beberapa bawahannya, sedangkan hilda tetap memperhatikan historia dari jarak yang jauh. hilda tidak dapat mendengar apa yang dibicarakan okeh levi dan regunya, namun dia bisa menebak isi pembicaraan itu lewat raut wajah mereka.

hilda menyusul erwin ke ruang rapat. di sana dia sedang memperhatikan peta yang diletakkan di atas meja.

"erwin," panggil hilda, membuat erwin mengalihkan pandangannya dari peta tersebut. "kalau anak itu ingin bertarung di garda depan, turuti saja kemauannya. jika ada sesuatu yang terjadi di luar dugaan, aku akan langsung menyelamatkannya."

"kamu yakin?"

"tentu saja."

"maksudku, kamu yakin akan menyelamatkannya dengan tanganmu yang seperti itu?"

hilda tertawa mendengar ucapan erwin.

"meskipun sering sakit, tapi setidaknya tangan ini masih bisa digunakan. aku yang seharusnya menanyakan itu padamu, kan?"

hilda melepas jubah yang dia kenakan dan menaruhnya di atas sebuah kursi kayu.

"mau kemana? tidak ikut mendengarkan rapat?"

"mencari pakaian untuk si calon ratu. bisa-bisa dia terkena flu karena memakai pakaian tipis itu."

hilda meninggalkan erwin dan menghampiri seorang wanita yang berseragam dengan lambang bunga mawar di belakangnya. hilda meminta sepasang kemeja dan celana untuk wanita yang berukuran kecil, tidak lupa dengan 3d manuver.

setelah mendapatkan pakaian dan 3d manuver, hilda ingin mendatangi historia, namun dia berpapasan dengan historia dan teman-temannya di koridor.

awalnya mereka tidak menghiraukan hilda sampai hilda harus memanggil nama historia dan mengajaknya untuk berganti pakaian.

hilda menunggu historia dibalik bilik ruang ganti wanita. setelah historia selesai berganti pakaian, hilda membantunya memasangkan peralatan lengkap untuk historia.

"maaf... apa saya pernah bertemu dengan anda?" tanya historia saat hilda membantunya.

"pernah. saya adalah mantan anggota pasukan pengintai. wajar saja jika anda tidak mengenali saya karena saya memang jarang menemani para kadet latihan."

"ka-kalau begitu, kenapa anda berbicara sangat formal dengan saya?"

mendengar pertanyaan dari historia mengukir senyum pada wajah hilda.

"karena saya akan melayani anda, ratu."

wajah historia memerah dan hilda melihat historia menjadi frustasi setelah dirinya memanggil historia dengan gelarnya sebagai ratu.

"saya belum resmi menjadi ratu, tolong jangan panggil saya seperti itu lagi."

"lalu, saya harus memanggil anda bagaimana?"

"christ-" kata-kata historia terpotong. memperkenalkan diri sebagai christa lenz sudah menjadi kebiasaannya selama lima tahun ini, dan demi janjinya terhadap ymir, historia harus menyebutkan namanya dengan bangga. "historia."

"baiklah, historia. ini." hilda memberikan sebuah karet gelang kepada historia untuk merapikan rambut pirangnya yang terurai.

mereka keluar dari ruangan tersebut dan berjalan menuju ruang rapat, ruang dimana teman dan rekan mereka berkumpul.

"maaf, nama anda..."

"saya hilda freiherr, anda tidak perlu formal seperti itu kepada saya."

"kalau begitu, kak hilda juga. tidak seru kalau hanya aku yang berbicara santai begini."

"eh? kak?"

"iya, boleh kan aku memanggilmu seperti itu?"

hilda tertawa pelan mendengar historia yang mulai ceria dihadapannya.

"kalau itu keinginan anda, saya tidak mungkin menolak."

"aku, kamu, kak hilda. tadi, apa maksudnya melayaniku?"

"keluarga saya-maksudnya, keluargaku dalam catatan sejarah adalah salah satu keluarga yang setia pada penguasa tembok ini. tapi sepertinya, kepala keluarga yang sebelumnya tidak ingin mengikuti ayahmu, rod reiss. aku tidak pernah mendengar alasan yang sebenarnya. saat kepala keluarga yang sebelumnya meninggal, beliau berpesan untuk mencari penguasa yang sebenarnya, penguasa yang tidak memikirkan kepentingan dirinya sendiri, tapi rakyatnya."

historia menundukkan kepalanya setelah mendengar kalimat terakhir hilda. muncul pertanyaan yang membuatnya dirinya ragu, apakah dia bisa menjadi ratu yang baik untuk rakyatnya? apakah dia bisa memimpin dengan baik? dia sendiri tidak mengetahui apa saja tugasnya nanti.

"aku yakin kamu bisa melakukannya. sorot matamu, aku percaya padamu." hilda mengacak-acak rambut gadis yang lebih pendek darinya.

"tugas ratu sangat berat, sebagai keluarga bangsawan yang mengabdi pada ratu, aku akan selalu membantumu."

hilda dan historia memasuki ruang rapat. erwin dan kapten pasukan garrison baru akan memulai membahas rencana saat hilda memasuki ruangan tersebut.

setelah mendengarkan rencana yang dipikirkan oleh erwin, kapten tersebut menarik kerah kemeja erwin. hilda yang sedang bersender pada dinding dekat pintu ruang rapat refleks memegang pistol yang masih dibawanya di saku jasnya.

"ah, kebiasaan." hilda mengutuk dirinya sendiri karena masih belum menghilangkan kebiasaannya saat dia masih menjadi bawahan erwin.

erwin menjelaskan tugas pasukan garrison lebih detail, dibantu oleh hange. karena dia hadir bukan sebagai anggota militer, hilda hanya diam mendengarkan percakapan kedua belah pihak.

rapat dengan pasukan garrison telah selesai, namun erwin mengumpulkan levi dan regunya untuk membahas rencana lain. sedangkan hilda tidak ikut karena seorang anggota garrison ingin berbicara dengannya

saat menyelesaikan percakapan dengan anggota garrison tersebut, hilda berniat untuk menyusul erwin dan regu levi, dia bertemu dengan sang komandan di koridor sedang berjalan sendirian.

"ng? sudah selesai? barusan mau kesana." erwin menjelaskan apa yang disampaikannya tadi kepada hilda sambil berjalan menuju lapangan, melihat persiapan para pasukan sebelum mereka pergi menuju tembok.

"erwin, mau taruhan?" tanya hilda sebelum mereka berpisah.

"kalau historia bersikukuh untuk tetap ikut di garda depan, belikan aku sebotol alkohol. dan jika dia berhasil melakukan apa yang dia inginkan, belikan aku satu lagi."

"kamu membuatku terlihat seperti tidak mempercayai kemampuan seorang ratu."

"yaah~ matamu berbicara seperti itu."

sonder || erwinxocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang