twenty one

924 126 2
                                        

hujan turun dengan deras. suar sinyal berwarna pun tidak terlalu berguna karena suar tersebut terbuat dari asap yang dengan mudah akan hilang saat terkena air.

para pasukan pengintai pun hanya mampu melihat beberapa meter karena kabut dan hujan.

posisi hilda berada di regu komandan, dimana erwin juga ditempatkan oleh keith untuk membantunya menjaga formasi.

hilda yang paham betul resiko dari rencana erwin yang mereka rancang bersama itu merasa khawatir. hujan yang deras dan kabut yang tebal ini mempermudah levi dan temannya untuk membunuh erwin diam-diam.

"mike! berjagalah!" hilda menyiapkan pedangnya, mewaspadai pergerakan yang mungkin akan datang tiba-tiba. namun, sampai hujan deras itu berhenti, dia tidak merasakan ada tanda-tanda orang lain yang mendekati mereka.

"kita akhiri ekspedisi ini sekarang! cuacanya sangat tidak mendukung." ucap keith sambil menembakkan suar sinyal berwarna biru.

meskipun hujan dan kabut sudah menghilang, hilda melihat suatu tempat yang dipenuhi oleh kabut, dan dia tahu kabut itu berasal dari regu flagon.

"komandan, ada kabut tebal berasal dari arah timur. haruskah kita berkumpul disana?" tanya hilda kepada keith. belum sempat keith menjawab pertanyaan hilda, erwin memotongnya.

"biar saya, mike, dan hilda yang kesana. setelah memastikan keadaan, kami akan langsung menyusul wagon perlengkapan."

seolah-olah tidak bisa mengatakan tidak kepada erwin, keith membiarkan ketiga pasukannya yang misterius itu pergi menuju arah kabut tebal itu.

"erwin, kabut aneh itu..." ucap mike ragu.

"iya, tidak salah lagi. titan dalam jumlah yang banyak telah dihabiskan oleh mereka."

sesampainya di tempat dimana kabut itu berasal, prediksi erwin separuh benar dan separuhnya lagi salah. terlihat beberapa titan yang hanya bersisa tulangnya saja dan seorang pria berambut hitam yang terduduk disamping salah satu titan.

hilda dan mike memeriksa para pasukan yang sudah tidak bernyawa lagi, sedangkan erwin menghampiri levi.

"levi! kamu melakukan semua ini sendirian?"

levi tidak menjawab pertanyaan erwin. dengan sisa tenaga yang tersisa, dia menjatuhkan erwin dari kudanya.

hilda dan mike tidak tinggal diam, mereka ingin menjauhkan levi dari erwin dan menolongnya, namun levi mengeluarkan pedangnya dan mengancam mereka untuk tidak ikut campur.

"turuti saja. jika dia mulai menggila, jatuhkan. jangan sampai membunuhnya." ucap hilda mencoba menenangkan mike.

levi mengarahkan pedangnya tepat di leher erwin. sisa pedangnya yang masih lancip itu membuat darah keluar dari pria yang nyawanya berada di tangannya.

erwin mencoba menjelaskan bagaimana dia sudah merencanakan semua ini sejak awal. mulai dari ancaman kepada lobov dan perekrutan levi.

"mereka bukan apa-apa selain bidak di permainmu yang sia-sia. dan inilah kekalahanmu!"

levi mengayungkan pedangnya, siap untuk membunuh erwin sekarang juga. hilda dan mike mencoba untuk mencegah levi. namun erwin menangkap pedangnya dengan tangan kosong. cairan merah menyebar keluar dari tangan erwin. dia mencoba untuk menahan ayunan pedang levi yang kuat dengan tangan kirinya.

"permainan yang sia-sia? siapa yang membunuh rekanmu, teman-temanmu? aku? dirimu sendiri? apa menurutmu jika kalian bertiga datang dan membunuhku, kalian bisa kabur hidup-hidup?"

levi mengurangi tenaganya dan mulai merasa menyesal. jika saja dia tidak berpisah dari kedua temannya, mungkin mereka tetap akan hidup.

"ya. itu karena kesombonganku. harga diriku yang terkutuk untuk disalahkan..." hilda mampu mendengar suara levi yang dipenuhi oleh penyesalan. dia pernah berada diposisi pria itu, setiap ekspedisi, dia selalu merasa seperti itu.

"TIDAK!"

erwin menarik pedang milik levi, membuat semakin banyak darah yang keluar dari tangannya.

"orang bodoh itu..." gumam hilda melihat darah menetes dari pedang orang yang ingin membunuhnya.

"mengapa mereka memakan orang? darimana para titan itu berasal? kita tidak tahu! jika kita masih sepenuhnya tidak peduli, kita tidak akan bisa membalikkan situasi! dan selamanya kita akan tetap menjadi santapan mereka! lihat sekitarmu! di tempat terbuka yang luas ini, tidak ada dinding. tidak peduli seberapa jauh kita pergi. disini, mungkin ada sesuatu yang bisa membebaskan kita dari keinginan kita. mereka hanya tinggal dimana bahaya tidak akan datang kepada mereka. hanya berpikir tentang keuntungan dan kerugian mereka sendiri. tapi kenyataannya, ada orang yang tidak ingin kita untuk meninggalkan dinding ini! wajar saja, mata mereka yang tertutupi oleh awan, dikurung didalam tembok selama seratus tahun, mereka tidak bisa melihat sisi lainnya." erwin melepaskan pedang yang membuatnya terluka itu dari tangannya.

"bagaimana denganmu, levi? apakah matamu tetap ditutupi oleh awan? apakah kamu akan tetap membunuhku dan kembali ke tempat gelap itu? kami tidak menyerah untuk bebas dari tembok ini! berjuanglah bersama pasukan pengintai, levi! umat manusia membutuhkanmu!"

levi melihat langit yang kembali berwarna biru. sinar matahari yang hangat ini tidak akan pernah dia rasakan jika dia kembali ke kota bawah tanah. dia melihat teman-temannya. meskipun dia tidak akan bisa bersama mereka lagi, levi bersyukur kedua sahabatnya dapat melihat langit yang indah ini.

"mulai sekarang, tidak ada kesepakatan..."

erwin langsung menaiki kudanya dan memerintahkan untuk segera menyusul wagon perlengkapan.

"erwin, setidaknya tutupi dulu lukamu!" hilda mencoba menahan erwin tapi pria itu sangat keras kepala.

"nanti saja, setelah kita menyusul wagon perlengkapan."

"cih, keras kepalanya ingin kuhantam dengan batu besar." gumam hilda sambil menaiki kudanya. hilda melihat levi yang masih berdiam diri melihat langit, untuk pertama kalinya ekspresi wajah levi dapat dibaca dengan jelas.

"levi, masih punya tenaga untuk mengendarai kuda, kan? kalau tidak kuat, naiklah bersama mike."

"eh? aku?"

levi mengabaikan percakapan hilda dan mike. dia menaiki kuda yang telah menunggunya daritadi. mulai hari itu, levi akan terus mengikuti perintah erwin, dia akan selalu mematuhinya, dia akan menaruh semua kepercayaannya kepada erwin.

based on 'A Choice With No Regrets' manga

sonder || erwinxocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang