thirty six

721 103 6
                                        

"aku bahkan tidak tahu, apakah ini adalah cara yang benar atau salah. aku mencintainya, tidak ingin kehilangannya, tapi aku juga tidak bisa menghalanginya untuk menggapai tujuannya. hahahaha, aku saja tidak bisa membayangkan hariku tanpanya. apa yang terjadi setelah dia tidak ada? aku tidak tahu. apa yang terjadi jika aku menjauhkannya dari bahaya dan dia berada disisiku selamanya? aku tidak tahu. aku tidak tahu mana yang lebih baik, hange. aku hanya tahu, selama dia masih disini, selama aku masih bisa berada disisinya, selama aku bisa mendengarkan suaranya, aku bahagia. yah, aku tidak tahu apakah erwin juga bahagia atau tidak. tapi dari matanya, sepertinya dia juga bahagia."

erwin merasakan cahaya matahari dan mulai membuka matanya, terbangun dari mimpi panjangnya. di mimpinya, dia ingat bagaimana dia menemukan hilda yang sedang bercerita pada hange malam itu.

dilihatnya sesosok wanita dengan kemeja hitam yang sedikit digulung dengan rambut hitam panjang yang diikat dengan selempai berwarna biru. perempuan itu sedang membuka tirai di ruangan tersebut, membiarkan debu berterbangan dan cahaya matahari masuk ke dalam ruangan.

erwin mencoba untuk duduk dan bersender pada dinding di belakangnya meskipun dia merintih kesakitan.

hilda yang mendengar suara erwin langsung membalikkan badannya.

"maaf aku membangunkanmu." ucap hilda saat dia membantu erwin untuk duduk.

"sudah berapa hari?"

"tiga hari. ini, minumlah."

hilda memberikan segelas air putih kepada erwin dan langsung diteguk sampai habis.

seseorang mengetuk pintu kayu ruangan tersebut dan hilda membukanya. seorang anggota pasukan pengintai memberikan nampan berisikan makanan untuk erwin. hilda masih menemani erwin hingga dia selesai sarapan.

"historia reiss, kamu ingin langsung membawanya?" tanya erwin setelah dia menghabiskan sarapannya.

"dasar. istirahatlah dulu sampai pulih baru membicarakan pekerjaan."

hilda merapikan nampan dan menaruhnya di lantai agar tidak berantakan.

"lebih baik menempatkannya di tempat rahasia, kan? mungkin rod reiss sudah memperkirakan kamu akan membawanya ke rumahmu."

melihat erwin yang tidak mendengar ucapannya, hilda hanya menghela nafas panjang.

"apa rencanamu, erwin?"

"levi dan regunya akan menjaga eren dan historia reiss sampai eren siap."

"regu levi?"

"iya, semua anggota baru yang tersisa akan berada dibawah pengawasan levi."

"itu saja?"

"untuk sekarang, itu saja."

hilda beranjak dari kursinya setelah mereka membahas rencana yang telah dipikirkan oleh erwin meskipun dalam hatinya, hilda ingin menemani erwin lebih lama.

saat hilda memegang gagang pintu dan bersiap untuk membukanya, erwin memanggil namanya dan memintanya untuk kembali menemaninya yang tentu saja diiyakan oleh hilda.

setelah mengembalikan nampan, hilda melihat levi yang sedang berjalan menuju kamar tempat dimana erwin dirawat.

"kukira erwin sudah mengusirmu."

"jahat banget, pendek."

"erwin sudah bangun?" levi yang sudah biasa diejek pendek oleh hange dan hilda tidak memperdulikan ejekan tersebut.

"barusan. dia seperti sebuah sistem, bangun-bangun langsung membicarakan pekerjaan."

"sama persis denganmu."

levi dan hilda memasuki kamar yang ditempati oleh erwin dan melihat pixis sudah duduk disana.

tiba-tiba val datang menemui hilda karena ada urusan yang harus diselesaikan oleh hilda. sebelum pamit kepada erwin, levi, dan pixis, hilda dapat melihat wajah erwin yang kecewa. jarang sekali hilda melihat raut wajah erwin seperti itu dan sekarang terlihat sangat lucu karena rambutnya yang masih berantakan.

"jadi, rumor bahwa kalian sepasang kekasih itu benar?" tanya pixis menjahili erwin. wajahnya langsung memerah dan levi hanya bisa menahan tawanya saat melihat erwin yang salah tingkah.

saat mereka sedang berbincang, hange dan connie memasuki ruangan dan menjelaskan spekulasi mereka tentang kejadian beberapa hari yang lalu. sementara hilda meminjam ruangan lain untuk mengerjakan urusannya.

matahari mulai tenggelam saat hilda kembali ke kamar erwin setelah menyelesaikan semua urusannya. hilda melihat erwin yang sedang duduk bersender di atas kasurnya.

"lama sekali."

hilda tertawa mendengar suara erwin yang kesal karena harus menunggu lama.

"levi dan komandan pixis sudah kembali?" tanya hilda sambil duduk di kursi yang terletak di sisi kanan erwin.

"sudah, hange dan connie tadi menyampaikan sesuatu."

erwin menjelaskan apa yang hange dan connie sampaikan tadi.

"misi penyelamatan kemarin memakan korban yang tidak sedikit dan ternyata semua raksasa itu adalah manusia."

erwin hanya membalasnya dengan anggukan dan tiba-tiba melihat tangan hilda yang bergetar sambil memegang selimutnya.

"untunglah kamu kembali."

meskipun hilda mengucapkannya dengan suara yang sangat pelan, erwin dapat mendengarnya. erwin dapat mendengar kekhawatiran dibalik suara pelan tersebut.

"hilda, tolong kunci pintunya."

"ehh?! tubuhmu belum pulih sepenuhnya, erwin!" wajah hilda mulai memerah karena memikirkan sesuatu yang aneh-aneh.

"mesum sekali. cepat kunci dan duduk disini."

erwin menepuk-nepuk kasurnya. hilda pun segera menuruti permintaan erwin, mengunci pintu dan duduk tepat di sisi kiri erwin.

setelah hilda mendarat diatas kasur, erwin langsung berbaring dan memeluk hilda.

"ada apa?" tanya hilda sambil memainkan rambut erwin yang berantakan.

"kamu menyuruhku beristirahat, kan?"

hilda tertawa melihat erwin yang tiba-tiba manja seperti ini.

"masih ada urusan lagi?"

"untuk hari ini, sudah selesai semua."

"baguslah."

hilda melepaskan sepatu dan jasnya lalu masuk ke dalam pelukan erwin.

"jangan pergi dulu. tinggalkan sesuatu untukku baru kamu boleh pergi, erwin."

erwin yang mendengar dengan jelas gumam dari hilda tersenyum. masih jelas diingatannya bagaimana kemarin dia mengira akan mati saat melakukan misi penyelamatan eren.

sonder || erwinxocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang