fourteen

1.1K 148 12
                                        

anak-anak panti yang berjumlah 8 orang, 3 yang berusia sekitar 12 tahun dan sisanya dibawah 10 tahun membantu emma menyiapkan meja makan. hilda dan erwin juga ikut membantu mereka meskipun emma bilang tamu seharusnya duduk saja tidak usah ikut membantu.

"jadi, sejak kapan kalian menjalin hubungan?" tanya emma yang membuat hilda tersedak. erwin pun memberikan gelas berisi air putih kepada hilda yang duduk disampingnya.

"kurang lebih lima tahun." jawab erwin dengan santai.

"huwaa~ 5 tahun. selama lima tahun itu, kalian sudah melakukan itu?" tanya emma usil.

"belum, hilda masih dibawah umur." lagi-lagi erwin menjawab pertanyaan emma dengan santai, membuat hilda memberikan tatapan 'aku akan membunuh kalian' kepada erwin dan emma.

emma yang usil tidak peduli dengan tatapan yang diberikan oleh hilda dan melanjutkan pertanyaannya.

"tapi hari ini dia berumur 20, kan?"

saat erwin ingin menjawab, hilda memotong pembicaraan emma dan erwin.

"kalian berdua, carilah topik yang lain. disini banyak anak kecil." hilda membantu olive, anak berusia 5 tahun yang duduk tidak jauh darinya untuk membersihkan makanan yang belepotan di wajahnya.

"baiklah~ apa ada yang ingin anda tanyakan tentang hilda, mayor erwin?" tanya emma kepada erwin.

"kalian yang mendirikan panti ini?"

"kurang lebih begitu. 8 tahun yang lalu, aku mengadopsi nert, wern, dan hahn yang saat itu masih berusia sekitar empat tahun di gubuk kecil. mereka adalah anak yatim piatu yang ditinggalkan oleh orang tua mereka, sedangkan aku hanyalah seorang penjual baju yang miskin.

saat aku sedang berjualan baju di pasar ditemani oleh mereka bertiga, hilda membeli baju yang kujual dan bertanya, apakah ketiga anak ini adalah anakku. wajar saja dia bertanya seperti itu karena wajah mereka tidak mirip sama sekali.

aku menjawab dengan dingin saat itu. 'aku mengadopsi mereka. ada apa?'. anak itu, hilda, bukannya kesal karena jawabanku yang dingin dia malah tersenyum dan bilang ingin membantuku. awalnya dia ingin mendirikan panti ini didalam tembok rose, tapi katanya tidak disetujui oleh pemerintah. dia pun akhirnya membeli rumah ini dan memberikan uang setiap bulan. aku tahu dia adalah anak dari keluarga bangsawan, tapi untuk anak berumur 12 tahun melakukan hal sebanyak itu, hebat sekali.

aku tidak tahu siapa saja koneksinya dan berapa banyak uang yang dia miliki. kukira dia minta uang kepada ayahnya, tapi katanya ayahnya tidak mengetahui apa pun. walaupun aku dan dia bekerja sama, bohong saat kubilang aku tahu segalanya tentangnya."

emma berhenti bercerita. erwin daritadi mendengarkan ceritanya dengan seksama, tidak melewatka satu kata pun.

"maaf ya, mayor. ceritanya jadi kemana-mana."

erwin menggelengkan kepalanya. dia senang bisa mendengarkan cerita yang tidak ia ketahui tentang hilda, gadis yang sangat dicintainya.

"hilda! tahun depan aku akan masuk ke pelatihan militer!" seorang anak laki-laki yang duduk di samping erwin berbicara dengan semangat, erwin dapat melihatnya pada mata anak tersebut.

"saat pelatihan jangan menangis ya, finn." goda hilda yang masih sibuk menyuapi anak disampingnya.

"tentu saja tidak akan!" jawab finn yang wajahnya memerah.

erwin ingat wajah anak itu. dia adalah anak kecil yang ditemui oleh hilda tujuh tahun yang lalu.

"kamu yang tujuh tahun lalu mencuri roti tapi rotinya malah dikembalikan oleh hilda, bukan?" potong erwin. wajah finn semakin merah karena malu.

"aku tidak mencuri! hanya mengambil..."

ruang makan yang kecil itu dipenuhi oleh tawa hangat. anak-anak yang ingin mendengar cerita bagaimana keadaan di luar sana, apakah titan sungguh menyeramkan, bagaimana udara di luar sana, sesibuk apa pekerjaan sebagai prajurit sampai-sampai hilda tidak datang mengunjungi mereka selama tujuh tahun.

saking asiknya mengobrol, hilda dan erwin tidak sadar bahwa matahari akan terbenam sebentar lagi. mereka segera pamit dan melanjutkan jalan-jalan di distrik shiganshina.

erwin yang sadar banyak sekali pria yang memandangi hilda yang berjalan mendahuluinya menarik gadis yang panjang rambutnya sudah melebihi bahu itu.

"jangan jauh-jauh dariku." erwin menggenggam erat tangan hilda. biasanya wajah hilda akan langsung merah karena malu, tapi dia tersenyum kepada erwin dan mengiyakan permintaannya.

angin berhembus kencang, membuat topi yang dikenakan oleh hilda terbang. saat hilda berusaha mengambil topinya, erwin memegang rambut hilda.

"rambutmu...sudah panjang sekali."

"hm? oh iya, aku tidak sadar. pulang nanti akan kupotong."

erwin tidak ingin rambut hilda yang indah dipotong. gadis dihadapannya sangat cantik dengan rambut panjangnya. tapi dia tahu jika rambutnya terurai begitu saja akan membuat hilda terganggu saat menggunakan 3d manuver.

erwin melihat ada sebuah stan yang menjual selampai dan mendatanginya. dia membeli dua buah selempai, warna hijau dan biru, dan memberikannya kepada hilda.

"jangan potong rambutmu, pakai ini saja."

hilda segera mengikatkan rambutnya dengan model kuncir kuda yang tinggi, memperlihatkan tengkuk lehernya. wajah erwin memerah.

erwin melepaskan selampai yang sudah diikat rapi oleh hilda dan mengikatkannya lagi, namun lebih rendah dan menutupi tengkuk leher hilda.

di tengah keramaian pasar di distrik shiganshina, erwin menyentuh wajah hilda dan mendekatkan wajahnya kepada hilda. bibir mereka bersentuhan, namun hilda hanya diam, tidak mendorong erwin.

"ayo pulang."


Hai hai hai~
selamat menyaksikan snk season baru, season tanpa danchou sasageyo kesayangan author dan sejuta umat manusia~^^

sekian pesan yang tidak penting ini, terimakasih telah membaca dan memberikan dukungan kepada sonder.

arigatou! thank you very kamsak!<3

sonder || erwinxocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang