di perjalanan untuk menemui pixis, val sempat membelikan sarapan ala kadarnya untuk mereka bertiga, hilda, kusir, dan dirinya sendiri.
"apa yang anda temukan, nona? anda terlihat senang." tanya val saat melihat senyum di wajah hilda setelah mereka menghabiskan sarapan.
"tidak banyak. dari luka di leher presdir reeves, semua orang bisa tahu bahwa luka itu dibuat oleh orang yang profesional. cara orang itu menyayat presdir reeves sangat rapi dan tanpa keraguan sedikit pun. aku tidak yakin ada orang yang memiliki kemampuan seperti itu di pasukan pengintai."
"itu saja, nona?"
"aku sudah bilang kan, tidak banyak. tapi kurasa ini lebih dari cukup untuk meyakinkan komandan pixis dan paman darius."
kereta kuda yang membawa hilda telah sampai di markas garisson. namun salah satu anggota garrison memberi tahu hilda bahwa pixis sedang berada di kediaman darius untuk menemui darius zackly.
tidak ingin membuang waktu sedikit pun, hilda langsung meminta sang kusir untuk segera berangkat menuju kediaman darius yang telah ia kenal sejak masih kecil.
meskipun pikirannya sedang penuh, tanpa sadar hilda tertidur di perjalanan karena tubuhnya yang mulai merasa lelah.
hilda terbangun saat sang kusir memberitahunya bahwa mereka telah sampai di tempat tujuan. dengan mata yang masih mengantuk, hilda langsung masuk ke dalam bangunan tersebut. tujuan pertamanya bukanlah ruang kerja darius, melainkan toilet. di sana hilda mencuci mukanya agar terlihat lebih segar.
saat hilda memasuki ruang kerja darius, dia melihat darius dan pixis bersama beberapa bawahannya sedang berdiskusi. darius mempersilahkannya masuk dan membiarkan hilda duduk di kursi yang berhadapan dengan pixis.
"mungkin saat ini erwin sedang diinterogasi oleh mereka." ucap pixis setelah memastikan hilda sudah duduk di kursinya.
"sepertinya begitu. komandan pixis, komandan erwin menitipkan sesuatu pada anda, kan?"
pixis langsung menyadari tujuan hilda datang kemari setelah mendengar pertanyaannya.
"aku bukan panglima darius yang sudah mengenalmu sejak lama. buktikan padaku bahwa kamu berada di pihak kami dan tidak berada di pihak bangsawan lain."
"bukti? hmm." hilda tidak langsung menjawabnya. dia memikirkan jawaban terbaik yang akan membuat pixis yakin bahwa dia berada di pihak militer. "saya membenci rezim yang sekarang. meskipun perusahaan freiherr adalah penyumbang terbesar kerajaan ini, tapi saya sangat membencinya. saya juga sengaja menuruti perintah raja untuk memberikan sumbangan kepada rakyat karena saya sudah mengira hari dimana pergantian rezim akan datang. sebagian besar rakyat tentunya tidak akan langsung menerima raja yang baru, tapi jika saya, yang memiliki reputasi baik di kalangan rakyat, mendukung raja yang baru, saya yakin tidak sedikit rakyat ikut setuju dengan saya."
"tapi sebagai salah satu bangsawan, setidaknya anda mengetahui beberapa hal yang umum bagi bangsawan tapi asing bagi kami. kenapa tidak memberitahu kami sesuatu?"
"sama seperti komandan pixis, saya masih belum memercayai anda sepenuhnya dan karena itu saya tidak menyebarkan informasi yang sangat rahasia dan dapat mengancam nyawa seseorang."
"hmm, melihat cara bicara anda, sepertinya anda yakin sekali bahwa saya berada di pihak yang sama dengan erwin."
"saya tidak sepenuhnya yakin, karena itu saya kemari. saya ingin meyakinkan anda untuk membantu komandan erwin dan menyelamatkannya. hanya panglima zacklay dan anda yang bisa membantunya."
"indahnya masa muda."
kata-kata yang dilontarkan oleh pixis itu membuat hilda kebingungan karena dia tidak paham dengan ucapan pixis.
hilda, pixis, dan darius langsung merancang rencana mereka. tidak butuh waktu yang lama sampai ketiga orang tersebut sepakat dan paham.
"erwin adalah orang yang sangat hebat dengan kata-katanya. iya kan, nona hilda?"
hilda yang sedang meminum air putihnya tersentak saat pixis tiba-tiba membicarakan erwin.
"dia tidak perlu menggunakan kekerasan agar orang-orang perlu mendengarkannya. saat nyawanya sedang terancam saja dia tidak memaksaku untuk membantunya."
hilda tersenyum mendengar pixis memuji erwin. dia sangat setuju dengan pixis. erwin adalah seseorang yang mampu menggerakkan hati seseorang lewat kata-katanya, dan itu yang membuat hilda rindu akan masa-masanya saat masih menjadi anggota pasukan pengintai.
"kalian tidak ada rencana untuk menikah?" tanya darius, membuat wajah hilda memerah dan salah tingkah. pixis dan darius hanya tertawa melihat hilda yang kesusahan menjawab pertanyaannya.
"aku dan pixis akan kesana saat mereka memanggil pixis. kalau kamu ingin menemui erwin, pergilah. mereka pasti tidak melarangmu masuk kesana, kan?"
hilda segera beranjak dari duduknya dan pergi dari kediaman darius menuju markas pusat yang letaknya tidak jauh darisana.
sesampainya di markas pusat, hilda merasakan sesuatu yang janggal. hanya sedikit brikade kepolisian regu pertama yang berjaga disana padahal tugas mereka adalah melindungi raja. yang berjaga di markas utama sekarang justru regu yang dipimpin oleh nile dock, teman satu angkatan erwin.
setelah meyakinkan beberapa brikade kepolisian yang menjaga penjara bawah tanah, hilda memasuki penjara bawah tanah untuk menemui erwin. di jalan dia berpapasan dengan salah satu bidak raja dengan pangkat yang tinggi.
"tangannya, sepatunya juga." meskipun suaranya sangat pelan, val dapat mendengar sedikit ucapan hilda.
"ada apa, nona?"
"dia menghajar erwin menggunakan tangan kosong dan menendangnya habis-habisan sampai kulit sepatunya sedikit rusak."
hilda dan val pun akhirnya tiba di sel tahanan yang mengurung erwin. dari balik jeruji itu, hilda hanya bisa melihat punggung sosok pria tersebut.
"buka." perintah hilda kepada seorang brikade kepolisian yang memegang kunci penjara yang mengurung erwin.
"buka, segera. aku tidak akan berbicara aneh-aneh atau membantunya kabur."
akhirnya prajurit tersebut membukakan jeruji sel untuk hilda. hilda dapat melihat erwin yang terkulai lemas dengan tangan kiri yang diborgol.
"erwin."
tidak ada respon yang didapatkan oleh hilda. dia pun mendekati erwin dan berjongkok agar bisa melihat wajah erwin dengan jelas.
"jelek."
setelah melihat luka dan memar di wajah erwin, hilda berjalan keluar dari sel tahanan dan kembali ke atas. dia melihat nile dan beberapa pasukannya berjalan menuju penjara bawah tanah sambil membawa borgol lengkap untuk pergelangan tangan dan kaki.
hilda menghela nafas panjang, mencoba mengontrol emosinya.
"aku ingin minum. tanganku juga gatal."

KAMU SEDANG MEMBACA
sonder || erwinxoc
Fanfictionseorang gadis dengan nama keluarga bangsawan berumur 15 tahun bergabung dengan pasukan pengintai. ketika anak bangsawan lainnya telah menemukan kedamaian hidup mereka dibalik tembok besar, hilda freherr memilih untuk mencari jawaban dari semua pert...