hilda membiarkan salah satu pelayan yang bekerja di rumahnya mengurus kuda kesayangannya tepat setelah dia sampai di rumahnya. masih mengenakan seragam yang lengkap, hilda berlari menuju kamar ayahnya.
saat tiba di kamar sang ayah, hilda dapat melihat dokter pribadi keluarganya sedang berbicara dengan kepala pelayan keluarganya.
"bagaimana keadaan ayah?" dengan nafas yang masih tersenggal, hilda berharap dapat mendengar kabar baik dari dokter.
"kabar baiknya, detak jantung tuan freiherr telah kembali normal. namun kabar buruknya, dengan kondisi beliau yang semakin buruk, akan sulit baginya untuk bertahan sampai tahun depan."
setelah mendengar pernyataan dari dokter, hilda berjalan lemas mendekati ayahnya yang terbaring diatas kasurnya.
"terimakasih, dokter. anda boleh kembali bekerja sekarang. luis, tolong antarkan dokter."
kepala pelayan, luis, dan sang dokter segera keluar dari ruangan, meninggalkan hilda yang daritadi menundukkan kepalanya. dia tidak sanggup mengangkat kepalanya.
hilda duduk dengan bertumpu pada lututnya sambil menggenggam erat tangan ayahnya.
11 tahun yang lalu, dia berjanji akan menjadi wanita yang kuat, yang tidak akan menjatuhkan air matanya dengan mudah. menjadi wanita yang tidak akan menangis dihadapan orang lain, terutama ayahnya, orang yang selalu berada di sisinya, menjaganya sejak dia kecil.
hilda mengingat bagaimana ayahnya lah orang yang selalu merawatnya, selalu melindunginya, disaat dia bahkan tidak tahu bagaimana wajah ayah dan ibunya.
"secepat ini kah? aku kira kita akan memiliki lebih banyak waktu, lebih banyak kenangan." air matanya mulai jatuh, hilda pun merasa sulit untuk bernapas karena dadanya yanf terasa sesak.
"kumohon, bertahan lah lebih lama lagi, ayah." hilda tidak mendengar jawaban dari ayahnya yang masih belum sadarkan diri.
"ayah..." tangisnya tidak berhenti, begitu pula hatinya yang tidak berhenti agar ayahnya segera bangun.
"hil...da..." hilda mendengar suara seorang pria yang sangat dia hafal. tubuhnya gemetar melihat sang ayah membuka matanya dengan lemas, tangisnya semakin kencang.
tangan gilbert mencoba untuk merah wajah hilda yang basah karena air matanya. dia menghapus air mata yang terus mengalir dari mata keponakannya yang sudah dianggap sebagai anaknya sendiri.
"jangan menangis."
hilda mengangguk pelan dan memeluk ayahnya. meskipun tidak memiliki waktu yang banyak untuk bersama ayahnya, dia akan menghabiskan waktu yang tersisa untuk ayahnya.
setelah beberapa waktu, hilda keluar dari ruangan tersebut dan langsung melihat luis dan val sedang menunggu dibalik pintu dengan wajah khawatir.
"ayah sudah siuman, jangan terlalu tegang seperti itu." ucap hilda mencoba untuk mencairkan suasana.
"hilda-san! apakah tuan baik-baik saja?" tanya val khawatir.
"val, kecilkan suaramu."
"untuk sekarang baik-baik saja. mulai hari ini aku akan pulang dua hari seminggu, setiap lima hari itu, tolong jaga ayah untukku."
mendapat perintah dari sang majikan, luis langsung mengangguk dan siap melaksakan perintahnya.
"oh iya. val, kamu terlihat sangat pandai menunggangi kuda. sudah belajar sejak kapan?"
val langsung gelagapan. selama tinggal di rumah keluarga freiherr bersama ayahnya, val sebenarnya tidak mendapatkan izin untuk menunggangi kuda milik keluarga tersebut. dia takut hilda akan memarahinya atas tindakan lancangnya.
hilda tersenyum melihat laki-laki yang lebih muda itu gelagapan salah tingkah. dia mengacak rambut merah val dengan gemas.
"sudah punya nama untuk kuda tadi? mulai sekarang dia adalah tanggung jawabmu. pergilah dan bermain dengannya lebih lama."
wajah gembira val terukir dengan jelas. setelah berterima kasih, dia langsung berlari menemui kuda kesayangannya.
"nona, anda tidak perlu memberinya kuda." ucap luis setelah melihat anaknya berlari dengan riang.
"tidak apa-apa." jawab hilda. sejak keluar dari kamar ayahnya, ada sesuatu yang terpikirkan oleh hilda.
"aku ingin anakmu bekerja padaku. ajari dia pengetahuan dasar tentang keluarga ini dan yang paling penting, ajari dia tentang bisnis. jika butuh seorang guru, jadikanlah anakmu muridnya." luis terkejut mendengar permintaan hilda. dia tahu hilda adalah seorang perempuan yang cerdas sejak dia masih sangat kecil, namun tidak pernah sekali pun dia berhasil menebak tujuan hilda yang sebenarnya.
"tadi aku berbicara dengan ayah, dia ingin kamu membantu pekerjaannya yang ringan dan dia akan tetap mengerjakan hal penting sendirian. kamu dengar sendiri, hidupnya tidak lama lagi dan saat itu juga aku yang akan menjadi kepala keluarga ini.
saat hari itu tiba, aku tidak akan melepaskan pekerjaanku sebagai prajurit. anggap saja aku mempunyai dua pekerjaan. aku tidak bisa mengurus keduanya sendirian. jika kamu bertanya kenapa tidak kamu saja, itu karena aku akan mempunyai jadwal yang sibuk. usiamu tidak muda lagi, tidak mungkin aku memberikan pekerjaan yang sangat menguras tenaga kepada pria paruh baya. dan aku melihat potensi yang besar pada anakmu, diasah sebentar dan dia akan menjadi pria yang mengagumkan. bagaimana? apakah keberatan?"
luis hanya menggeleng. tidak ada alasan baginya untuk menolak perintah maupun permintaan keluarga yang telah menyelamatkan keluarganya. dia sudah bersumpah untuk setia kepada keluarga freiherr sejak gilbert menemuinya hari itu.
"bagus, aku akan kembali ke markas karena ada beberapa urusan. besok fajar aku akan kembali. jangan biarkan siapa pun masuk ke kamar ayah, cukup dokter jaeger, kamu, dan val saja."

KAMU SEDANG MEMBACA
sonder || erwinxoc
Fanfictionseorang gadis dengan nama keluarga bangsawan berumur 15 tahun bergabung dengan pasukan pengintai. ketika anak bangsawan lainnya telah menemukan kedamaian hidup mereka dibalik tembok besar, hilda freherr memilih untuk mencari jawaban dari semua pert...