thirty seven

724 94 4
                                        

latar : snk season 3 episode 1 atau 2 ya, author bingung.

selesai sarapan, hilda tiba-tiba mendapat surat dari seorang wanita bangsawan yang tidak terlalu dekat dengannya.

"dia, suaminya salah satu dari empat petinggi itu, kan?"

val mengangguk dengan yakin saat menjawab pertanyaan hilda. isi dari surat tersebut adalah ajakan untuk datang ke kediamannya dan menikmati teh hangat selayaknya bangsawan lainnya. hilda merasakan adanya kejanggalan pada surat itu tapi dia tetap memenuhi ajakannya dan segera berangkat ditemani oleh val.

"rumahnya terletak di utara tembok sina, jauh sekali."

"bukankah ini sangat aneh, nona?"

"yah, mau bagaimana lagi. kita ikuti saja kemauannya."

sesampainya di kediaman bangsawan tersebut, hilda melihat banyak anggota militer yang berjaga. salah satu pelayan rumah tersebut mengarahkannya menuju sebuah taman yang luas dan rindang. hilda semakin merasakan sesuatu yang janggal saat menyadari bahwa dia dibawa jauh ke dalam rumah tersebut, seperti terkunci di dalam sebuah ruangan dan tidak diperbolehkan untuk mengetahui apa yang sedang terjadi pada dunia luar.

mereka berbincang di taman tersebut sampai matahari terbenam. hilda yakin bahwa telah terjadi sesuatu di luar sana dan berusaha untuk pamit secara halus, namun wanita itu memintanya untuk menemaninya lebih lama.

"nona, tolong jawab saya, apa yang saat ini suami anda rencanakan?"

"eh, ah, itu..."

hilda tidak bertanya lagi saat wanita tersebut tidak menjawabnya, namun sorot matanya dengan jelas berbicara bahwa dia ingin mendengar jawaban sekarang juga. merasakan tekanan dari hilda, wanita itu akhirnya menjawab.

"mereka ingin menghancurkan pasukan pengintai. aku hanya tahu bahwa dia sangat geram dengan komandannya."

hilda segera membalikkan badannya. dia harus kembali ke trost sebelum semuanya terlambat.

tapi wanita bangsawan itu menahan tangan kanannya dengan kuat, menyebabkan rintihan kesakitan sedikit terdengar dari mulutnya.

"suamiku tidak tahu apa-apa! dia hanya menuruti perintah raja!"

mendengar wanita itu mencoba untuk melindungi suaminya, hilda merasa iba. namun apa yang telah diperbuat oleh suaminya tidak bisa dimaafkan, sudah terlalu banyak hal-hal jahat yang telah dilakukannya.

hilda pun pergi meninggalkan wanita yang telah menjebaknya. dengan kereta kuda, dia segera kembali ke trost untuk menggagalkan rencana pemerintah yang ingin membunuh erwin.

hilda tiba di markas pasukan pengintai saat subuh, sebelum matahari terbit. beberapa anggota brikade kepolisian terlihat sedang berjaga di depan markas pasukan pengintai.

saat hilda keluar dari kereta kudanya, dua orang anggota brikade kepolisian itu langsung menahannya dan melarangnya untuk memasuki markas pasukan pengintai.

"kita tunggu disini saja. orang tua cebol itu mulai bergerak terang-terangan."

hilda dan val menunggu dibalik sebuah bangunan tua dan kosong yang terletak tidak jauh dari markas pasukan pengintai. dari bangunan tersebut dia masih bisa melihat pintu masuk markas.

hilda tetap terjaga sepanjang malam meskipun val akhirnya tertidur karena terlalu lelah. beberapa jam setelah dia menunggu di bangunan tua itu, hilda melihat pixis keluar dari markas.

rod reiss tidak menganggap komandan pixis sebagai ancaman? kalau aku datang ke markas bersama komandan pixis, apa mereka akan membiarkanku masuk?

hilda terlalu sibuk memikirkan hal-hal yang mungkin akan terjadi sampai-sampai dia tidak menyadari bahwa matahari mulai terbit.

dari dalam bangunan tua itu, hilda dapat mendengar suara warga yang ramai karena sesuatu. val yang terbangun karena suara berisik pun langsung disuruh hilda untuk membeli suatu kain atau jubah.

setelah mendapatkan jubah hasil pencarian val, hilda langsung mengenakannya dan keluar dari bangunan itu.

hilda menemukan kerumunan orang-orang yang sedang mengelilingi sesuatu. hilda melihat sosok pria yang dia kenal berbaring diatas tanah dengan diselimuti kain dengan bercak darah disekitar lehernya.

"itu tuan dimo reeves!"

"val, pelankan suaramu."

val langsung menutup mulutnya meskipun orang-orang disekitar tidak ada yang melihat mereka karena terlalu sibuk melihat dimo reeves yang sudah terkapar tidak bernyawa.

"eh? komandan erwin?"

"hm?" hilda langsung menoleh kearah yang sama dengan kepala val. dia melihat erwin yang sedang dikawal brikade kepolisian.

hilda dan val dapat mendengarkan percakapan antara erwin dan brikade kepolisian meskipun dari jarak yang jauh.

"kemarin di sini, eren jaeger telah diculik oleh bawahan reeves. tapi, itu semua hanya kerja sama dari perusahaan reeves dan pasukan pengintai untuk menghindari penyerahan eren jaeger pada pemerintah. lalu setelah tidak membutuhkannya lagi, kalian menutup mulutnya dengan dibunuh. saat ini si pembunuh masih berkeliaran dengan membawa eren." ucap brikade kepolisian menjelaskan skenario tersebut didepan banyak orang.

"skenario yang bagus." jawab erwin dengan dingin.

"jelek banget skenarionya." gumam hilda setelah mendengar skenario dari salah seorang anggota brikade kepolisian.

"komandan erwin tidak mungkin melakukan ini kan, nona?" tanya val dengan ragu.

mereka berjalan menjauh dari kerumunan dan kembali ke kereta kuda milik keluarganya dan melepas jubahnya.

"tentu saja tidak. otaknya memang sangat cerdas dan kadang melakukan hal licik, tapi dia tidak mungkin melakukan hal kotor seperti itu. val, arahkan kuda mendekati kerumunan tadi."

tanpa banyak tanya, val langsung meminta kusir untuk mengarahkan kudanya mendekati kerumunan.

setelah memastikan erwin telah pergi dibawa oleh brikade kepolisian, hilda langsung meminta kusir untuk berhenti dan turun dari kereta kuda. val yang masih tidak tahu apa yang direncanakan hilda hanya mengikutinya dari belakang.

"oya? ada apa ini?" tanya val seolah-olah tidak tahu apapun.

"siapa anda?" seorang brikade militer yang sepertinya masih baru mencoba menahan hilda yang mendekati tempat kejadian.

"freiherr, hilda freiherr."

"nona freiherr, apa yang anda lakukan disini?" tanya seseorang yang terlihat lebih senior, seorang brikade militer yang mungkin sudah diperingati atasannya untuk berhati-hati terhadap hilda, begitulah isi pikiran hilda.

"aku sedang dalam perjalanan menemui komandan pixis lalu melihat kalian berkumpul. dia dimo reeves, kan? aku ingin melihatnya."

brikade kepolisian berpikir bahwa membiarkan hilda memeriksa jasad dimo reeves tidak akan membuat masalah besar dan membiarkan hilda memeriksanya.

sonder || erwinxocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang