hilda ikut mengawasi misi penangkapan female titan dari dekat meskipun dia tidak harus ikut bertarung karena eren yang menghadapi female titan itu secara langsung.
dia mengawasi dari jarak yang dekat, cukup dekat sampai bisa merasakan setiap hentakan kaki kedua raksasa tersebut.
sudah banyak korban yang berjatuhan karena pertarungan eren dan female titan dan pasukan pengintai sudah memperkirakan kerusakan separah ini, namun saat hilda melihat sesosok gadis kecil yang sedang membawa bonekanya sedang berjalan diantara reruntuhan bangunan.
gadis itu seperti kehilangan kesadarannya, entah dia tidak peduli atau tidak menyadari bahwa dua raksasa sedang berjalan kearahnya.
tubuh hilda bergerak dengan sendirinya. dengan 3d manuver, dia turun menghampiri anak itu. tapi titan eren berlari dengan cepat, hilda tidak sempat untuk naik ke atas atap lagi.
hentakan kaki kedua raksasa itu terasa sangat kuat. hilda yang sedang memeluk gadis yang ingin dia selamatkan pun terhempas dengan kuat menabrak dinding yang keras. tubuhnya sudah cukup merasa kesakitan karena bertabrakan dengan dinding, tapi bangunan tersebut mulai runtuh.
satu persatu reruntuhan itu jatuh menimpa hilda, membuatnya sulit untuk bergerak. hilda tidak peduli dengan tubuhnya yang tidak kuat menahan bebatuan itu, yang dia pedulikan sekarang adalah keselamatan gadis yang sedang dipeluknya.
erwin yang masih ditahan oleh brikade kepolisian hanya mengetahui bahwa pasukannya berhasil menangkap target mereka, membuktikan bahwa eren berada di sisi mereka.
karena kerusakan yang terjadi akibat rencana mereka, erwin tidak langsung dilepaskan begitu saja hingga dia mengucapkan kalimat yang mampu membuat sang gubernur yakin dan akhirnya melepaskannya.
"dokter niat nyembuhin saya atau bunuh saya? sakit, dok."
erwin mendengar suara yang tidak asing baginya, suara yang sangat dihafal olehnya. suara itu berasal dari ruang kesehatan. erwin dapat melihat hilda, levi, dan seorang dokter yang sedang mengobati hilda.
"erwin!" sapa hilda dengan senyum di wajahnya saat dia melihat erwin baik-baik saja.
"nona freiherr! tolong jangan bergerak dulu." dokter yang sedang mengobatinya memarahi hilda karena daritadi hilda tidak bisa diam dengan tenang.
erwin dapat melihat perban yang membalut kening hilda dan wajah sang gadis yang penuh dengan luka. hilda menggunakan kemeja putih, bukti bahwa hilda telah mengganti seragamnya dengan seragam yang tersedia di ruang kesehatan karena hilda tidak mungkin akan mengenakan kemeja putih.
"apa yang terjadi?" tanya erwin saat melangkah masuk ke ruang kesehatan.
"dia ditemukan oleh kepolisian setelah target ditangkap, tertimpa oleh bangunan yang runtuh." jawab levi sebelum hilda mengalihkan topik.
"kamu tidak mengawasi dari atap bangunan?"
hilda hanya menggeleng, tidak berniat memberi jawaban lebih lengkap kepada erwin dan levi.
"nona, tolong gerakkan tangan kanan anda."
hilda langsung menuruti ucapan sang dokter dan mencoba untuk menggerakkan tangan kanannya namun bahunya terasa sangat sakit.
"sepertinya terkilir." ucap levi saat melihat wajah hilda yang kesakitan.
"tidak, tuan levi. persendian dan saraf di bahu nona freiherr tidak mengalami luka maupun dislokasi apapun. saya khawatir otot pada bahu nona freiherr telah robek."
"ha? memangnya bisa seperti itu?" tanya levi yang tidak mengerti, sedangkan hilda yang pernah membaca buku kedokteran hanya diam dan erwin memperhatikannya.
"otot bisa robek karena aktifitas olahraga yang berlebihan atau karena beban yang berat, namun saya tidak tahu otot mana yang robek."
"dijahit kembali tidak bisa?"
"saya masih belum bisa melakukannya. kalau pun bisa, saya ragu ototnya bisa bekerja seperti sebelumnya."
"cacat, ya." dua kalimat yang keluar dari mulut erwin dijawab oleh sang dokter dengan anggukan.
"kalau dibilang cacat mungkin terlalu kasar. untuk mengangkat barang yang sedikit berat saja tidak bisa lama-lama, saya ragu nona freiherr akan bisa menghunuskan pedangnya lagi."
tidak ada kalimat yang keluar setelah mereka mendengar ucapan dokter tersebut. mereka hanya bisa diam.
"sudah waktunya berhenti dari militer, hilda." perintah erwin memecah keheningan di ruangan tersebut.
"ha?!"
"tidak ada gunanya lagi kamu berada di luar tembok tanpa bisa membunuh satu titan pun. levi, kita bahas runtuhnya tembok rose di ruanganku saja."
hilda yang masih tidak percaya dengan apa yang barusan didengarnya beranjak dari kasur dan menahan tangan erwin. belum sempat amarahnya tercurahkan, tiba-tiba darah keluar dari mulut hilda.
levi yang melihat kejadian tersebut langsung membantu hilda yang mulai kehilangan keseimbangan. meskipun levi memaksa hilda untuk kembali ke kasur tadi, hilda menolak, tangannya masih menggenggam erat tangan erwin yang daritadi hanya diam tidak bereaksi apapun.
"sial..."
hilda pingsan setelah merasakan pusing di kepalanya dan erwin hanya diam tidak melakukan apapun membuat levi geram. levi langsung membalikkan badannya, mengira dia akan melihat wajah dingin erwin seperti biasanya. tapi ternyata yang dilihatnya adalah raut wajah khawatir dan mata yang berkaca-kaca.
erwin membawa hilda ke kasurnya dan duduk di sebelahnya.
"kenapa batuknya mengeluarkan darah?" tanya erwin sambil membersihkan darah dari wajah hilda.
"karena terbentur dengan dinding dan tertimpa reruntuhan bangunan, mungkin terjadi pendarahan di dalam tubuh nona freiherr."
"apa itu dapat mengancam nyawanya?"
"jika nona freiherr tidak banyak bergerak dan istirahat yang cukup, saya yakin nona freiherr akan baik-baik saja."
tidak lama kemudian val datang dengan nafas yang tersenggal-senggal. setelah erwin menitipkan hilda pada val, dia dan levi pergi dari ruang kesehatan menuju ruang kerjanya.
levi yang tidak bisa menyesuaikan langkah kaki erwin karena kakinya yang sedang terluka hanya mampu melihat punggung pria tersebut. meskipun begitu, levi bisa melihat dan merasakan perasaan erwin saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
sonder || erwinxoc
Fiksi Penggemarseorang gadis dengan nama keluarga bangsawan berumur 15 tahun bergabung dengan pasukan pengintai. ketika anak bangsawan lainnya telah menemukan kedamaian hidup mereka dibalik tembok besar, hilda freherr memilih untuk mencari jawaban dari semua pert...