Penjelasan materi di depan kelas sejak tadi membuat kepalanya semakin pening. Di tambah suhu tubuhnya yang tiba-tiba panas membuat mata Vanessa semakin berat saja.
Tak tahan lagi menahan pusing, Vanessa memilih menelungkupkan kepalanya di meja dengan lipatan tangan sebagai bantalan.
Dira yang duduk di sebelahnya 'pun tak banyak berkomentar, pasti begadang lagi karena nonton drakor, pikiranya.
Sedangkan Buk Susi yang mengajar di depan sama sekali tidak tahu jika salah satu muridnya tidur di jam pelajarannya. Jika sampai tahu Vanessa bisa jadi ikan asin hari ini.
Beberapa menit kemudian bel istirahat telah berbunyi. Guru yang mengajar juga telah keluar dari kelas meraka. Tinggalah murid-murid yang berhamburan keluar kelas untuk mengisi perut mereka, meninggalkan Vanessa dan Dira yang masih duduk di bangkunya.
Dira menoleh ke samping, mendapati Vanessa yang masih pada posisi awal. Cewek itu pelan-pelan menggoyangkan lengan Vanessa agar terbangun. "Ness, bangun. Udah istirahat, kantin dulu yuk."
Vanessa mulai menggeliat dan perlahan-lahan mengerjapkan matanya guna menyesuaikan cahaya sekitar.
"Ayok kantin," ajak Dira setelah Vanessa menegakkan tubuhnya.
Vanessa hanya mengangguk kemudian bergumam pelan, mengiyakan ajakan Dira. Cewek itu berdiri, mengikuti langkah Dira di depannya sambil memegangi kepalanya yang masih terasa pusing.
Vanessa sesekali meringis saat merasakan kepalanya berdenyut kuat. Tubuhnya limbung, namun untung ia cepat-cepat berpegangan pada tembok di sebelahnya.
Mata Vanessa mulai berat, hendak memanggil Dira yang semakin menjauh di depan 'pun sudah tidak sanggup rasanya. Hingga akhirnya tubuh itu ambruk pada pelukan seseorang yang sejak tadi berjalan di belakangnya.
Rega menepuk pipi Vanessa yang panas dan memerah agar sadar, namun sang empu tidak juga membuka matanya. Mata cowok itu melihat ke depan, dimana Dira berjalan sendiri tanpa tahu sahabatnya pingsan.
"Dira!" teriak Rega lantang memanggil nama cewek itu.
Yang di panggil memutar balik badannya. Matanya seketika membelalak kaget, melihat Vanessa yang pingsan dengan Rega yang menahan tubuhnya agar tidak jatuh.
Cewek itu berlari cepat menghampiri Rega dan Vanessa yang menutup matanya.
"Ini Nessa kenapa?" tanya Dira begitu khawatir.
Rega menggeleng tanda tak tahu. "Gue gak tahu. Tiba-tiba pingsan, suhu tubuhnya juga panas banget." katanya semakin membuat Dira khawatir dengan kondisi sahabatnya.
"Kebetulan gue bawa mobil hari ini. Tolong bawa Nessa ke mobil gue, gue mau ke bk dulu ngambil surat izin terus ambil tas dia sekalian," tanpa membiarkan Rega menjawab cewek dengan rambut sebahu barunya itu memberikan kunci mobilnya, kemudian berlari kilat menuju tujuannya.
Selepas kepergian Dira, Rega membopong tubuh mungil Vanessa ke area parkiran. Banyak murid-murid yang melihat kejadian itu sejak awal, namun Rega hanya acuh dan semakin mempercepat langkahnya.
-ooOoo-
Mobil Dira berhenti tepat di lobi apartemen tempat tinggal Vanessa. Dira membuka pintu mobil lebar agar Rega lebih leluasa menggendong Vanessa keluar.Cewek itu berjalan di depan, sedangkan Rega berada tepat satu langkah di belakang tubuh Dira. Mereka sampai di depan pintu apartemen Vanessa. Namun cewek itu menepuk dahinya sebab tak tahu kata sandi pintu. Ingin menelpon Pangeran juga tidak ada nomornya.
"Oh ya, gue gak tahu sandinya. Bego banget," rutuk Dira pada dirinya sendiri.
"Terus gimana?" tanya Rega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living With Fangirl
Teen Fiction"Baju gue mana kerdil?!" Vanessa berlari tergopoh-gopoh saat mendengar teriakan itu sembari membawa wajan kosong ke dalam kamar Pangeran. Ia mencari asal baju Pangeran dalam lemari sampai tanpa sadar cewek itu membuat isi lemari berantakan. Setelah...