Vanessa saat ini tengah berkutat di dapur. Hari ini ia sedikit memasak lebih banyak untuk Pangeran, anggap saja sebagai permintaan maafnya untuk kejadian kemarin.
Entah roh apa yang masuk ke dalam jiwanya hingga mau melakukan hal merepotkan seperti ini.
Setelah kepergian Pangeran kemarin rasa bersalah mulai merayap di hatinya, apalagi mengingat nada bicara cowok itu. Bahkan semalam Pangeran pulang malam, entah apa yang cowok itu lakukan di luar sana. Dirinya tahu karena ia menunggu, ketika Pangeran memasuki kamar maka ia akan berpura-pura sudah tidur.
Sibuk memasak di dapur membuat Vanessa tak sadar sudah berkutat dengan peralatan dapur selama satu jam. Sebentar lagi masakannya juga hampir selesai, tinggal menunggu matang saja.
Selagi menunggu masakannya matang Vanessa beralih memasukkan nasi secukupnya ke dalam wadah dan ia taruh di atas meja. Cewek itu juga menyiapkan alat makan dan lauknya yang sudah siap di piring.
Tak terasa kegiatan di dapurnya telah selesai. Ia menatap kagum meja makan yang penuh dengan berbagai lauk.
Sekarang cewek itu berbalik memasuki kamar, berkacak pinggang saat melihat Pangeran yang masih bergelung dengan kasurnya. Tak mau menganggu Pangeran yang terlihat tidur dengan pulas Vanessa memilih membersihkan badannya terlebih dahulu baru membangunkan cowok itu jika masih tidur.
30 menit Vanessa selesai dengan ritual mandinya. Ia keluar dari kamar mandi dan masih mendapati Pangeran yang masih tidur.
Cewek itu berjalan kearah Pangeran sambil berkacak pinggang. Ia membuka paksa selimut yang melilit tubuh cowok itu, namun tetep saja mata Pangeran terpejam.
Vanessa memutar otaknya, ia berjalan menuju jendela lalu menyibak gorden hingga cahaya sinar matahari menerobos masuk mengenai tepat wajah Pangeran.
Awalnya cowok itu membuka sedikit kelopak matanya, namun malah mebalikkan badannya memunggungi. Vanessa berdecak, ia mengambil ancang-ancang sebelum akhirnya berlari dan meloncat keatas kasur hingga Pangeran jatuh ke lantai akibat guncangan keras.
"Kerdil!" teriak Pangeran dengan wajah bantal yang menatap geram padanya.
Vanessa meringis. Ia mengintip Pangeran di lantai yang terjatuh mengenaskan dengan posisi seperti cicak nemplok di dinding. Cewek itu menahan untuk tidak tertawa melihat posisi jatuh Pangeran yang tidak elit saat sudah di berikan tatapan tajam.
Pangeran menghembuskan napasnya kasar. Bangkit dari lantai handak naik ke kasur lagi sebelum tubuhnya di dorong mundur.
"Mandi terus makan!" titah Vanessa galak.
"Gue masih ngantuk, mau tidur. Minggir lo," ucapnya menyingkarkan tubuh Vanessa yang di atas kasur.
Vanessa mendengus melihat Pangeran yang kembali tidur. Ia beralih menarik tangan cowok itu agar bangun. "Bangun gak lo! Gue gak akan segan-segan buat lempar lo dari apartemen kalo masih molor!" ancamnya.
Merasa kesal karena Vanessa terus menarik tangannya, Pangeran balik menarik tangan Vanessa hingga terjatuh di atas dadanya.
Vanessa yang berada di atas tubuh Pangeran mendadak diam. Ia mengerjapkan matanya masih kaget menatap wajah Pangeran dari atas yang sangat dekat dengan wajahnya.
Pangeran mengusung senyum kecil. "Gini'kan enak kalo lo diem," ujarnya memeluk pinggang Vanessa erat.
Vanessa tersadar, ia menggerakan tubuhnya ke kanan dan ke kiri agar segera terlepas namun yang ada malah Pangeran semakin mempererat lingkaran tangannya pada pinggang Vanessa sambil menggeram. "Diem, lo bisa bangunin Mr. P gue yang lagi tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Living With Fangirl
Dla nastolatków"Baju gue mana kerdil?!" Vanessa berlari tergopoh-gopoh saat mendengar teriakan itu sembari membawa wajan kosong ke dalam kamar Pangeran. Ia mencari asal baju Pangeran dalam lemari sampai tanpa sadar cewek itu membuat isi lemari berantakan. Setelah...