Vanessa menatap kosong ke depan dengan mata memerah. Tangannya mengepal kuat, menyalurkan rasa sakit hatinya dan kecewa. Fakta yang baru saja dia ketahui bagaikan batu yang menghantan keras hatinya.
Tak pernah sekalipun menyangka laki-laki pertama yang ia cintai mampu berkhianat di belakang. Bahkan lebih parahnya diam-diam telah memiliki seorang anak dengan perempuan lain.
Lalu, selama ini apa arti dari kata-kata manis yang keluar dari bibir Pangeran? Sebenarnya apa arti cinta bagi Pangeran?
Vanessa tertawa miris, seharusnya sejak awal dia tidak boleh menaruh hati pada Pangeran. Sekarang keberadaannya bahkan tidak lebih sebagai orang ketiga di 'hubungan' mereka.
"Brengsek lo! Mati! Mati! Mati!"
Putri menjerit histeris tatkala Pangeran hampir kehilangan kesadaran karena di hajar Gara habis-habisan.
Berkali-kali ia menarik tangan Gara agar berhenti memukul Pangeran, namun tanganya di hempas dan laki-laki itu menunjuk wajahnya dengan jari telunjuknya. "Lo gak lebih dari sampah!" cacinya menatap hina Putri yang semakin menangis deras hingga sesegukan.
Saat Gara hendak kembali melayangkan pukulan suara lirih yang ia kenal mengurungkan niatnya dengan tangan yang masih mengepal di atas udara.
"Bang Gara udah," pintanya menarik pelan lengan Gara agar menyingkir dari atas tubuh Pangeran.
Gara menurut. Ia bangkit dari tubuh Pangeran lalu menatap adik kesayangannya. "Kamu gak papa 'kan, Ness?" tanyanya sambil mengusap pipi sang adik yang basah.
Vanessa menggeleng, kemudian ia beralih menatap Pangeran yang terbatuk-batuk.
"Makasih," kata Vanessa di tujukan pada Pangeran.
Pangeran menggeleng, menatap Vanessa sayu. "Gue bisa jelasin, Ness. Lo harus dengerin penjelasan gue dulu," pintanya memelas yang hanya di balas gelengan kepala oleh Vanessa.
Pangeran hendak berdiri menghampiri Vanessa. Namun belum sempat berdiri tegak tubuhnya kembali oleng dan terjatuh. Putri yang melihatnya'pun langsung menghampiri Pangeran hendak membantu namun tangannya di hempas, "gak usah pegang-pegang gue!" peringatnya menatap tajam Putri.
Pangeran kembali berdiri menghampiri Vanessa, hendak memeganh tangan gadis itu namun lagi-lagi tubuhnya di dorong menjauh oleh Gara.
"Bang, please kasih gue waktu buat ngomong sama Nessa." mohonya pada Gara.
"Mau ngomong apalagi lo?!" tantang Gara. "Lo bahkan gak inget pesan gue dulu! Jangan lo pikir selama ini gue gak tahu kelakuan busuk lo di belakang Vanessa!"
Vanesa menarik Gara saat laki-laki itu kembali maju. "Gak papa Bang," katanya menenangkan emosi Gara.
"Gak papa gimana?! Ini cowok selingkuh dari lo, bahkan dia udah punya anak diam-diam Ness!"
"Kasih Nessa waktu bentar buat ngomong berdua sama Pangeran,"
"Enggak!" tolak Gara mentah-mentah.
Vanessa memegang lengan Gara, memasang wajah memohon.
"Engga ya enggak!"
"Gak sampai 5 menit, Bang." pinta Vanessa lagi. Sagara diam, menatap lama Vanessa yang tak lama kemudian menghela napas dan mengangguk pasrah.
Setelah mendapatkan izin dari Gara, Vanessa beralih menatap Pangeran yang juga menatapnya. "Ikut gue," perintahnya. Berjalan lebih dahulu di ikuti Pangeran di belakangnya.
Saat melewati Putri lengan Pangeran di tahan oleh perempuan itu. Menatap Pangeran memohon agar tidak pergi namun hanya di balas tatapan tajam menghunus dan penolakan dari Pangeran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living With Fangirl
Teen Fiction"Baju gue mana kerdil?!" Vanessa berlari tergopoh-gopoh saat mendengar teriakan itu sembari membawa wajan kosong ke dalam kamar Pangeran. Ia mencari asal baju Pangeran dalam lemari sampai tanpa sadar cewek itu membuat isi lemari berantakan. Setelah...