PROLOG

2.8K 223 18
                                    

Sang surya telah menampakkan dirinya ke permukaan bumi dengan malu-malu. Sinarnya masuk melalui celah jendela kamar seorang gadis.

Di dalam ruangan burnuansa pink-putih itu seorang gadis cantik berpakaian ketat seragam SMA tengah berdiri di hadapan poster besar yang terpajang apik. Gadis itu tersenyum lebar, menatap foto laki-laki berdarah Korea Selatan dengan telanjang dada, menampilkan merek celana dalam yang mengintip ke luar.

"Selamat pagi, Oppa!"

Seperti biasa. Setiap pagi ia akan menyapa idolanya sebelum berangkat sekolah atau mengeluarkan isi hatinya yang ingin memaksakan diri menjadi pendamping hidup sang Idol.

"Oppa diem di sini, ya! Jangan kabur, takutnya di culik sama tante-tante girang. Masa depanmu ini mau sekolah dulu biar pinter, kalo pinter nanti anak-anak kita ikut pinter." Gadis itu berbicara sendiri di depan posternya, sesekali ia terkikik geli dengan kalimat yang di lontarkan.

"VANESSA! BURUAN TURUN, SARAPAN PAGI!"

Teriakan nyaring itu menggema di seluruh penjuru rumah membuat gadis di dalam kamar berdecak karena aktivitasnya terganggu oleh sang Mami.

"IYA, MA!"

Vanessa Angelica, namanya. Anak bungsu dari pasutri Aletta dan Damian. Memiliki Abang yang tampan luar dalam dan terlalu over protektif pada Adik satu-satunya yang terkadang sifatnya sering menyebalkan.

Gadis yang kerap di sapa Nessa itu meninggalkan area zona nyamannya menuju ruang makan. Berjalan santai menuruni anak tangga satu per-satu.

Di meja makan, keluarganya telah berkumpul dan duduk rapi di kursinya, hanya tinggal satu kursi yang tersisa dan itu adalah milik gadis fanatik Korea.

Tidak cukup dengan kamar yang penuh dengan hal berbau Korea, kursi meja makanpun di beri nama pemilik yang membuat siapapun melihatnya akan menggelengkan kepalanya kasihan. KURSI VANESSA ANGELICA, MASA DEPAN KIM TAEHYUNG BTS, CHANYEOL EXO. HAK MILIK PATEN, NO TIPU-TIPU. Setidaknya itulah kalimat yang tertera di kursi milik seorang Vannesa.

"Pagi Ma, Pa, Bang Gara!" sapanya riang lalu duduk di kursi miliknya samping Gara.

"Pagi Nessa," sapa mereka balik kompak.

Vanessa tersenyum lalu tangannya meraih sendok hendak menyuapkan sarapan paginya ke dalam mulut sebelum satu sentilan mendarat di lengannya membuat ia berteriak sakit. "Awhhhh. Apa-apan sih lo, Bang! Gue mau makan jangan di ganggu bisa gak?!"

Gara tak mengidahkan ucapannya. Ia menatap pakaian Adiknya dari atas sampai bawah.

Vanessa yang mengerti arah tatapan Gara langsung menyilangkan tangannya di depan dada. "Apa lo liat-liat?! Napsu? Sorry Bang, tubuh gue cuma boleh di jamah sama masa depan gue ya, lo jangan macem-macem!"

Gara memutar malas bola matanya. "Lo kurang baju sekolah? Mau gue beliin? Lo itu udah kelas dua belas Nessa, baju lo itu ketat banget. Lo mau di terkam nanti?"

"Iya sayang. Mami juga gak setuju sama baju kamu yang ketat itu." Kali ini sang Mami tercinta ikut menimpali ucapan Gara.

"Tuh, denger kata Mami sama Abang kamu," sahut Damian-Papi Vannesa.

Vanessa menghela napas pelan. Tersenyum manis kepada Mami, Papi dan Abangnya.

"Ma, Pa, Bang. Ini namanya fashion anak muda. Sekarang mana ada cewek ke sekolah makek baju longgar, kalo ada juga bakal jadi bahan gunjingan satu sekolah." Vanessa memberi pengertian, "emang Mami sama Papi mau anaknya depresi terus gila gara-gara di katain cupu satu sekolah?"

Letta dan Damian langsung menggelengkan kepalanya kompak. Mereka jelas tidak mau hal itu terjadi pada anak bungsunya.

Sedangkan Gara mencibir, mendengar ucapan Adiknya, "lo gak di katain cupu juga udah gila!"

"Gila-gila gini Adek lo Bang!"

"Udah! Makan!" Lerai letta menengahi keduanya yang bersiteru.

Gara dan Vanessa diam. Mereka kembali melanjutkan acara sarapan paginya dengan tenang. Suara denting sendok dan piring yang bergesekan menemani pagi mereka.

Vanessa yang teringat idenya semalam langsung meletakkan sendoknya, menatap serius kedua orangtuanya. "Ma, Pa."

Panggilan Vanessa sontak menghentikan acara makan mereka. Seluruh pasang mata yang di meja makan menatap Vanessa penasaran, menunggu kelanjutan kalimat gadis itu.

"Nessa mau di jodohin. Mau nikah muda."



_______BatasSuci_______

Cerita ini sudah saya tulis bulan lalu. Awalnya mau saya publish setelah cerita Rinai Hujan selesai. Tapi, berhubung saya bener-bener ngebet buat publish akhirnya saya publish beneran. Kalo respon pembaca baik saya bakal buat jadwal update.

With love ♡
Rara istri sah satu-satunya Watanabe Haruto.

Living With FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang