Setelah insiden permintaan gila Vanessa lima hari lalu yang meminta di jodohkan akhirnya di turuti oleh sang Papi. Tidak berhenti di situ, Abangnya yang terlalu protektif mendakwah selama tiga hari tiga malam sampai telinga Vanessa di penuhi bisikan-bisikan syaiton yang terkutuk untuk men-uninstal Gara dari muka bumi.
Masih teringat jelas sekali wajah orang tuanya dan Abangnya di meja makan saat itu. Perjuangan membujuk sang Papi lima hari ini sungguh membekas di hati.
Demi menikah di usia muda seperti novel yang ia baca, Vanessa sampai rela tidak streaming MV terbaru ataupun marathon Drakor yang baru di downloadnya.
Awalnya Vanessa memang tidak ingin menikah di usia muda. Permintaan konyol ini berawal dari cerita-cerita yang ia baca di Wattapad maupun novel yang di belinya. Memang terdengar gila, tapi Vannesa tetap melakukannya. Tapi bukan berarti Vanessa mau di jodohkan dengan laki-laki sembarangan.
Ia menyebutkan tiga hal yang harus di miliki calon suaminya nanti. Tiga hal itu adalah, yang pertama memiliki darah keturunan orang Korea. Tidak dapat bias keturunan orang Koreapun no problem. Kedua, lebih dewasa darinya, tidak seumuran. Dan yang terakhir, memiliki wajah tampan seperti idolanya, wajib!
Sebelum di jodohkan ia juga tidak mau sang Papi membocorkan bahwa ia yang meminta permintaan konyolnya. Bisa di katain kebelet kawin nanti! pikirnya.
"Nessa! Ngalamun aja lo!" Vanessa terlonjak kaget. Ia menatap Adira atau yang kerap di sapa Dira dengan tajam.
"Ganggu aja lo!"
Dira terkekeh. Ia duduk tepat di hadapan Vanessa dengan dua mangkuk mie ayamnya.
"Ngelamunin apa lo?" tanyanya menatap Nessa sebentar lalu kembali fokus mengaduk mie ayamnya.
"Kepo!"
Mereka berdua sudah berteman sejak SMP. Meskipun Dira tidak menyukai Korea juga tidak membenci Korea, mereka masih berteman baik sampai sekarang. Bagi mereka menghargai sesuatu yang di sukai orang lain meskipun dirinya tidak itu lebih terhormat daripada tidak menyukai sesuatu yang di sukai orang lain tapi malah menjelek-jelekkan dan menghina, itu sungguh menjijikan. Vanessa menyukai Korea tapi Dira tidak menghinanya begitupula dengan Dira yang menyukai sinetron Suara Hati Istri Vanessa-pun tak mempermasalahkan.
Vanessa memakan mie ayamnya, sesekali ia memperhatikan Dira. Sejak tadi ia mempunyai banyak pertanyaan yang bersarang di dalam pikirannya tentang menikah di usia muda. Dira yang sadar sejak tadi di perhatikan oleh Vanessa menatap balik empunya.
"Ngapa ngeliantin gue terus? Gue tau gue cantik paripurna."
Vanessa yang mendengar itu langsung memperagakan seolah sedang muntah-muntah. Sedangkan Dira hanya terkekeh melihatnya lalu melanjutkan makan.
Vanessa berpikir sejenak. Dia akhirnya memutuskan bertanya, "Dir, gue mau tanya. Tapi lo serius."
"Hmm." Dira bergumam lalu mengalihkan atensinya dari mangkuk, menatap Vanessa.
"Menurut padangan lo tentang nikah muda gimana?"
"Gimana ya," Dira nampak berpikir, ia menerawang bagaimana jika menikah di masa muda. "Nikah itu bukan kayak orang pacaran yang kalo bosen bisa putus kapan aja. Nikah itu dimana kita gak bisa sebebas masa remaja, banyak tanggungan. Kalau mau pergi juga harus pamit sama suami. Pokoknya ribet, gue belum pernah nikah jadi gak terlalu paham yang gituan. Intinya kalo siap nikah ya harus siap berbagi setiap masalah, saling mengayomi, saling mengerti satu sama lain, kalau ribut harus ada yang ngalah, jangan egois."
Vanessa menggangguk-anggukan kepalanya. Ia kembali memasukkan mie ke dalam mulutnya.
"Emang kenapa? Lo mau nikah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Living With Fangirl
Teen Fiction"Baju gue mana kerdil?!" Vanessa berlari tergopoh-gopoh saat mendengar teriakan itu sembari membawa wajan kosong ke dalam kamar Pangeran. Ia mencari asal baju Pangeran dalam lemari sampai tanpa sadar cewek itu membuat isi lemari berantakan. Setelah...