"Pulang sekolah gue gak pulang dulu, ada janji sama Dira."
Pangeran menoleh, "kemana?" tanya Pangeran sembari menyetir kemudi mobil.
Saat ini mereka berdua dalam perjalanan menuju sekolah Vanessa. Hubungan keduanya sebenarnya sudah lebih baik meskipun belum sepenuhnya sejak bertengkar waktu itu. Tapi, Vanessa mencoba agar lebih melapangkan dada lagi.
Karena, seberapa banyakpun ia membenci dan menyalahkan Pangeran semuanya tetap telah berlalu.
Dan waktu tidak akan pernah sudi berputar untuk mengulang kejadian yang telah terjadi.
"Hari ini pelantikan ketua osis baru dan ada tanding basket sebagai simbol persahabatan selama ini."
"Terus?"
Vanessa menatap sebal Pangeran yang tidak paham maksudnya. "Ya gue mau nonton lah, gimana sih!"
Pangeran kemudian menganggukan kepalanya paham, "hm lo boleh nonton. Tapi jam 4 sore gue jemput."
"Jam 4?" beo Vanessa tidak percaya yang di angguki laki-laki itu, "gue aja pulang sekolah jam 3 sore, pertandingan basket baru mulai jam 3:30, lo pikir gue mau nonton apa kalau cuma setengah jam doang?" protes Vanessa kesal.
"Kalau lo gak terima mending sekalian gak usah nonton." ucap Pangeran santai.
Vanessa mencebikkan bibirnya, setengah mati menahan kesal pada laki-laki di sampingnya kini.
Dia pikir nonton basket kayak nonton drakor apa? Bahkan durasi drakor lebih lama dari itu hanya untuk menghabiskan 1 episode.
Sampai tak sadar mobil Pangeran telah sampai di depan gerbang SMA Pelangi. Vanessa membuka pintu mobil lalu turun, namun kaca mobil terbuka mengurungkan niatnya untuk melangkah pergi.
"Gue tunggu di sini jam 4:00," katanya mengingatkan kembali membuat Vanessa menyahut dengan sebal.
"Iya, bawel amat lo!" ucapnya langsung memasuki area sekolah. Dengan mobil Pangeran yang perlahan mulai pergi dari sana.
-ooOoo-
"Bara mau apalagi? Mumpung Papa di sini," tanya laki-laki pada balita yang ada di gendongannya.
Balita itu menoleh dengan mata bulatnya yang menggemaskan, "Pappa?"
Ia mengangguk, yang kemudian mendapatkan tamparan kecil di pipinya akibat balita itu. "Pappa?" ulangnya lagi.
Putri yang yang tak sengaja melihat anaknya menampar pipi Pangeran mendekat dengan tangan yang setia mendorong troli belanjaan.
"Bara gak boleh nampar Papa ya, sayang. Mama gak pernah lho ngajarin Bara gitu," peringat Putri yang mana malah membuat anak itu menangis kencang seolah tahu sedang di marahi oleh sang Mama.
Menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.
Pangeran dengan sigap mengelus punggung balita itu, menyembunyikan kepalanya pada dada bidangnya. "Cup cup, Bara jangan nangis lagi. Papa gak papa kok," ucap Pangeran menenangkan Bara yang dalam dekapannya.
Putri mendekat, ikut mengelus puncak kepala Bara. "Bara jangan nangis. Mama gak marah sama Bara, Mama cuma kasih tahu kalau gak boleh mukul kayak tadi apalagi ke Papa."
Tanpa sadar mereka menjadi pusat perhatian para pengunjung. Ketiganya terlihat seperti keluarga yang begitu saling menyayangi, yang tengah menenangkan anaknya menangis dengan cara lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living With Fangirl
Dla nastolatków"Baju gue mana kerdil?!" Vanessa berlari tergopoh-gopoh saat mendengar teriakan itu sembari membawa wajan kosong ke dalam kamar Pangeran. Ia mencari asal baju Pangeran dalam lemari sampai tanpa sadar cewek itu membuat isi lemari berantakan. Setelah...