Suasana kantin jam pertama sangat ramai. Wajar, semua murid akan merasakan lapar setelah menghabiskan waktu di dalam kelas untuk belajar.
Sedangkan kondisi kantin sendiri sungguh tidak terkendalikan, suara teriakan tidak sabar dan seruan lapar serta para murid siswi yang menggosipkan cowok-cowok most wanted sekolah sangat mendominasi ruangan ini.
Di meja paling pojok, Vanessa duduk sendiri yang menunggu Dira. Cewek itu mengetuk-ngetukkan jarinya di meja tanda mulai bosan. Matanya menyorot ke depan, melihat Dira yang seperti kesusahan membawa nampan.
Tanpa babibu, Vanessa langsung mendekat ke Dira. Membantu gadis itu membawa pesanan mereka berdua.
"Lo tadi telat?" tanya Dira, memberikan satu nampan kepada Vanessa.
Vanessa mengangguk lalu wajahnya berubah cemberut. "Iya. Masa gue di hukum berdiri di lapangan! Mana panas banget tadi, terus tadi itu ketos songong nungguin gue di hukum?! Kesel banget 'kan?! Dih, pengen gue kasih makan ke ikan paus tuh Rega!" gerutu Vanessa.
"Jadi lo bisa jelasin kenapa lo bisa telat?" tanya Dira setelah mereka duduk di kursinya, berhadapan.
Vanessa menyedot minumannya. Ia mengangguk kearah Dira sebelum menjelaskan kenapa ia terlambat hari ini.
"Gue bangun kesiangan, biasalah, nonton drakor heheh," jelas Vanessa terkekeh pelan.
Dira mendengus, sudah dia duga. Vanessa kerap sering kali seperti itu. Maraton drakor sampai lupa waktu yang berakhir merugikan diri sendiri.
"Udah gue duga. Lain kali inget waktu Ness kalo nonton drakor. Mentang-mentang setiap episode bikin nagih lo hajar aja sampe pagi," nasihat Dira yang tidak pernah jenuh mengingatkan Vanessa.
Vanessa nyengir. Ia mengangkat kedua jarinya membentuk peace, "oke Diraku sayang!" seru Vanessa semangat.
Dira menggeleng, mendengar jawaban Vanessa yang sama seperti waktu lalu-lalu. Tentu saja cewwek itu pasti akan mengulanginya lagi, lagi dan lagi. Dan Dira yang akan kembali menasihati, seperti ibu kepada anaknya agar menuju jalan yang benar.
Tidak ada percakapan setelah itu. Keduanya sibuk memakan makanan mereka masing-masing. Dira yang memasukkan bakso ke mulutnya tidak menyadari bahwa Vanessa yang tengah menatapnya sayu.
"Sorry Dir, gue mulai bohong sama lo."
-ooOoo-
Pangeran tersenyum sepanjang perjalanan pulang ke apartemen. Entah apa lagi yang ia rencanakan untuk mengusili Vanessa. Itulah akibatnya jika harus satu atap berdua dengannya, tingkah tengil dan menyebalkannya akan membuat siapapun tidak betah!
Menekan beberapa digit angka, Pangeran memasuki apartemennya saat pintu terbuka. Cowok itu melihat seluruh sudut ruangan, menemukan objek yang ia cari, yaitu Vanessa.
Cewek itu terlihat duduk santai sambil tersenyum, entah memandangi apa. Pangeran yang penasaran lantas menghampri Vanessa.
Mata Pangeran sontak melotot kaget. Bagaimana tidak kaget?! Jika sarung bantal dan guling telah di ganti dengan sarung bergambar wajah orang Korea semua! Kpopers gila!
Dengan kejengkelan yang mencapai ubun-ubun, Pangeran mengambil bantal lalu membuka seluruh sarung yang terpasang apik itu. Setelah semua ia lepas Vanessa bisa-bisanya masih menatap dia dengan wajah tersenyum bak tanpa dosa.
"Gila ya lo?!" sentak Pangeran dengan napas memburu.
Vanessa menggeleng, tersenyum. "Punya mata bisa ngeliat sendiri 'kan kalo gue gak gila?"
"Lo gila! Kenapa lo pasang sarung bantal gambar idola lo kerdil?!"
"Lebay," sahut Vanessa santai.
Pangeran mengambil napas dalam lalu menghembuskannya kasar. Ia menatap tajam Vanessa yang menahan tawa. Ada apa dengan si kerdil?
Vanessa memilih berdiri dari duduknya. Tubuhnya yang hanya sebatas dada cowok itu membuat dia harus mendongak untuk menatap Pangeran.
Dengan senyuman manis ia menepuk bahu Pangeran pelan. "Gue masih punya kejutan buat lo. Gue yakin, kali ini lo bakal lebih terkejut dan terharu dengan hadiah gue. Gue pastikan itu," ujarnya lembut.
Kemudian Vanessa berlalu dari hadapan Pangeran yang menatapnya dengan memincingkan mata curiga. Cewek itu memasuki kamar dengan bersedekap dada, sesekali tersenyum misterius yang telah memasuki kamarnya.
Pangeran masih menatap pintu kamar cewek itu yang telah tertutup rapat. Kemudian dengan langkah tergesa ia memasuki kamarnya.
Pintu kamar terbuka. Mata Pangeran sontak membelalak lebar, sampai rasanya ingin keluar dari tempatnya. Sarung bantal dan gulingnya telah berubah seperti tadi. Seprai kasur 'pun telah di ganti dengan potret wajah idol kpop besar-besar. Jangan lupakan pintu lemari, laptop, meja belajarnya penuh dengan stiker yang membuat kepalanya tiba-tiba pusing.
Tubuh Pangeran limbung. Cowok itu meluruh ke lantai dengan tangan yang memegang dadanya.
Di kamar tempat Vanessa, cewek itu tengah tekikik geli. Ia yakin Pangeran pasti shok berat melihat kamarnya saat ini. Dengan hitungan mundur, cewek itu mulai menghitung.
3
2
1
"VANESSA!!!"
Vanessa tertawa keras, mungkin Pangeran masih bisa mendengar tawa kemenangannya. Apa dia bilang? Pangeran pasti akan terkejut. Oh, rasanya Vanessa ingin melihat komuk cowok itu sekarang.
Inilah balasannya jika bermain-main dengan Vanessa. Jangan pikir dia hanya akan diam dan tidak membalas perlakuan Pangeran. Sungguh, itu bukanlah diri Vanessa.
Impas bukan? Ya, Vanessa anggap hari ini pembalasannya setimpal.
________BatasSuci________
KAMU SEDANG MEMBACA
Living With Fangirl
Teen Fiction"Baju gue mana kerdil?!" Vanessa berlari tergopoh-gopoh saat mendengar teriakan itu sembari membawa wajan kosong ke dalam kamar Pangeran. Ia mencari asal baju Pangeran dalam lemari sampai tanpa sadar cewek itu membuat isi lemari berantakan. Setelah...