Hari ini Vanessa menjalani harinya seperti biasa, bangun pagi, berangkat sekolah, belajar, pulang dan tidur.
Gadis itu dengan senyum lebar menuruni tangga, menyapa keluarganya yang sudah berkumpul seperti sebelum-sebelumnya.
Kejadian semalam dan kesedihannya ia tutup dengan rapat. Bahkan kantung matanya yang menghitam ia samarkan dengan foundation dan bibirnya yang pucat ia tutupi dengan lipgloss.
Dengan santai Vanessa menarik kursi di sebelah Gara. Damian dan Aletta memandang Vanessa yang tengah menikmati sarapannya. Merasa di perhatikan Vanessa balas menatap mereka.
"Kenapa?" tanya Vanessa bingung.
Aletta dan Damian saling memandang, berbeda dengan Gara yang tetap melanjutkan sarapannya.
"Kamu ada masalah sama Pangeran?"
Seketika Vanessa berhenti mengunyah. Ia terdiam sejenak dan tak lama kemudian mengangguk singkat. "Emang keliatan banget ya, Mi?" tanyanya
Aletta mengangguk membuat Vanessa tersenyum tipis. Ya, lama-lama pasti akan tercium baunya.
Bagaimanapun orang tuanya berhak tau apa masalahnya.
"Kamu ada masalah apa memangnya sama Pangeran, sayang?" tanya Aletta lembut dan tetap menatap Putrinya yang terus makan lahap di depannya.
Sedangkan Vanessa hanya berdeham, mengunyah makanannya cepat sambil menahan air mata yang sudah di ujung kelopak matanya.
"Aku belum bisa cerita apa masalahku sama Mami."
"Tapi---,"
"Tapi aku harap Mami sama Papi menghargai bagaimana keputusanku nantinya," potongnya kemudian berdiri dan meninggalkan meja makan yang menjadi hening setelah ucapannya.
-ooOoo-
Pangeran memberhentikan mobilnya tepat di depan sekolah Vanessa. Laki-laki itu bahkan sudah datang saat matahari baru terbit.
Dia datang untuk kembali memastikan bahwa ucapan Vanessa semalam hanyalah kepalsuan belaka.
Bagaimana bisa gadis itu melupakan segala kebersamaan mereka yang telah di lalui bersama?
Lalu untuk apa kenangan itu di ciptakan jika hanya berujung saling meninggalkan dan membuat luka dalam diri masing-masing?
Dia tak pernah paham bagaimana cara berpikir Vanessa, gadis keras kepala itu.
Dan orang yang di tunggu-tunggu kemunculannya datang dari arah berlawanan.
Pangeran turun dari mobil, berlari mendekati gadis itu kemudian menyambar lengannya dan menarik Vanessa masuk ke dalam mobil.
Vanessa memberontak saat di paksa masuk namun tenaganya tetap kalah oleh Pangeran yang kuat darinya. Pada akhirnya ia terjebak di dalam mobil berdua dengan laki-laki itu.
Vanessa melengos saat di tatap Pangeran, enggan bertatapan.
Pangeran sendiri menghela napas melihat itu, mencoba lebih sabar menghadapi Vanessa.
"Ness, gue mau ngomong."
"Ngomong tinggal ngomong aja pake izin segala," balasnya cuek bebek.
"Omongan lo semalem cuma palsu kan? Bilang sama gue semua itu cuma kepalsuan lo,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Living With Fangirl
Teen Fiction"Baju gue mana kerdil?!" Vanessa berlari tergopoh-gopoh saat mendengar teriakan itu sembari membawa wajan kosong ke dalam kamar Pangeran. Ia mencari asal baju Pangeran dalam lemari sampai tanpa sadar cewek itu membuat isi lemari berantakan. Setelah...