LWF| CHEF PANGERAN

491 90 2
                                    

Sedari tadi Pangeran sudah berada di dapur. Ia melihat lagi resep-resep bubur yang di ambil dari internet. Cowok itu membaca sekali lagi cara memasak bubur, kemudian menaruh handphonenya dan beralih mencuci beras sampai tiga kali.

Pangeran kembali membuka handphonenya lagi, setelah itu ia memasukkan beras dan air ke dalam panci.

Cowok itu beralih membuat sup kali ini, ia memotong bawang namun berkali-kali juga mengusap ujung matanya yang mengeluarkan air mata.

Pangeran berdecak lalu menaruh kasar pisaunya dan beralih mengelap ingus yang tiba-tiba keluar, "gue cuma motong bawang kenapa ingus ikut keluar sih?! Sialan emang, kalo kerdil liat bisa turun pangkat ketampanan gue." decaknya, kembali meniris bawang namun kali ini ia mencincangnya asal.

Pangeran sudah menghabiskan waktu setengah jamnya untuk berkutat dengan peralatan dapur hanya untuk membuat makanan. Ia membuka tutup panci sup lalu mencicipinya, rasanya lumayan untuk ukuran pemula namun, dia di buat bingung..... wortel itu kalau udah matang bentuknya gimana? Pikirnya.

Tak mau di buat pusing ia mematikan kompor. Pangeran memasukkan bubur di mangkuk dan supnya, sekilas ia mencium aromanya dan tersenyum begitu saja melihat hasil karya tangan ajaibnya.

"Gue udah kayak suami idaman aja nih." ucapannya bangga kepada diri sendiri, kemudian melepas apron berwarna pinknya. "Pasti tuh kerdil habis makan masakan gue langsung sembuh saking enaknya,"

Pangeran tersenyum, membawa nampan ke kamarnya. Cowok itu pelan-pelan membuka pintu kamar tanpa mau menimbulkan suara, melihat Vanessa yang tidur lelap dengan posisi memunggungi membuatnya tersenyum entah mengapa.

Cowok itu menggelengkan kepalanya cepat agar kembali sadar. Ia menghampiri Vanessa, meneruh nampan di atas nakas dan mengguncang pelan tubuh Vanessa yang di lilit selimut tebal.

"Bangun, Dil."

"Makan dulu biar cepet sembuh,"

Vanessa melenguh, ia membalikkan badan menghadap Pangeran dengan wajah pucatnya. Pangeran menyentuh kening Vanessa lalu menjauhkan cepat tangannya saat merasakan suhu panas yang membakar kulitnya.

Vanessa memposisikan dirinya bersandar pada punggung ranjang. Melihat rambut Vanessa yang berantakan, Pangeran mengambil karet lalu mengikat rambut cewek itu asal supaya tidak ikut termakan.

"Lo panas banget, mau ke rumah sakit aja gak?" tanya Pangeran sedikit khawatir dengan kondisi Vanessa, dia juga baru kali ini mengurus orang sakit. Belum berpengalaman.

"Gue gak papa, nanti minum obat juga palingan langsung sembuh." tolaknya dengan suara parau.

Pangeran mengangguk, dia tidak akan memaksa cewek itu jika tidak mau. Cowok itu kemudian mengarahkan sendok berisi bubur dan supnya ke mulut Vanessa.

Vanessa menerima satu suapan itu. Baru sekali kunyah wajahnya sudah berubah, membuat Pangeran menatapnya penasaran. "Kok wortelnya keras? Buburnya doang yang lumayan enak," komentarnya begitu menelan makanan itu.

Pangeran menatap sebal Vanessa mendengar itu. "Yaudah sih, Dil. Ini pertama kali gue masak, wajar wortelnya keras. Yang penting 'kan buburnya gak buruk-buruk banget."

Kemudian Pangeran menyuapi Vanessa kembali, namun kali ini hanya bubur saja. Cowok itu menatap Vanessa yang mengunyah sambil memejamkan matanya, "sakit banget ya? Kasian kerdil gue lagi sakit." oceh Pangeran, mengusap keringat dingin di dahi cewek itu.

Vanessa hanya diam tidak menjawab. Dengan keadaan sakit seperti ini saja Pangeran masih bisa mengoloknya kerdil.

Pangeran kembali menyuapi Vanessa hingga tak terasa tinggal setengahnya lagi. Cowok itu hendak menyuapi kembali namun Vanessa menolak lantaran telah kenyang.

Pangeran menaruh kembali mangkuknya, menyodorkan segelas air pada Vanessa. Cewek itu meneguknya hingga setengah lalu ia berikan pada Pangeran kembali. Jari Pangeran menyentuh ujung bibir Vanessa, membersihkan sisa air dan bubur.

"Mau tidur lagi?"

Vanessa menganggukkan kepalanya pelan, yang langsung di bantu Pangeran agar kembali berbaring. Cowok itu menyelimuti tubuh Vanessa hingga sebatas leher.

Pelan-pelan Pangeran memijat kepala Vanessa, siapa tahu bisa mengurangi rasa pusingnya. "Enak?" kata Pangeran memastikan.

Vanessa bergumam, "hm. Makasih Pangeran, lo udah mau rawat gue."

Pangeran tersenyum, tangannya masih sibuk memijat. "Gak perlu makasih. Gue itu suami lo, jadi udah tugas gue ngerawat lo kalau lagi sakit gini," ucapnya begitu manis.

"Lo bisa manis juga ya," kekeh Vanessa.

Pangeran ikut terkekeh, "gue gak manis-manis banget sebenernya. Tapi lo bilang gue manis, jadi gue harus sadar diri kalo gue emang manis."

"Gak usah merendah untuk meroket daki simpanse."

Pangeran kembali terkekeh pelan mendengar nada sinis itu. Ia membenarkan kembali selimut Vanessa, kemudian membisikkan kalimat yang lagi-lagi membuat Vanessa baper untuk kesekian kalinya.

"Cepet sembuh kerdil gue yang bar-bar."

-ooOoo-

Mobil Zaky berhenti di dekat taman, awalnya ia akan pergi ke rumah Fikri karena mereka akan berkunjung ke apartemen Pangeran ketika mendengar Vanessa tengah sakit. Namun matanya melihat sosok yang yang begitu familiar saat berada di kawasan taman.

Cowok itu menajamkan pengelihatannya. Dia tidak salah menebak jika itu adalah Pangeran dengan seorang gadis. Posisi mereka saat ini berpelukan dengan Pangeran yang mengusap bahu gadis itu, sepertinya gadis itu tengah menangis.

Ketika mereka melepaskan pelukan, Zaky di buat terkejut saat melihat wajah gadis itu. "Disya?" gumamnya tak percaya.

Rasa penasaran Zaky semakin tinggi ketika telah mengetahui siapa gadis itu. Sedangkan mereka di sana tampak terlibat obrolan serius, dan Pangeran yang tiba-tiba berubah seperti orang marah. Terlihat dari tangannya yang terkepal dari sini.

Pangeran menarik tangan Disya memasuki mobilnya. Setelah itu mobil Pangeran melesat membuat Zaky mengikutinya dari belakang dengan jarak yang lumayan jauh agar tidak di curigai.

"Sebenernya ada apa mereka?" bingung Zaky.

Sekarang pikiran Zaky tengah menerka-nerka, apakah mereka menjalin hubungan gelap? Tapi, bukankah Disya berpacaran dengan Logan dan gadis itu sangat mencintainya?

Dering ponsel membuyarkan pikirannya yang bercabang. Zaky menepikan mobil dan mengangkat panggilan itu.

"Lo dimana anjir?! Gue lumutan nunggu lo tau gak!" teriaknya ketika Zaky baru menjawab panggilan, membuat cowok itu mengusap telinganya yang pengang.

"Gue ada urusan penting," katanya setelah melihat mobil Pangeran yang masih aman melaju di depan.

"Urusan penting apa lo? Gue gak mau tau, lo kudu jemput gue titik!" finalnya langsung mematikan sambungan sepihak.

Zaky berdecak, melempar ponsel itu ke bangku sebelah. Ia melihat ke depan lagi, namun sudah tak melihat mobil Pangeran.

"Sial!" umpatnya memukul stir mobil.

________BatasSuci________

Hallo! Gimana kabarnya? Baik 'kan? Semoga selalu ya.

Kalian boleh tebak hubungan antara Disya dan Pangeran, cukup di batin aja ya kawan-kawan!💃

Jangan lupa vote dan komen kalian ya! Kalau ada kata yang terulang atau typo bertebaran komen aja biar aku revisi.


With love♡
Rara masa depan Tr34sur3.

Living With FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang