LWF| EUPHORIA BERLEBIHAN

738 120 5
                                    

"We are the lovesick girls. Ne meosdaelo nae salangeul kkeutnaelsun eobseo. We are the lovesick girls. Iapeum eobsin nan amu uimiga eobseo." Vanessa menyanyikan sepenggal kalimat lagu yang akhir-akhir ini selalu di putar dalam kamar, arti dari lagunya jinjja jinjja daebak.

Gadis itu menuruni tangga dengan hati gembira. Masih mengingat permintaannya semalam yang telah kabulkan oleh Gara. Ahh, jika mengingat hal itu Vanessa jadi merasa paling beruntung sedunia memiliki Abang seperti manusia pasir!

"But we were born to be alone. Yeah, we were born to be alone. Yeah, we were born to be alone. But why we still looking for lov--"

"Berisik!" Potong Gara tiba-tiba yang berjalan mendahului Vannesa.

Vanessa mencibir. "Kalo gak mau berisik sana tinggal di hutan!"

Gara tak menjawab. Wajahnya terlihat kusut seperti kemeja lecek yang tidak di setrika setahun. Vanessa yang menyadari itu langsung terkikik, ia tahu alasan mengapa Gara hari ini sensi.

Biasanya setiap ia menyanyikan lagu dengan suara emasnya Gara tidak akan berkomentar sama sekali. Pasti gara-gara uangnya ia kuras semalam.

Wajar saja jika Gara kesal dengan Vanessa, sebab uang dengan nominal lima juta ia habiskan dalam waktu kurang 30 menit. Bilangnya cuma beli album BTS sama lighstick Blackpink, tapi ujung-ujungnya peretelan merchandise kpop juga di angkut.

Meskipun uang Gara tidak akan habis hanya untuk kesenangannya saja, pasti manusia pasir itu tidak rela telah di kibuli oleh dirinya dan uangnya beralih ke tangan orang lain, HAHAHA mampus.

Vanessa menyamakan langkahnya dengan Gara. Menatap wajah itu dari samping sambil tersenyum menyebalkan. " Saya mencium bau-bau duit di dompet mengurang, nih," ujar Vanessa sambil mengendus-endus tubuh Gara.

"Pergi lo tuyul!" Usir Gara sewot. Menatap Vanessa yang tergelak.

"Oh duit~ kenapa kau begitu tega? Pergi meninggalkanku dan beralih menjadi milik orang lain? Apakah dompetku tidak sebagus milik orang lain? Apakah bokongku bau sehingga kau pergi?" Vanessa berucap sambil mengayunkan tangannya di udara dengan nada berpuisi. Menampilkan wajah sedih, menghayati setiap kalimat yang keluar dari bibirnya.

"Oh duit~. Oh duitku~~."

Sudah cukup kesabarannya! Gara menggeplak kepala Vanessa hingga empunya mengaduh. Ia menatap Gara sengit yang di balas tak kalah sengit olehnya. Vanessa menatap horor Gara hingga tak lama kemudian terdengar suara rintihan dari bibir Gara sebab Vanessa menendang tulang keringnya.

"Adek kurang ajar!"

"Abang laknat! Manusia pasir! Namanya aja Gara, pasti hobinya suka cari gara-gara!" cibir Vanessa, kemudian berlari menjauh dari Gara yang siap ingin menampolnya kembali.

Gara ikut berlari, mengejar Vanessa yang tertawa terbahak-bahak. "Berenti lo anak Dugong!" teriak Gara kesal.

"Blweee." Vanessa menoleh kebelakang, menjulurkan lidahnya. "Manusia pasir, ayok tangkap Vanessa yang cantik jelita ini,"

Aletta yang baru keluar dari dapur dan melihat kedua anaknya berlari di dalam rumah langsung mengusap dadanya sabar kemudian mengambil napas dalam.

"VANESSA! GARA! BERHENTI KALIAN SEBELUM MAMI POTONG UANG JAJAN KALIAN SELAMA SEBULAN!"

Vanessa dan Gara yang mendengar teriakan nyaring berisi ancaman itu langsung menghentikan aksi kejar-kejarannya kemudian menghampiri Aletta yang menatap mereka galak sambil berkacak pinggang.

Aletta berjalan ke arah dapur yang di ikuti kedua anaknya.

"Duduk! Sarapan!" Titah Aletta yang langsung di laksanakan oleh kedua Kakak Adik itu. Takut uang jajan di potong, yakali di potong, apa kata dunia akhirat?

Living With FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang