LWF| INISIAL 'P'

402 76 13
                                    

"Iya sayang, aku udah dapet seblaknya ini otw pulang."

"..........."

"Iya sayang iya, bye,"

Logan menurunkan hapenya, ia berjalan kearah motornya terpakir dengan plastik bening yang memperlihatkan dua porsi seblak pesanan Disya.

Kehamilan Disya memasuki bulan empat dan sekarang kekasihnya itu mulai memasuki fase ngidam. Sedangkan pernikahan mereka akan di adakan bulan depan, keluarganya dan keluarga Disya sudah memberi restu.

Logan sejak awal juga sudah tahu Disya anak yatim pintu dari kelas 3 SMA. Orang tuanya meninggal akibat kecelakaan pesawat yang menuju Indonesia.

Mereka pulang untuk memberi selamat atas kelulusan Putrinya, namun naasnya pesawat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan. Menewaskan ratusan orang yang berada di dalam pesawat.

DUGGG


"Aduhhh, awhhh~." pekikan serta ringisan kecil membuat Logan berhenti. Ia berbalik, menghampiri gadis berseragam SMA yang terjatuh itu.

Logan berjongkok, memegang pundak gadis itu. "Kamu gak papa dek?" tanyanya sembari menuntun gadis itu duduk di pinggir jalan.

Gadis itu menggeleng, "gak papa kak." katanya sambil menepukkan tangannya tiga kali, membersihkan debu yang menempel akibat jatuh tadi.

Logan mengangguk, tak sengaja matanya melihat lutut gadis itu yang lecet.  "Kaki kamu lecet,"

Gadis itu melihat lututnya, ada darah segar yang mengalir di sana. Ia menghembuskan napasnya pelan, meniupi luka itu yang mulai terasa perih.

"Mau kakak beliin obat merah di depan?"

Gadis itu sontak menggeleng, "eh, gak usah kak. Aku gak mau ngerepotin, cuma luka kecil kok."

Logan hanya mengangguk. Ia melihat gadis itu yang mulai merogoh sakunya entah mencari apa. Namun raut wajahnya mulai terlihat panik.

"Cari apa?" tanya Logan.

"Foto palorid kak. Aduh fotonya mana ya." Gadis itu mulai menggeledah tasnya. Logan ikut mencari, matanya menatap sekeliling menemukan satu lembar kertas polos tergeletak di jalan.

Cowok itu kemudian berdiri, mengambil kertas itu. Ia membalik kertas itu yang kemudian menunjukkan foto tiga remaja yang ia kenal.

Logan membeku, menatap lekat foto itu yang diambil saat mereka bolos bersama waktu itu. Ingatannya kembali berputar pada 4 tahun silam.

"Gara-gara kalian aku jadi ikut telat gini'kan?!" marah seorang gadis berseragam SMA dengan rambut yang di gerai lurus dan tas merah yang bertengger di belakang punggung kecilnya.

"Bukan salah gue, Put! Salah Logan." Pangeran membela dirinya, menunjuk Logan yang tampak santai duduk di atas motornya dengan seragam urakan yang sama persis dengannya. "Kita udah janjian berangkat bareng tapi dia masih enak-enakkan molor di apart,"

Logan tampak tak terima. Ia turun dari motor lalu menghampri Pangeran sambil menatap melotot, "elo juga sama! Di kamar mandi lama banget kayak cewek!" protesnya.

"Kalian sama aja!" potong gadis itu cepat, berdiri di antara mereka berdua. Menatap keduanya kesal lalu mencibir, "punya temen payah semua!"

Setelahnya gadis itu pergi dengan mengehentakkan kakinya kesal. Meninggalkan kedua pemuda itu yang saling menyalahkan.

"Elo sih!"

"Lo juga! Jadi ngambek kan dia,"

Keduanya masih saling menyalahkan sampai teriakan nyaring menyadarkan mereka.

Living With FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang