LWF| MULAI BERBOHONG

374 77 12
                                    

ATM lucknut:v

Send a pict

Vanesaa mengklik foto itu.

Satu foto, hanya satu foto yang dapat membuatnya menatap Pangeran dalam diam.

"Kenapa?" tanya Pangeran menautkan alis bingung.

"Enggak papa," jawab Vanessa kembali makan. Namun kini pikirannya tengah melalang buana.

Kini Vanessa berada di kamarnya. Ia duduk di meja belajarnya, begitupula dengan Pangeran yang tengah berkutat dengan laptopnya di atas kasur.

Ini adalah semester terakhir bagi murid kelas 12. Sebentar lagi mereka akan menghadapi ujian kelulusannya. Vanessa yang sejak tadi belajar tidak bisa fokus karena foto yang di kirimkan oleh Gara.

Vanessa menaruh pulpennya, menoleh kebelakang melihat Pangeran yang fokus sekali pada layar monitor itu di pangkuannya.

"Pangeran," panggil Vanessa.

Laki-laki itu hanya menyahut dengan gumaman tanpa mengalihkan pandangannya membuat Vanessa menghela napas kasar karena merasa terabaikan.

Namun itu tidak penting untuk sekarang.

"Lo tadi waktu gak bisa jemput gue kemana?"

"Gue kan udah bilang gue ada urusan mendadak, Ness."

"Urusan apa?"

Pangeran menghentikan jarinya yang tengah mengetik, balas menatap tepat Vanessa.

"Ada yang gak gue tahu tentang lo?" tanya Vanessa kini lebih memberanikan diri lagi.

Pangeran menatap lamat Vanessa, kemudian memilih kembali fokus pada tugas kuliahnya. "Apasih Ness, lo gak tahu tentang gue yang mana?" Pangeran balik bertanya.

Ragu-ragu Vanessa bertanya lirih, "l-lo punya cewek selain gue?"

Untuk sesaat Pangeran membeku, bahkan tangannya berhenti mengetik dengan pandangan kosong kearah laptop.

Namun dengan cepat ia bisa kembali menguasai air mukanya.

"Ngomong apasih lo? Yakali gue gitu. Gue udah punya lo, ngapain masih lirik cewek lain?"

"Liat gue," perintah Vanessa yang langsung di turuti Pangeran.

"Apa?"

Mata mereka saling beradu pandang. Vanessa yang mencari celah kebohongan dan Pangeran yang berusaha menutupi segalanya.

Sekalipun di lihat berkali-kali Vanessa tak mampu menemukan kebohongan di sana. Pangeran pandai menutupinya membuat Vanessa berpikir mungkin dia memang tidak menyembunyikan apa-apa di antara mereka berdua.

Vanessa kembali berbalik ke meja belajarnya. Ia memandang kosong bukunya yang setengah berisi tulisanya.

Kalau di pikir-pikir, sejak awal hubungan mereka memang tidak semudah yang di bayangkan.











-ooOoo-







Pangeran berlari membawa bola basket dengan ganas. Berkali-kali cowok itu merebut paksa dan mendorong teman lawan mainnya, bahkan saat ini hanya dia yang masih bertahan bermain sendirian.

Fikri, Restu dan Raden telah menepi, masing-masing dari mereka pasti mendapatkan luka entah di lutut ataupun di sikunya. Sedangkan Zaky hanya menjadi penonton di halaman rumahnya.

Keringat sudah bercucuran namun Pangeran tak lekas menghentikan permainannya sampai ia tersandung dan berguling baru ia merebahkan dirinya di tengah lapangan dengan napas yang tersenggal-senggal.

Living With FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang