LWF| ABANG KESAYANGAN

852 130 2
                                    

Vanessa membuka pintu utama, memasuki rumahnya yang sepi dengan wajah muram. Ia berjalan pelan menuju kamar. Tas yang seharusnya menyampir di punggung sudah ia lepas dan di seret dengan ogah-ogahan menaiki anak tangga. Satu kancing baju teratas telah ia lepas karena merasa gerah.


"Nessa, kamu baru pulang? Abang mana?"

Mendengar suara merdu itu membuat sang pemilik nama menoleh. Menatap Letta yang memakai daster panjang hingga sampai di bawah lutut.

"Di culik tante-tante girang, mungkin?" Jawaban Vanessa tentu membuat Letta langsung melotot. Mulut Vanessa memang tidak bisa di kontrol saat keadaan hatinya tidak baik-baik saja.

"Nessa, dia itu Abang kamu. Kamu gak boleh bicara sembarangan," nasihat Letta.

Vanessa menghela napas, "aku gak bilang Bang Gara beneran di culik sama tante-tante girang, kan cuma mungkin aja."

Letta hendak membuka suara. Namun, kembali ia urungkan saat Vanessa berkata, "Nessa capek. Mau istirahat."

Gadis itu langsung menaiki tangga, masuk ke dalam kamarnya. Ia melempar tas ke sembarang arah lalu menghempaskan tubuh ke atas kasur dengan sepatu yang belum di lepasnya. Vanessa menatap langit-langit rumah yang di penuhi bintang hiasan.

Lagi-lagi ia menghela napasnya lelah.

Vanessa membuka matanya setelah beberapa saat terpejam. Ia beranjak dari tidurnya, menuju meja belajar dengan langkah gontai.

Laptop di atas tumpukan buku ia raih, menekan tombol di ujung untuk menonton Drakor yang belum selesai ia tonton. Mencoba melupakan albumnya yang rusak begitu saja.

"Cowok kurang ajar."

"Ketemu gue lagi gak bakal gue kasih ampun."

"Anak setan!"

"Brengsek!"

"Bedebah, sialan!"

Matanya memang fokus ke arah layar monitor. Namun, bibirnya tak berhenti mencerca, mengeluarkan kata kasar yang jika di dengar Letta maka uang saku di potong.

Susah payah ia menabung selama satu bulan untuk membeli album dan sekarang hanya tinggal kenangan saja. Are you kidding?

Vanessa benar-benar tidak terima!

Cewek itu menutup kembali laptopnya. Ia menelungkupkan kepalanya di atas meja dan menutup erat matanya.

"Kalo lo jadi suami gue. Gue bikin lo darah tinggi setiap saat, gue bikin lo emosi, marah-marah setiap detik. Terus akhirnya lo sakit jantung, kena stroke, mati. Seluruh harta lo gue beliin barang kpop." Vanessa menggumam lirih lalu tertawa dengan keras.

Jika sedang berada di luar rumah dan ada yang melihatnya tiba tertawa pasti sudah di cap sebagai orang gila.


Tiba-tiba bayangan albumnya melintas di pikiran kembali.

"Ah~ album gue...." gumamnya lirih sebelum memasuki alam bawah sadar.

Living With FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang