"Itu ketinggalan! Stiker-stiker harus lo copot semua!"
"Seprai gue ganti yang baru! Berani-beraninya lo ganti seprai gue pake wajah cantik!"
"Gak sadar diri situ mukanya juga cantik!" gumam Vanessa yang masih dapat di dengar Pangeran.
"Ngomong apa lo?!" sentak Pangeran.
"Angin lewat,"
"Yang bersih! Jangan sampe tertinggal satupun poster-poster itu atau album lo gue bakar di depan mata lo!"
Vanessa mengusap pelipisnya yang banjir keringat. Ia berbalik menghadap Pangeran dengan raut lelah dan memelas. "Please, album gue jangan di bakar. Gue belinya hasil malak duit Bang Gara."
Pangeran tersenyum smirk. Ia mengangkat dagu tinggi sambil membawa album dan korek di sebelah tangan kiri. "Oke, gue gak bakal bakar album lo asal kamar gue harus bersih, rapi dan terbebas dari poster-poster lo semua."
"Siap! Gue lakuin semua demi album gue! Rela gue lakuin semua yang lo suruh!" ucapnya sungguh-sungguh dengan raut wajah bersahabat. Demi album!
Mendadak terbesit sekelibat ingatannya sebelum ia sampai di apartemen. Pangeran melangkah mendekati Vanessa. "Semuanya? Yakin?" tanya Pangeran menatap wajah cewek itu.
Dengan sangat yakin, Vanessa mengangguk cepat membuat senyum lebar Pangeran terpantri begitu saja.
"Kalo gitu lo harus perlakukan gue dengan sangat baik. Gak ada lagi ngumpati gue, ngerjain gue, apalagi ngancem gue kayak lo mau lempar gue dari apartemen kemarin."
"Itu doang?" tanya Vanessa percaya diri.
Pangeran mengangguk lalu berjalan meninggalkan Vanessa. Belum sampai tiga langkah pangeran berhenti dan berbalik menghadap cewek itu. "Satu lagi, perjanjian gue ubah. Lo boleh suka sama gue."
Seketika Vanessa mendelik. Kenapa perjanjian itu yang di ubah?! Kenapa tidak yang bagian bersih-bersih apartemen saja!
"Lo pede banget sumpah," kekeh Vanessa. "Lagian siapa juga yang bakal suka sama lo." ujarnya, melipat tangan di depan dada.
Pangeran mengangguk-anggukan kepalanya. "Kemarin ada yang bilang gitu. Besoknya jadi jatuh cinta sampai mati."
"Gue gak mungkin suka sama lo!" sarkasnya.
Pangeran kembali berbalik, memunggungi Vanessa. "Hmm. Tapi, kalo lo besok-besok jadi suka bilang ke gue ya, mau gue mampusin." katanya sambil berjalan.
Vanessa handak membalas ucapan Pangeran. Namun, cowok itu lebih dulu kembali membuka suara. "Jangan lupa, kamar gue beresin sampe bersih. Kalo masih ketinggalan barang cuma secuil, gue bakar album lo." ancamnya keluar dari kamar.
Vanessa masih berdiri, memandang punggung cowok itu yang telah menghilang di balik pintu. Di kedua sisi tubuhnya tangannya mengepal, menahan geram.
Bisa gak sih cowok itu gak main ngancem sukanya!
-ooOoo-
Suasana SMA Angkasa begitu sepi. Hanya terdengar suara para Guru yang tengah menjelaskan materi di depan kelas.
Vanessa yang duduk di bangku deretan kedua dekat jendela tengah sibuk melamun. Cewek itu memang memperhatikan gurunya, namun pikirannya melalang buana ntah kemana. Lebih tepatnya memikirkan ucapan Pangeran yang mengusik pikirannya.
"Ness." Dira menoel lengan Vanessa yang duduk di sampingnya. "Vanessa lo di perhatikan Bu Sedam."
"Hah, hadir buk!" Vanessa berteriak, berdiri dari duduknya sambil mengangkat tinggi tangannya. Membuat seluruh pandangan kelas XII IPA 3 menoleh kearahnya.
"Kamu tidak memperhatikan saya dari tadi?"
Kendaraan Vanessa mulai kembali. Ia mengerjap pelan sambil memperhatikan seluruh murid yang melihatnya, tak terkecuali Bu Sedam.
"Keluar dari kelas saya!"
Sialan!
-ooOoo-
Pangeran berdiri di belakang kampus. Ia mengetuk jam tangannya tidak sabar menunggu seseorang yang mengajaknya bertemu di sini.
Derap langkah seseorang membuat Pangeran menoleh ke arah sumber suara. Ternyata Zaky dan Fikri.
"Ngapain lo di sini?" tanya Fikri, menghampri Pangeran.
"Gak ngapa-ngapain," jawab Pangeran acuh lalu mengedarkan pandangannya kesekeliling.
Zaky yang menangkap gelagat aneh Pangeran langsung menatap sekitarnya, "nyari siapa lo?" tanya Zaky membuat Pangeran menghentikan kegiatannya.
"Bukan siapa-siapa. Orang gue ngeliatin daun-daun jatuh," tunjuknya pada dedaunan yang gugur.
Zaky memincingkan matanya curiga. Pangeran yang tersadar akan tatapan itu langsung membuat alasan, "gue ada kelas sekarang. Gue duluan, bye!"
Pangeran telah pergi. Meninggalkan Zaky dan Fikri yang masih menatap kepergian cowok itu.
"Lo ngerasa ada yang di sembunyikan sama tuh anak?" tanya Zaky pada Fikri yang sibuk menscroll layar ponselnya.
"Gak tuh. Perasaan lo aja kali."
Zaky tak menanggapi jawaban Fikri. Ia masih memikirkan ada apa dengan Pangeran? Kenapa tiba-tiba cowok itu mendadak berubah aneh?
"Kuy kelas! Bentar lagi dosen masuk," ajak Fikri merangkul bahu Zaky, membawa laki-laki itu pergi dengan seribu pertanyaan yang hinggap.
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang tengah tersenyum licik tanpa sepengetahuan orang lain. Bagus! Ternyata lo emang gak ingkar janji.
________BatasSuci________
Ada apa sama Pangeran? Gak papa.
Tarik napas, selamat datang di Living With Fangril.
Kenapa update padahal harusnya minggu depan, kan kemarin udah update?
Pengen aja ya, pengen karna abis menang lotre. Tapi, boong wkwk.
Dahlah.With love♡
Rara istri sah satu-satunya Watanabe Haruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living With Fangirl
Teen Fiction"Baju gue mana kerdil?!" Vanessa berlari tergopoh-gopoh saat mendengar teriakan itu sembari membawa wajan kosong ke dalam kamar Pangeran. Ia mencari asal baju Pangeran dalam lemari sampai tanpa sadar cewek itu membuat isi lemari berantakan. Setelah...