LWF| SENDIRI

427 78 19
                                    

Vanessa memasukkan seragam sekolah dan buku-bukunya ke dalam tas besar. Baju santai yang sering ia pakai sengaja ia tinggal karena di rumah orang tuanya masih ada baju yang ia tinggalkan jika sewaktu-waktu ia rindu rumah lamanya.

Sesekali Vanessa mendongakkan kepalanya keatas, mencegah air matanya yang ingin turun kembali.

Sebelum keluar dari kamar Vanessa memandang seisi ruangan. Dulu, Vanessa benci Pangeran. Laki-laki itu begitu menyebalkan yang selalu mengusik hari-harinya. Bahkan dulu ia sempat berpikir ingin membunuh dan mengambil aset harta Pangeran untuk membeli hal yang berbau kpop.

Namun sekarang Vanessa tertawa dalam hati mengingat hal-hal itu. Jangankan ingin membunuhnya, meninggalkan tempat ini saja rasanya sangat sulit.

Terlalu banyak kenangan yang membuatnya berat meninggalkan tempat ini atau lebih tepatnya Pangeran. Banyak hal senang dan susah yang Vanessa lalui di tempat ini.

Kisah mereka baru saja di mulai. Tapi, kenapa kebahagiaan yang ia rasakan hanya sesat? Kenapa cepat sekali?

Dan Vanessa sadar, kebahagiaan yang selama ini Pangeran beri hanyalah sebuah kesemuan.

Nyatanya, dia tidak lebih dari orang ketiga di hubungan mereka yang sudah lama.

Setelah puas memandangi, Vanessa membawa tasnya keluar dari kamar itu. Meninggalkan kenangan mereka berdua di dalam sana, bahkan ia tidak yakin bisa kembali lagi ke tempat ini.

Melewati ruang tamu Vanessa mendapati Gara yang duduk di sofa single menunggunya. "Udah?" tanya Gara

Vanessa hanya merespon dengan mengangguk. Kemudian Gara bangkit mengambil alih tas di tangan adiknya.

Mereka berjalan hendak keluar, namun pintu apartemen lebih dulu terbuka dari luar. Menampakkan Pangeran yang baru saja tiba dengan napas tersenggal-senggal.

Pangeran berjalan mendekati Vanessa kemudian berkata lirih, "jangan tinggalin gue, Ness."

Vanessa hanya menatap Pangeran dengan mata memerah tanpa merespon dan melewati Pangeran begitu saja. Saat di samping Pangeran, Vanessa balik berkata lirih. "Jangan lupa makan," ujarnya lirih hampir berbisik yang bisa di dengar jelas oleh Pangeran.

Pangeran membalikkan tubuhnya. Menatap terus punggung kecil milik Vanessa yang semakin menjauh pergi. Kali ini ia tidak menahan kepergian gadis itu. Ia tidak akan pernah bisa membuat Vanessa tetap tinggal jika masalahnya sendiri belum selesai.

Dalam hati Pangeran berjanji, "gue bakal bawa lo pulang, Ness."












-ooOoo-













Vanessa membuka pintu besar di depannya. Ia melangkah memasuki rumah lebih dulu di ikuti Gara dari belakang. Dari arah tangga ia bisa melihat sang Mami yang menuruni tangga tergesa setelah melihat putrinya pulang.

Wajah wanita berumur itu kentara sekali jika khawatir melihat putri kesayangannya pulang dengan wajah sembab.

"Nessa kenapa? Anak Mami kenapa, kok nangis?" tanya Aletta khawatir. Tentu saja sang Mami belum tahu akan masalah rumah tangganya dan Vanessa belum mau membahasnya sekarang.

Gara maju memegang pundak Maminya agar tenang dan memberikan tasnya pada Vanessa. "Nessa balik ke kamar sendiri ya," Vanessa mengangguk lalu berjalan menaiki tangga.

Setelah kepergian Vanessa Aletta menatap Gara menuntut. Gara hanya tersenyum menenangkan, "biarin Nessa sendiri dulu, Mi. Nanti juga bakal cerita kalau anaknya udah baikan." kata Gara. "Mami udah masak? Gara laper banget nih." Laki-laki itu mengalihkan pembicaraan kemudian menarik tangan Aletta ke dapur sesekali juga melirik kearah tangga.

Living With FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang