"Iya-iya! Sebenernya gue udah nikah."
Dira sontak saja menatap Vanessa dengan tatapan antara percaya dan tak percaya. Namun perasaan tak percaya lebih mendominasi diri Dira saat ini, hingga tak lama kemudian suara tawa keluar dari bibir mungil Dira.
Menikah? Di usia muda seperti mereka, mustahil bukan?
"Lo kalau mau prank jangan sama gue ya, Ness." kata Dira setelah meredakan tawanya.
Vanessa langsung memutar malas bola matanya. Dia tahu Dira tidak akan percaya begitu saja.
"Liat ini," Vanessa menunjukkan kalung berbandul cincin pernikahan mereka yang ia keluarkan dari dalam seragam sekolahnya.
Dira menoleh, memegang kalung yang menggantung di leher Vanessa dengan tatapan masih tak percaya. "Gue tahu lo lagi halu nikah sama idol lo sampe beli cincin begini," ucapnya sambil terkekeh ringan.
"Gue gak bohong! Gue emang udah nikah Dira!" Intonasi suara Vanessa mulai meninggi. Capek juga lama-lama jelasin, "gue di jodohin! Ralat, gue yang minta nikah muda sama Papi!"
Dira menatap gamang sahabatnya. Bagaimana gadis di sampingnya ini meminta hal aneh seperti itu? Dira jadi berpikir, Vanessa ini sebenarnya masih waras atau tidak?
Tiba-tiba Dira beranjak dari duduknya. Ia menepuk pelan belakang rok guna menghilangkan debu yang menempel. "Udahlah, Ness. Lo gak bisa ngibulin gue," ucap Dira, berniat meninggalkan toilet.
Vanessa refleks berteriak melihat Dira yang menjauh. "Gue gak bohong! Gue bahkan udah gak tinggal di rumah Papi! Gue pindah ke apartemen, kalo lo gak percaya pulang sekolah lo ikut gue pulang," teriaknya lantang.
Cewek itu menghentikan langkahnya. Kemudian berbalik, menghampiri Vanessa yang masih duduk di tempat semula.
Dira mengangguk. "Oke, gue bakal percaya setelah lo ajak gue ke apartemen dan ketemu suami lo itu. Tapi, awas kalo lo sampe ngibulin gue."
Kemudian Dira mengulurkan tangannya kepada Vanessa. "Ayok balik kelas," ajakanya yang di sambut oleh cewek itu.
Mereka berdua berjalan bersisian meninggalkan toilet, untuk kembali memasuki kelas bersama sebab bel masuk akan segera berbunyi.
-ooOoo-
Pangeran saat ini sedang berada di kantin kampus bersama Zaky dan Fikri. Mereka memesan makanan dan minuman untuk mengisi perut kosong setelah menghabiskan waktu mendengarkan dosen mengajar.
"Lo tahu Disya?" tanya Fikri tiba-tiba sembari memasukkan nasi ke dalam mulutnya.
Pangeran dan Zaky mengalihkan atensinya kepada Fikri lalu mengangguk tanda tahu.
"Kenapa?" tanya Pangeran.
Fikri menelan nasinya sebelum membuka suara. "Gue sering liat dia bareng terus sama Logan. Tau 'kan?"
"Siapa yang gak kenal Logan? Lagian wajar Disya nempel sama Logan, dia kan dari dulu keliatan banget suka sama Logan," jawab Zaky.
Fikri mengangguk, membenarkan ucapan Zaky. Tak sengaja matanya menangkap sosok Disya dan Logan yang baru memasuki wilayah kantin.
"Panjang umur banget, baru juga di omongin," ucap Fikri membuat Pangeran dan Zaky melihat ke arah pintu kantin.
Pangeran memperhatikan gerak-gerik keduanya sejak masuk kantin. Bahkan Zaky dan Fikri tidak menyadari hal itu. Mereka berdua sibuk kembali menghabiskan makanannya, berbeda dengan Pangeran yang tetap menatap kedua pasangan itu dari jauh.
Logan yang merasa di perhatikan mulai menjelajahi isi kantin. Hingga tatapan matanya bertubrukan dengan tatapan tajam Pangeran. Logan tersenyum licik, kemudian menggerakkan bibirnya tanpa suara yang bisa Pangeran mengerti apa maksudnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living With Fangirl
Teen Fiction"Baju gue mana kerdil?!" Vanessa berlari tergopoh-gopoh saat mendengar teriakan itu sembari membawa wajan kosong ke dalam kamar Pangeran. Ia mencari asal baju Pangeran dalam lemari sampai tanpa sadar cewek itu membuat isi lemari berantakan. Setelah...