17. Rasa yang selalu ada

1.5K 178 58
                                    



Happy Reading!

..........

Hari-hari berlalu begitu cepat. Padahal baru kemarin Stela belajar untuk nilai ulangan tengah semester dan sekarang waktunya untuk kembali berjuang menghadapi ujian akhir semester yang akan dilaksanakan minggu depan.

Malam ini Stela sedang duduk di balkon kamarnya. Membiarkan rambut indahnya terhembus oleh angin. Tidak peduli dinginnya udara malam ini, Stela terus memandangi bintang-bintang yang bersinar di gelapnya malam dengan tatapan kagum.

"Kalau aku jadi bintang, pasti seru deh! Bisa di perhatiin terus sama Ayah dan Ibu," monolognya dan tak melepas Indra penglihatannya dari benda langit yang bercahaya di malam hari itu.

"Ayah kan suka banget duduk di taman rumah sambil ngomong sama bintang. Ibu juga, aku liat kayaknya Ibu suka banget sama bintang-bintang itu."

Menarik nafas panjang. "Aaaa, pengen jadi bintang!" teriak Stela sambil tersenyum lebar.

Stela tidak tahu kenapa dirinya tiba-tiba berbicara ingin menjadi bintang. Yang jelas, Stela ingin sekali berada di posisi bintang-bintang itu. Agar Ibu dan Ayahnya tahu, kalau ia juga ingin diperhatikan seperti bintang.

Hanya saja diperhatikan dalam artian seperti anak kandung, bukan bintang yang hanya benda mati.

Melihat jam di pergelangan tangannya. Waktu menunjukkan pukul setengah sepuluh kurang. Lantas Stela segera bergegas untuk tidur karena menurutnya tidur larut malam itu tidak baik.

>,<

Suasana kantin siang ini ramai sekali. Cuaca yang mendung memang pas untuk mengemil.

"Liburan kali ini kalian pada mau kemana?" tanya Alvin membuat semua yang semeja dengan dirinya menatap ke arahnya.

"Gue palingan gak jauh-jauh dari rebahan," celetuk Sherly sambil cengengesan.

"Biasa, palingan jalan-jalan depan komplek," sahut Delvin santai lalu terkekeh. Kemudian cowok itu meneguk minumannya.

"Kalau kalian?" tanya Alvin yang ditunjukkan kepada Stela dan Ervin.

Ya, mereka memang sedang makan bersama di kantin. Stela yang duduk berdampingan dengan Ervin di sebelah kanan.

Delvin yang bersebelahan dengan Alvin di sisi kiri sekaligus berhadapan dengan pasangan itu. Yang terakhir Sherly duduk di ujung bagian tengah meja dekat Delvin.

"Kenapa nanya gitu? Ulangannya aja belum, masa udah ngomongin liburan aja, sih," heran Stela ketika topik yang dibahas tentang liburan. "Mending kalian fokus belajar dulu! Urusan liburan kan, bisa dibicarain nanti."

"Gue setuju sama Stela," ungkap Ervin yang merasa jawaban dari gadisnya itu benar. Dasar bucin!

Alvin memutar bola matanya. "Bucin mah beda."

Delvin mengerling matanya jahil. "Bucinnya sudah mendarah daging ya, bund?"

Sherly yang berada di dekat Delvin sontak menoyor kepala cowok itu. "Jomblo mending diem aja deh!"

Alvin menahan tawanya begitupun dengan Ervin. Sedangkan Delvin mengernyit bingung. Stela? Gadis itu terus fokus pada buku paketnya.

Story StelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang