14. Luka baru

2.1K 239 42
                                    

Tetap tersenyum meski luka selalu menyapa, karena hidup akan indah setelah kepedihan menerpa.

Happy Reading!

...............

Akhir-akhir ini Stela rajin sekali belajar. Gadis itu tidak mau nilainya menurun hanya karena ia malas belajar. Walaupun sebenarnya tidak belajar pun Stela tetap akan jadi juara umum.

Tapi siapa yang tahu bila nanti posisi Stela akan tergeser. Maka dari itu, Stela selalu menyempatkan waktu luang untuk belajar. Mengulang dan menghafal materi sesuai jadwal ulangan tengah semester tahun ini.

Seperti sekarang, gadis itu sedang membaca buku di meja belajarnya. Bersiap-siap untuk ulangan lusa nanti.

Omong-omong, cuaca malam ini dingin sekali. Sepertinya akan turun hujan. Sayang sekali jika sekarang benar-benar turun hujan. Padahal sekarang malam minggu. Banyak pasangan muda-mudi yang berkeliaran di luar sana.

Sebenarnya Stela juga ingin menghabiskan malam minggu bersama Ervin. Tapi sayang, ia harus menghabiskan waktu luangnya untuk belajar, belajar, dan Ervin mengerti itu.

Baru saja berbicara soal hujan, kini air dari langit itu sudah mulai berjatuhan ke tanah. Dari rintik-rintik kecil hingga menjadi lebat seperti air yang ditumpahkan sengaja.

Bersamaan dengan turunnya hujan, ponsel Stela bergetar dalam jangka waktu pendek. Menandakan ada sebuah pesan masuk.

Dengan segera gadis itu meraih ponsel yang ia biarkan tergeletak di dekatnya. Tertera nama Ervin disana dengan emot love sebagai pelengkap.

Ervin❤

|Msh bljr?

Stela tersenyum melihat isi pesan itu. Dengan lincah ia mengetikkan balasan untuk Ervin.

Anda

Masih, ini lagi baca-baca.|

Ervin❤

|Pdhl kl mlm Minggu gni enaknya jln jln brdua. (Emot sedih)

Seketika Stela terkekeh melihat pesan Ervin barusan. Ia tahu jika Ervin sangat ingin keluar bersamanya malam ini.

Ervin❤

Maaf, aku emang bukan pacar yang baik.|

|Hust, gue bcnd.
|Smngt bljrnya(emot love)

Siap pak bos!|

|Good night


Good night too.(Sun jauh)|

Stela tersenyum geli melihat pesan terakhirnya. Mengapa sekarang Stela merasa bahwa ia menjadi bucin sekali. Padahal dulu, ia paling anti dengan pacaran.

Bagaimana Stela tidak bucin? Pacarnya saja seperti Ervin. Laki-laki yang bersikap sangat manis dan perhatian padanya. Menurut Stela, Ervin itu laki-laki yang berhasil menembus tembok tinggi di hatinya. Bisa dikatakan Ervin adalah cinta pertama Stela.

Sedangkan di dalam kamar bernuansa putih, Sinta tak henti-hentinya menangis sambil memandang sebuah foto yang berisikan empat orang. Dua laki-laki dan dua perempuan. Sebuah foto yang memiliki kenangan di dalamnya.

Story StelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang