22. Pertolongan tak terduga

1.3K 178 68
                                    

Kebahagiaan tidak akan pernah habis hanya karena kalian membagikannya. Kalian tahu, kebahagiaan meningkat ketika kalian bersedia untuk berbagi.


Happy Reading!

.........

Hari pengambilan rapot sekolah Sma Citra Bangsa telah tiba. Sedari pukul 06:25 siswa-siswi beserta wali orang tua mereka berdatangan. Tak sedikit yang membawa kendaraan beroda empat.

Seperti salah satu mobil mewah nan elegan yang berhenti di depan gerbang sekolah.Hendak memasukannya ke dalam parkiran.

"Mah, Sherly ke kelas duluan ya? Mamah kan udah tau kelas sherly dimana."

"Yaudah sana."

Sherly menyalimi tangan Mamahnya.

"Assalamu'alaikum, Mah."

"Walaikumussalam."

Sherly keluar dari mobil itu lalu berjalan santai di parkiran. Namun langkahnya terhenti sejenak kala melihat Stela berjalan seorang diri. Kemana Ibunya? Atau wakilnya?

Mungkin Stela jalan duluan seperti dirinya, pikirnya.

"Stela!" panggil Sherly sedikit berteriak.

Stela menoleh mendapati Sherly yang berjalan sedikit berlari kearahnya pun segera menghentikan langkahnya.

"Hai, Sher."

Sherly tersenyum. "Lo sama siapa ke sini? Ibu lo mana? Atau diambilnya sama Ayah, ya?"

Stela menggeleng lesu, menatap kosong ke depan. Seperti tak ada harapan. "Aku datang sendiri."

"What do you say?!"

"Stela lo gak bohong, kan? Gak habis thinking gue sama lo. Lo pasti tau kalau peraturan sekolah kita itu nggak bisa di langgar sama sekali dan apapun alasannya. Gue yakin lo gak lupa itu," kata Sherly. Tidak habis pikir dengan Stela.

Stela terkekeh mencoba baik-baik saja. "Iya aku tau, aku gak mungkin lupa itu."

"Ya, trus?"

"Ih, dengerin dulu! Aku belum selesai ngomong tau," ucap Stela sedikit kesal.

"Jadi gini, aku datang ke sekolah sendiri itu bukan tanpa alasan. Ayah dan Ibu aku lagi ke luar negeri urusan bisnis, jadi gak bisa dateng ke sini buat wakilin aku. Terpaksa deh aku dateng sendiri," jelasnya dan berharap Sherly mau mempercayai kebohongannya.

"Abang lo? Lo punya Abang, kan?"

Stela memejamkan matanya, apakah sekarang ia harus berbohong lagi? Berapa banyak kebohongannya hari ini? Stela tidak bisa terus-terusan berbohong, tetapi justru keadaannya lah yang mendorong ia jadi seperti ini.

"Stela?!"

Stela membuka matanya, menatap Sherly seperti orang linglung. "Ah iya, ada apa?"

"Gue tadi nanya La, kenapa lo malah bengong? Bukannya dijawab," cerca Sherly. "Astaga, baru ngeh gue! Muka lo pucet banget La!"

Stela mengernyit, lalu meraba wajahnya sendiri. "Emang pucet ya?" tanyanya polos.

"Badan lo juga panas La! Kita ke Uks aja yuk!"

Stela menggeleng lalu menepuk pundak Sherly pelan. "Aku gak pa-pa kok, Sher.Makasih udah khawatir sama aku."

"Sherly, sedang apa kamu? Katanya mau langsung ke kelas."

Story StelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang