29. About Sherly

1.4K 145 166
                                    

Sesuai perkataan kemarin lusa, hari ini aku update. Aku mau bilang, kalau kalian Nemu di chapter ada penjelasan kalau Sinta ibunya Stela itu punya salon, tolong kalian tandai ya. Soalnya yang bener itu, Sinta punya butik bukan punya salon.

And, kalau nemuin Sinta jadi 'Santi' harap tandai ya:) suka keliru soalnya.

Happy Reading!

..........

+62815674xxxx

| Hai.
| Kmu Delvin ya?

Iya. |
Ini siapa, ya? |

| Km yg tdi keluar dri supermarket kan?
| Pake baju item.
| Udah gitu ganteng jg, btw.

Ah, iya. Makasih. |
Ini siapa? Mau gue save. |

| Iy sama²
| Pacar km g marah klo aku chat?

Ah, kaga. |
Namanya siapa ini teh? |
Biar lebih akrab aja gitu. |

| Dadang.
| Asli orang Sunda.


Anda telah memblokir nomor +62xxx

"Bangsat!" umpat Delvin setelah melempar ponselnya ke atas king size. Alvin yang sedari tadi melihat Delvin chatan dengan orang itu seketika tertawa terbahak-bahak.

Delvin terus saja berjenggit jijik saat mengingat hal barusan. Apa salah dirinya hingga harus mendapat chat dari orang seperti itu. Menyebalkan!

"Pokoknya gue harus uninstall WhatsApp! Kalau perlu ganti nomor." Delvin menatap ponselnya yang tergelatak mengenaskan di atas king size itu dengan tatapan horor.

"Gak, gak! Gue harus ganti ponsel. Gue harus ganti ponsel pokoknya, erghh!"

Alvin masih berusaha meredam sisa-sisa tawanya. Lelaki itu sampai meneteskan air mata saking banyaknya tertawa. Lucu sekali ketika mengingat apa yang terjadi beberapa menit lalu.

Alvin menepuk pundak Delvin yang berada tak jauh di sampingnya. "Saran gue sih lo ganti ponsel aja, Vin. Haha, sumpah lucu banget anjir!" Alvin kembali tertawa membuat Delvin mendengus jengkel.

"Sialan! Bisa-bisanya ada cowok yang kecantol sama lo. Emang ya, pesona lo gak main-main sampe tuh cowok aja demen liat lu. Hahah!" Alvin memegang perutnya yang sedikit kram.

"Muji atau ngeledek?" tanyanya sarkas.  Lama-lama Delvin kesal juga melihat Alvin yang tak mau berhenti mentertawakan dan mengejeknya.

"Dua-duanya sih. Eh, enggak. Tapi lebih ke arah ...."

Alvin kembali terbahak. Meninggalkan Delvin yang kesal parah. Jika di film kartun mungkin kepala Delvin sekarang sudah ada asap yang mengepul.

Dengan sekuat tenaga ia melempar bantal yang beruntungnya tepat mengenai wajah Alvin.

"Mamam noh bantal!"

Setelah mengatakan itu, Delvin keluar dari kamarnya. Ia meninggalkan Alvin yang sedang mengaduh kesakitan.

Malam ini mereka berdua memang rencananya setelah pulang dari minimarket akan kerumah Ervin untuk menghabiskan waktu di sana.

Story StelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang