Happy Reading!
...........
Hingga gerbang sekolah sebentar lagi tertutup pun Ervin tidak melihat adanya tanda-tanda Stela datang.
Sekitar dari jam 6 lebih ia berdiri di dekat pohon yang tak jauh dari gerbang hanya untuk memastikan jika Stela berangkat dalam keadaan baik-baik saja.
Pasalnya, semalaman suntuk Ervin dibuat khawatir dengan kondisi Stela. Apalagi di saat ia mencoba menghubunginya untuk yang ke enam, ke tujuh sampai ke sepuluh kalinya pun Stela tetap tidak mengangkatnya.
Semua chat yang dia kirimkan bahkan tidak ada satupun yang dibaca oleh gadis itu. Ervin melirik pergelangan tangannya, lima menit lagi pelajaran pertama akan dimulai dan Stela tidak juga muncul.
Dari radius dua meter, seorang penjaga gerbang yang diketahui namanya Mang Ahmad datang menghampiri Ervin.
Mang Ahmad dan Ervin sempat berbincang mengenai Stela. Ervin menanyai Stela pada penjaga gerbang sekolah tersebut yang kebetulan memang kenal dengan Stela.
Namun sayang, penjaga gerbang itu mengatakan bahwa sedari membuka gerbang, ia tidak melihat tanda-tanda Stela.
"Memangnya kenapa–"
"Kalau begitu saya permisi dulu, Mang."
Selepas menyela perkataan mang Ahmad, dengan cepat Ervin berbalik badan meninggalkan area parkiran hendak pergi ke kelasnya karena baru saja bel masuk telah berbunyi.
Sepanjang perjalanan Ervin tidak berhenti mengkhawatirkan Stela. Ia yakin pasti ada sesuatu yang tidak beres dengan gadis manisnya itu.
Mungkin saat jam istirahat nanti tiba ia akan mencoba mendatangi kelas Stela berharap bahwa gadisnya ada di sana menyambut dirinya dengan senyum khasnya.
>,<
"Aditya Lintar Pradana?"
Adit mengangkat tangannya tinggi-tinggi. "Hadir, Pak!"
"Auristela Allisya Lesham?"
Hening. Pemilik nama yang seharusnya mengucapkan kata 'hadir' tak kunjung menjawab.
Pak Rio mengerutkan keningnya. Menatap pada bangku yang kosong kemudian menatap anak didiknya satu-persatu.
"Stela tidak hadir? Tapi kenapa? Bukannya anak itu selalu hadir dan tidak pernah absen?"
"Mungkin Stela bolos, Pak. Dia trauma kali gara-gara kemarin dibully."
Salah satu murid ada yang bersuara dan berhasil membuat sebagian orang di dalam kelas terkikik membayangkan Stela yang sedang ketakutan.
"DIAM SEMUANYA!"
Astaga! Mereka melupakan sesuatu. Bahwa yang mengajar mereka sekarang adalah guru killer yang terkenal dengan ketegasannya itu.
Matilah kalian yang tadi tertawa.
"Bagi kalian yang merasa tadi tertawa, segera tinggalkan kelas! Lari keliling lapangan 5x! Tidak ada bantahan!"
Menghela nafas pasrah, mereka, kurang lebih 15 anak—8 cewek dan 7 cowok—keluar dengan wajah lesu. Dan tersisa lah 16 siswa lainnya termasuk Adit, Liana dan juga Sherly.
"Ada yang tahu Stela kenapa?" tanya pak Rio.
Mereka yang tersisa di kelas hanya mampu menggelengkan kepalanya. Pak Rio berdecak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Stela
Teen Fiction{SAD-ROMANCE-HUMOR} Completed√ ⚠Wajib follow akun Author agar leluasa untuk membaca⚠ ➖➖➖➖➖➖➖➖ Ini tentang Auristela Allisya Lesham, tentang kisah cintanya yang rumit, tentang masalah keluarga yang tak memberinya celah untuk sekedar merasa bahagia, d...