Happy Reading!
.............
"Akhirnya kita sampai juga. Ibu suka banget sama tempat ini, sejuk dan damai," ungkap seorang wanita cantik.
"Syukur deh, kalau kamu suka. Aku juga ikut seneng," seorang pria gagah dari arah samping memeluk pundaknya.
"AYAH! IBU! Kok aku ditinggalin, sih?!" kesalnya. Gadis kecil berusia delapan tahun itu mencebikkan bibirnya. Menatap marah pada pasangan suami-istri yang tak lain adalah orang tuanya.
"Maaf sayang, Ibu terlalu terbawa suasana. Jadi mendadak lupa kalau kamu juga ikut," kata Ibu sambil cengengesan.
Dari arah belakang, seorang laki-laki berusia sekitar 12 tahun tiba-tiba tergelak. "Kasian, dilupain sama Ibu. Emang enak, huu."
Gadis kecil tadi lantas melotot garang, tidak terima diejek seperti itu oleh sang Abang. "Ish, pokoknya aku marah sama Abang!" rajuknya.
"Jangan gitu dong, masa gitu aja ngambek. Awas, nanti tambah jelek," jahil sang Abang.
"Ayah, liat tuh kelakuan Abang. Masa adiknya sendiri dibilang jelek," rengeknya, hal seperti ini sudah tidak asing lagi. Ketika sang Abang menjahilinya, pasti dia akan mengadu pada Ayah.
Sang Ayah lantas menarik gadis itu ke dalam pelukannya. "Udah, biar nanti Abang sama Ayah sleding pake jurus unta terbang. Cup, cup, jangan sedih lagi, ya? Kamu kan anak Ayah yang paling cantik."
Gadis itu mempererat pelukannya pada leher sang Ayah. "Sayang Ayah banyak-banyak," katanya manja.
"Iyalah paling cantik, orang cuma kamu anak perempuan satu-satunya dikeluarga ini," cibir Abang. Membuat Adiknya semakin melotot menatap Abang tidak suka.
"Pokoknya aku gamau ngomong sama Abang sampai lebaran monyet. Titik gak pake tanda petik!"
Ayah, Ibu dan Abang mendadak cengo ketika mendengar penuturan nyeleneh gadis yang bahkan baru saja berusia 8 tahun. Sungguh ajaib.
"Udah, udah! Kalau kalian ribut terus, kita kapan naik ke rumah pohonnya? Kaki Ibu udah pegel banget tau, dari tadi berdiri terus."
Wanita yang disebut Ibu, mencoba menengahi perdebatan antara Adik dan Abang tersebut. Kandungan yang mulai memasuki bulanannya itu sedikit membuat daya tahan tubuhnya melemah.
Dia tidak bisa berdiri dalam jangka waktu yang lebih dari dua puluh menit, karena itu akan berefek pada kakinya yang tidak kuat menopang tubuh lebih lama.
>,<
"Abang itu buah apel punya aku, sini balikin!"
"Ini punya Abang, kamu ambil lagi aja sana!"
"Gak mau, aku maunya yang itu," pintanya memelas. Kedua bola matanya yang jernih seketika mendadak berkaca-kaca. Terlalu kesal sehingga membuatnya ingin menangis kencang.
"Eh, jangan nangis dong. Nanti Ayah marah sama Abang, gimana?"
"Ya, Abang tinggal kasih aja buah apel itu sama aku."
Daripada mendapatkan cermah panjang lebar, lebih baik dia mengalah saja. Padahal buah apel itu lebih besar dari yang lainnya. "Yaudah! Nih, Abang kasih buat kamu. Tapi jangan bilang ke Ayah soal tadi, ya?"
Gadis cantik itu hanya mengangguk. Buah apel yang sudah berada di tangannya, langsung dia lahap. Meninggalkan sang Abang yang hampir menjatuhkan air liurnya.
"Ada apa ini? Tadi Ayah dengar kalian ribut-ribut. Sekarang apalagi, em? Berantem terus heran, kalian itu kakak-adik, yang akur dong."
Dengan mulut yang penuh buah apel, sang Adik menjawab, "Gwa adwa, apwa-apwa kwok Yah," jawabnya sedikit tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Stela
Teen Fiction{SAD-ROMANCE-HUMOR} Completed√ ⚠Wajib follow akun Author agar leluasa untuk membaca⚠ ➖➖➖➖➖➖➖➖ Ini tentang Auristela Allisya Lesham, tentang kisah cintanya yang rumit, tentang masalah keluarga yang tak memberinya celah untuk sekedar merasa bahagia, d...