6. Kembali berharap

2.7K 318 36
                                    

Happy Reading!

.........

Hari minggu telah berlalu dan disusul hari Senin. Seperti biasa, hari Senin selalu di awali dengan upacara. Namun yang membedakannya kali ini adalah upacara yang berlangsung lebih lama lantaran pembinanya adalah Pak Kepala sekolah.

Cuaca hari ini sangat panas sehingga membuat semua murid mengeluh kepanasan.

Bahkan anak laki-laki sekalipun banyak yang mendumel karena sudah lelah berdiri hampir dua jam lebih. Seragam mereka sudah banjir dengan keringat.

Setelah dua jam lebih, akhirnya upacara selesai membuat semua murid langsung berhamburan mencari tempat istirahat yang sejuk. Seperti kantin contohnya.

"Panas banget sih! Mana gak ada angin lewat lagi," gerutu Sherly sebal. Kedua tangannya ia gunakan sebagai kipas buatan. Lumayan lah bisa sedikit mengeluarkan angin.

Stela meneguk air mineral yang ia pesan tadi. Lalu melakukan hal yang sama dengan Sherly. "Kok makin gerah, ya."

Sherly mengangguk membenarkan ucapan Stela. "Gimana gak gerah, mataharinya aja cerah banget hari ini. Apalagi tadi upacara tumbenan sampe dua jam lebih."

Stela menggelengkan kepalanya. Ia bisa merasakan seragamnya yang basah akibat keringat terus mengalir dan membuatnya tak nyaman. Stela ingat, untung saja ia memiliki seragam cadangan di lokernya.

"Sher, habis ini anter aku ganti seragam, ya. Yang ini udah basah sama keringet, gak nyaman aku pakainya."

Sherly berdecak kesal. Ia lupa tidak menaruh seragam cadangan di lokernya seperti Stela. Tapi tenang, ia selalu membawa minyak wangi ke manapun. Jadi aman, ia terhindar dari bau tak sedap karena keringat.

"Iya. Nanti gue temenin."

Sherly menatap sekeliling. Kantin sungguh ramai saat ini, lebih banyak anak laki-laki dari pada perempuan yang memanfaatkan waktu istirahatnya di sini.

"Dor!"

Delvin dan Ervin kompak menatap malas temannya yang satu ini. Sudah terlihat tapi tetap berusaha menganggetkannya. Sepertinya yang waras diantara ketiganya cuma Ervin.

Alvin mendesah kecewa. Lalu mendaratkan bokongnya di samping Delvin. "Yah, kalian gak kaget gitu? Atau setidaknya pura-pura kaget juga gak pa-pa. Dapet pahala loh kalau nyenengin temen, apalagi temennya yang limited edition kek gue gini."

Delvin memegang dadanya dramatis. "Aw, kaget sekali epribadeh."

Alvin terbahak.

Delvin menatapnya datar, "Puas lo?"

Alvin hanya manggut-manggut. Lalu tatapannya beralih pada Ervin yang asik memandang ke arah depan. Entah sedang memikirkan apa.

Alvin kira selama dirinya di skors seminggu, sifat Ervin akan berubah. Ternyata tidak. Tetap cuek seperti biasa. Bahkan saat dirinya terbahak dengan tingkah laku Delvin pun Ervin hanya diam saja.

"Ervin masih sama, ya. Gue kira udah berubah," bisik Alvin pada Delvin.

Delvin mengangguk dan tatapannya beralih menatap Ervin sendu. "Ya gitu. Seperti yang lo liat sekarang."

Story StelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang