18. Kesalahan dan maaf

1.6K 178 50
                                    

Titik dewasa seseorang yaitu, ketika kita bisa memaafkan kesalahan orang lain pada kita. Tidak peduli sebesar apapun kesalahan yang telah diperbuat.


Happy Reading!

.........

Hari pertama ujian memang selalu membuat kita gugup dan sedikit tegang. Memikirkan bagaimana isi soal-soalnya. Apakah mudah atau justru sebaliknya. Sulit.

Kalau nanti mau menyontek di perbolehkan atau tidak. Tapi untuk yang satu ini sepertinya jawabannya tidak. Karena ulangan kali ini duduknya sendiri-sendiri. Tidak berdua seperti biasanya.

Satu kelas pun di pisah, sesi 1 dan sesi 2.

Untuk sesi 1 dari absen pertama hingga pertengahan dan untuk sesi 2 absen seterusnya sampai akhir.

"Aaaa, seneng banget gue bisa satu ruangan sama lo!" teriak Sherly girang.

Sherly memang satu ruangan dengan Stela. Karena awal nama lengkap Sherly adalah 'k'. Kaila Sherly Sifabella, itu nama lengkap Sherly.

Saat ini keduanya sedang duduk di perpustakaan. Sebenarnya Stela saja yang membaca di ruangan ini, kalau Sherly hanya menemani Stela.

"Kamu gak mau baca buku lagi? Habis ini kan pelajaran kimia," tanya Stela dan tak mengalihkan tatapannya dari buku yang ia genggam.

Sebenarnya Stela sudah belajar jauh-jauh hari dan semalaman. Namun karena ia semangat untuk mendapatkan nilai tertinggi, alhasil ia harus bisa memanfaatkan waktu luang untuk belajar.

Sherly menggeleng walau sebenarnya Stela tak melihatnya. "Gak ah, kan bisa nanya sama lo."

Stela menatap Sherly datar. "Tempat duduk kita jauhan loh," katanya mengingatkan.

"Oh iya, ya?" kekeh Sherly.

Hening. Sherly tidak suka berada di situasi seperti ini. Tidak ada suara menurutnya terasa horor.

"La, kita ke kelas aja yuk! Disini sunyi banget dah, gue takut," cicit Sherly yang merasa suasana di perpustakaan membuat bulu kuduknya berdiri.

"Sebentar lagi ya?"

"Yaudah deh. Tapi jangan lama-lama!"

Stela mengangguk.

Stela selesai dengan aktivitasnya. Kini gadis itu sedang menaruh kembali buku yang ia pinjam pada tempat semula. Selepas itu mereka berdua bergegas untuk menuju ruangan mereka.

"Oh iya, lo sama Ervin jaga jarak lagi ya selama ulangan?" tanya Sherly di sela-sela langkahnya. "Duh, kasian yang harus nabung rindu lagi," ejeknya.

Stela cemberut. Memang benar yang dikatakan temannya itu. Selama seminggu ini ia tidak akan saling memberi kabar atau bahkan bertemu walau hanya bertegur sapa dengan Ervin. Dengan alasan agar fokus dengan ujian.

Seperti ujian tengah semester kemarin.

Itu semua Stela yang meminta. Ia hanya ingin fokus dulu dengan ujiannya tanpa harus memikirkan hubungannya dengan Ervin. Hanya selama ujian berlangsung.

"Jangan cemberut gitu dong! Semangat!" kata Sherly. "Coba senyum! Biar cantiknya keliatan."

Stela tersenyum geli melihat tingkah Sherly yang mencoba menguatkan dirinya. "Nih! Aku senyum." Stela terkekeh. "Gimana? Cantiknya udah keliatan belum? Atau makin nambah ya, kecantikan aku?" kata Stela percaya diri.

Sherly memutar bola matanya malas lalu menoyor kening Stela pelan. "Dasar narsis!"

Stela terbahak melihat raut wajah Sherly yang masam.

Story StelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang