46. Pantai

1.2K 116 355
                                    

Sekedar mengingatkan, chapter kali ini lumayan panjang ya. Jadi harus pelan-pelan bacanya biar dapat feelnya.

Happy Reading!

...........

"Kita mau kemana?"

"Rahasia."

"Ervinnn, aku nanya serius tau." Stela dengan malas menaiki motor Ervin. Bibirnya yang mengerucut membuat Ervin tersenyum gemas.

"Bawel."

Stela tidak menghiraukan, ia lebih memilih melihat jalanan daripada meneladeni Ervin yang sekarang lebih menyebalkan dari biasanya.

Ervin tersenyum dibalik helm full facenya. Tidak salah ia mengambil keputusan pada malam itu untuk kembali memperjuangkan gadis manis seperti Stela.

Satu jam lamanya mereka menuju suatu tempat. Ervin sudah menyiapkan segalanya di sana. Hari ini, tepatnya adalah hari anniversary yang kesatu tahun satu bulannya dengan Stela.

Ervin rasa, Stela melupakannya.

"Ayo!"

Kedua bola mata Stela berbinar melihat indahnya pemandangan di depan sana. Ia sama sekali tidak menyangka Ervin akan membawanya ke tempat ini.

Tanpa sadar Stela bertepuk tangan seperti anak kecil. Ervin yang melihat itu seketika mengembangkan senyumnya. Saat seperti ini Stela terlihat sangat lucu dan menggemaskan.

"Seneng banget ya?"

"Iya! Aku gak nyangka kamu bakalan bawa aku ke pantai. Ini tempat yang udah aku planning dari dulu. Cuma ya baru bisa ke sini sekarang, dan itu sama kamu." Stela tersenyum tulus pada Ervin. "Makasih ya."

Ervin mengusap lembut rambut Stela. Ia sangat bahagia mengetahui Stela suka dengan tempat ini. Namun, perlahan pergerakan tangan itu terhenti ketika menyadari beberapa helai rambut Stela yang menyangkut disela-sela jarinya.

Ervin berniat bertanya, akan tetapi suaranya hanya mampu berhenti sampai di tenggorokan. Ia tidak tega jika memberitahu Stela perihal rambutnya yang rontok. Pasti gadis itu akan sedih.

Karena tidak mau membuat Stela sedih, Ervin memutuskan untuk memilin rambut itu dan memasukannya ke dalam saku celana jiensnya. Kini dalam otaknya banyak sekali pertanyaan yang berkeliaran.

Sebenarnya ada apa dengan Stela? Pertama, saat Ervin menjemput Stela. Gadis itu terlihat seperti sedang tidak baik-baik saja, wajahnya terlihat pucat meskipun ditutupi oleh pewarna bibir yang Stela pakai.

Tidak hanya itu saja. Bahkan ketika Ervin mencoba menggenggam tangan Stela saat hendak berjalan ke arah pantai, tangan Stela terasa hangat. Padahal seharusnya akan terasa dingin karena hembusan angin selama perjalanan menuju ke sini.

Berapa banyak yang dirinya tidak tahu tentang Stela? Kenapa rasanya ia seperti orang asing yang baru kenal dengannya? Ervin lantas menggeleng samar, mungkin ini hanya perasaanya saja.

Dirinya bisa berpikir seperti itu menurutnya adalah hal yang wajar, mengingat selama liburan ia tidak pernah mengajak jalan Stela dan hanya melakukan obrolan via telepon juga video call via WhatsApp saja.

"Ervin, aku mau ke sana," ucap Stela menunjuk bibir pantai.

Mengangguk sekali, kemudian Ervin menggenggam tangan Stela dan membawanya menuju bibir pantai.

Genggaman ini rasanya tetap sama. Hangat dan mendebarkan. Stela selalu suka rasa ini, rasa yang tidak pernah dia dapatkan dari laki-laki manapun.

Stela memiringkan kepalanya, menatap wajah Ervin dari samping yang terkena sinar matahari membuatnya terlihat semakin tampan.

Story StelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang