47. Sekelas lagi?

1.1K 117 323
                                    

Happy Reading!

.............

Senyum manis yang sedari tadi terukir kini semakin mengembang. Pelukan pada boneka yang berukuran lebih besar dari tubuhnya semakin mengerat.

Rasanya ia ingin menjerit meluapkan rasa bahagianya saat ini. Tapi itu tidak mungkin karena takut akan membangunkan Ayah, Ibu dan Abangnya yang sedang tidur. Oleh karena itu, Stela memilih untuk memeluk erat boneka pemberian Ervin tadi.

Senang yang Stela rasakan sekarang. Perlakuan Ervin tadi saat di pantai benar-benar manis dan sangat membekas di hatinya.

Lelaki itu memberikannya sebuah boneka unicorn yang ukurannya lebih besar dari dirinya dan Ervin juga memberikannya gaun yang begitu cantik. Katanya, itu sebagai bentuk kasih sayangnya padanya.

Ah, kenapa Ervin bisa semanis itu? Stela bahkan tidak bisa berhenti untuk tersenyum kala mengingatnya.

"Gak salah aku kasih Ervin kesempatan kedua. Dia berhasil buat kepercayaan aku kembali utuh." Stela membuang nafas panjang lalu tersenyum simpul. "Semoga kali ini gak mengecewakan."

>,<

Kaki jenjangnya membawa dirinya memasuki pekarangan Sma Citra Bangsa. Netra itu tidak lepas dari banyaknya calon siswa-siswi yang masih memakai seragam putih-birunya sedang berseliweran kesana-kemari.

Stela tidak menyangka dirinya sekarang sudah menginjak kelas 12. Itu artinya satu tahun lagi ia menginjakkan kakinya disini dan melanjutkan kuliahnya di universitas impiannya.

Stela membuang nafas berat, ia sebenarnya tidak yakin bisa bertahan hidup hingga tamat kuliah. Mengingat penyakitnya sudah memburuk membuatnya tidak ingin terlalu berharap lebih.

Masih diberi kesempatan hidup hingga sekarang saja Stela sudah sangat bersyukur. Masih ada banyak masalah yang belum ia selesaikan, terutama maaf dari keluarganya saja belum ia dapatkan hingga saat ini.

Terlalu sering ia mengucapkan kata yang sama pada keluarganya. Namun, lagi-lagi yang ia dapatkan hanya makian, pukulan, dan sikap dingin mereka. Jelas itu semua membuat Stela selalu menyalahkan dirinya sendiri dan menyesali sikap cerobohnya dulu.

"H–hai. Kak Stela ya?"

Stela tersentak kecil kemudian ia menatap gadis bermata belo di hadapannya. Lalu Stela menatap sekiling, ternyata dirinya masih berada di parkiran sekolah. Stela menghela, kenapa bisa dirinya melamun disini?

"Kenalin kak, aku Mitha calon siswa baru di sini."

Stela menerima uluran tangan gadis bernama Mitha itu dengan ragu.

"H–hai Mitha. Senang berkenalan dengan kamu."

"Wah! Ternyata aslinya Kak Stela cantik banget ya. Ramah juga. Aku kira tadi Kak Stela bakal sinisin aku karena aku sksd sama Kakak."

Stela mengernyit bingung. Ia tidak paham apa yang dimaksud sksd.

"Sksd ... itu apa?"

Mitha menganga. "Loh? Kak Stela gatau? Itu loh Kak, sksd itu sok kenal sok dekat."

Stela mengangguk polos. "Gitu ya?"

Mitha mengangguk kecil.

"Em, kalau gitu aku pamit dulu ya kak. Teman-teman aku udah pada nunggu. Dah Kak, semoga nanti kita ketemu lagi."

Story StelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang