Happy Reading!
FYI: Aku dan Luka ganti cover lagi. Semoga kalian suka><
........
Cuaca hari ini sangat buruk. Padahal ini masih siang. Awan begitu mendung dan sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.
Stela yang sedang berada di kantin bersama Sherly seketika mendongkak menatap kabut di atas sana. Keningnya kemudian membentuk gelombang. Nampak kusut.
"Kita ke kelas sekarang, yuk, Sher. Kayaknya bentar lagi mau hujan."
Sherly menoleh, mengikuti arah pandang Stela, kemudian mengangguk. "Ucapan lo bener. Mending kita ke kelas aja."
Mereka berdua lantas bangkit, sebelum itu, Stela dan Sherly membayar makanan mereka terlebih dahulu dan kemudian melenggang meninggalkan area kantin.
Di saat pandangan Sherly lurus pada jalan, Stela tidak. Gadis itu justru melihat sekelilingnya dengan senyum tipis yang menghiasi wajahnya.
Kurang lebih lima bulan yang lalu, tepatnya sebelum video itu tersebar, dan ketika dirinya melewati siswa-siswi yang lain, mereka semua akan menyapanya meskipun ada beberapa yang tidak.
Namun kini, tidak ada satupun dari mereka yang tersenyum serta menyapanya lagi. Yang ada tatapan mereka sekarang selalu menatapnya jijik. Bahkan, terkadang ada yang terang-terangan menghina dirinya.
Mengucapkan kata-kata yang berujung membuat dadanya sesak dipenuhi rasa sakit. Menamparnya tentang kenyataan bahwa dirinya adalah seorang pembunuh.
Banyak yang berubah kala itu. Dari mulai ia yang kehilangan kepercayaan diri untuk bertahan hidup hingga sedikit orang yang tetap mau berada di sisinya.
Sherly dan Ervin.
Hanya kedua sosok itulah yang sampai saat ini selalu berada di sampingnya. Menemani dan menghiburnya kala bersedih.
Stela amat sangat bersyukur Sherly tidak membencinya dan masih mau menjadi sahabatnya. Padahal, ia sempat berpikir bahwa Sherly akan menjauhinya seperti yang lainnya.
Bruk
Stela terkejut ketika ada seseorang yang menabrak tubuhnya. Kemudian ia melihat banyak buku pelajaran bertaburan di lantai dengan seseorang yang sedang terduduk sambil meringis.
"Stela lo gak pa-pa?" tanya Sherly panik.
"A–aku ... aku gak pa-pa," jawab Stela terus menatap gadis yang tadi menabraknya kini sedang memunguti buku.
Lantas, Stela berjongkok. "Kamu gak kenapa-napa, kan?"
Gadis itu menatap Stela, detik berikutnya mulut itu terbuka membentuk huruf 'o'.
"K–kak Stela?"
"M–mitha? Kamu Mitha yang waktu itu 'kan?" Spontan tangan Stela memegang kedua pundak Mitha yang tampaknya... risih?
"Biar aku bantu," kata Stela.
Dan Stela dapat melihat raut ketakutan di wajah gadis imut itu.
"Gak usah kak, biar Mitha aja."
Suara Mitha terdengar sedikit bergetar dan terkesan buru-buru. Seolah tidak ingin tangannya menyentuh buku-buku itu.
Stela tersenyum kecut. Apakah Mitha takut dan jijik padanya seperti kebanyakan siswa lainnya? Kadang Stela tidak mengerti dengan semua ini.
"Mitha permisi."
Tepat setelah Mitha mengucapkan kata pamit, sebuah tepukan ringan pada pundaknya menyadarkan ia dari lamunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Stela
Teen Fiction{SAD-ROMANCE-HUMOR} Completed√ ⚠Wajib follow akun Author agar leluasa untuk membaca⚠ ➖➖➖➖➖➖➖➖ Ini tentang Auristela Allisya Lesham, tentang kisah cintanya yang rumit, tentang masalah keluarga yang tak memberinya celah untuk sekedar merasa bahagia, d...