51. Luka yang tak biasa

1.6K 135 191
                                    

Happy Reading!

............

Ryan menutup pintu mobilnya ketika telah sampai di depan gerbang sekolah Citra Bangsa. Kedatangannya ke sini tentu membuat siswa yang berlalu lalang hendak pulang mengernyitkan dahinya bingung.

Ryan sadar tatapan mereka, hanya saja ia merasa tidak mempunyai waktu untuk menjawab kebingungan mereka semua.

Tujuan utama Ryan melangkahkan kakinya ke sini itu hanya untuk bertemu Stela seorang. Entahlah, hati nuraninya mengatakan jika telah terjadi sesuatu yang tidak beres pada Stela.

Ketika Ryan mencoba fokus mencari keberadaan Stela di antara siswa lain, dari arah kanan terlihat seorang gadis yang sedang menatapnya tanpa kedip.

Jarak ia dan gadis itu hanya lima meter saja. Perlahan tapi pasti, Ryan melangkahkan kakinya menuju gadis yang masih berdiri di sana.

"Kedip Sher." Ryan mengingatkan.

Refleks, Sherly berkedip beberapa kali. Ryan terkekeh geli dibuatnya.

"Lo ngapain sih, berdiri di sini sambil liatin gue? Gak mau nyamperin gue gitu?"

Sherly berlagak jijik. "Ew, siapa juga yang liatin Kak Ryan. Ck, Kak Ryan kepedean banget, sih!"

"Lo kalo lagi kayak gini jadi tambah lucu, ya. Jadi pengen gue dorong ke jurang."

Raut wajah Sherly yang sempat blushing seketika berubah datar begitu mendengar akhir kalimat yang Ryan lontarkan untuknya.

"Ngeselin lo, Kak!" Sherly cemberut. "Eh tapi, kenapa tiba-tiba datang ke sekolah? Lagi kangen, ya, sama gue?" goda Sherly sambil tersenyum jahil.

Ryan menyentil kening gadis itu. "Pede banget lo. Gue ke sini mau cari Stela. Mau ngajak pulang bareng. Lo ada liat Stela gak, Sher? Gue cari dari tadi kok gak ketemu-ketemu."

Sherly tersenyum pahit. Ternyata, begini rasanya mencintai dalam diam. Begini rasanya cinta bertepuk sebelah tangan. Begini rasanya mencintai seseorang yang ternyata mencintai sahabat terdekat kita sendiri. Huh...

Rasanya sakit to the bone

"Mmm, tadi... Gue abis dari perpustakaan, jadi gatau Stela udah pulang atau belum."

Sherly berusaha tetap biasa saja walaupun rasa sakit kian menggerogoti hatinya.

Ryan menghela, "Jadi, lo gak tau, ya?"

Sherly hanya mengangguk. Kini kedua tangannya mengepal, menahan sesak sekaligus dongkol. Kenapa si yang Ryan cari itu Stela?! Kenapa tidak dirinya saja yang ada di depan mata lelaki itu?

Ah! Stela memang menyebalkan.

"Stela...."

Ryan menggumam saat melihat gadis yang dia cari sedari tadi, kini lewat tak jauh dari tempatnya berdiri. Ryan merasakan hatinya memanas sekaligus kesal melihat Stela yang berboncengan dengan lelaki sialan itu.

Apalagi saat melihat kedua tangan Stela yang melingkar sempurna di pinggang Ervin dan kepala Stela yang bersandar di punggung Ervin.

Sial! Gue kalah cepet.

Ryan terus menatap tajam pasangan itu hingga keduanya sudah menghilang ditikungan.

"Gue balik dulu."

Tanpa menunggu respon Sherly, dengan perasaan sesak Ryan meninggalkan area sekolah, dan Sherly yang menatap kepergian Ryan nanar.

>,<

Kedua tangan Ervin menyeka air mata Stela yang terus saja berjatuhan di kedua pipinya. Sejenak, ia berhenti ketika Stela menatapnya sayu. Terlihat jelas sekali kepedihan terpancar di kedua bola mata indahnya.

Story StelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang