31. Kenyataan pahit

1.7K 155 94
                                    

Kadang semesta selalu tahu caranya membuat seseorang begitu terpuruk sampai dititik terendah.

Aku saranin bacanya pelan-pelan aja. Gak usah terburu-buru.

Happy Reading!

.........

Adek bngst.

|Bang cptn plng!
|Mamah kambuh.

Sudah lima menit yang lalu pesan tersebut ia abaikan. Dalam pikirannya sekarang pasti chat itu hanya pemancing agar dirinya mau pulang ke rumah.

Meskipun pikirannya menyangkal kebenaran chat tersebut, tetap saja hatinya berkata lain. Ada rasa khawatir yang mendalam terus membuat dirinya bimbang.

Melihat ponsel untuk mengecek kembali chat tersebut lalu melemparnya lagi. Terus berulang-ulang seperti itu sedari lima menit yang lalu.

"Pasti ini akal-akalannya Papah biar gue pulang ke rumah," tebaknya. Lalu kembali mengambil ponselnya yang ia lempar tadi.

Lelaki itu mengusak rambutnya frustasi. Nafasnya memburu, perasaannya pun mendadak tidak enak. Risau juga bimbang bercampur jadi satu.

Ting!

Nada dering barusan mengalihkan atensinya. Mendengus samar sebelum mengecek ponselnya lagi.

Adek bngst.

|Lo bener-bener g mau plng Bang?
|Mmh kambuh bangsat!
|Dia terus nanyain lo bego!
|Smga lo ga nyesel nantinya.

Selepas membaca pesan dari adiknya. Dengan langkah tergesa laki-laki itu mengambil hoodienya dan langsung merampas kunci mobil yang tergelatak di atas meja belajar.

Sepertinya kali ini Adiknya itu tidak main-main. Karena sebelum-sebelumnya kejadian seperti ini sering terjadi.

Saat dimana dia begitu cemas dan khawatir dengan kondisi Mamahnya setelah mendapat chat yang serupa. Namun setelah sampai dirumah ia mendadak menyesal telah mempercayai chat konyol Adiknya.

Ternyata adiknya itu disuruh oleh sang Papah. Mengatasnamakan kondisi mamah kambuh agar dirinya mau pulang kerumah. Sungguh tindakan yang diluar dugaan dirinya dan tidak dapat dibenarkan.

Bagaimana bisa Mamahnya dijadikan alat pancing? Papahnya benar-benar manusia tak memiliki hati dan selalu saja mengatur  hidupnya yang sialnya ia selalu kalah dalam hal ini. Dan ia membenci fakta itu.

Kaki itu terus melangkah cepat hingga membawanya ke parkiran. Perasaan takut mulai menguasai dirinya saat ini. Sebisa mungkin ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa Mamah akan baik-baik saja.

Setelah membuka pintu mobil, dengan gerakan kilat ia menutupnya dan melesat meninggalkan area apartemen juga parkiran.

Mobil berwarna hitam pekat itu mulai bergabung dengan puluhan kendaraan lainnya. Ia bisa sedikit bernafas lega karena malam ini tidak begitu ramai dan macet seperti malam-malam tertentu. Malam minggu contohnya. Jadi ia bisa lebih cepat sampai di rumah.

laki-laki itu mencengkram stir kuat. Rasa cemas benar-benar membuat pikiran dan hatinya tak bisa fokus pada jalanan.

"Semoga aja gak terjadi apa-apa sama Mamah. Kalau sampe terjadi sesuatu sama Mamah. Gue gak akan bisa maafin diri gue sendiri," ujarnya penuh penekanan.

Story StelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang