Aurora yang sedang tidur langsung terbangun ketika lengannya disentuh dan ternyata Archie pelakunya, Aurora bernapas lega melihat raut wajah Archie yang tampak sudah seperti biasanya.
"Maafin aku," Archie mengambil pergelangan tangan Aurora yang merah dan menciumnya.
Aurora tidak menjawab membiarkan Archie menciumi pergelangan tangannya, hari sudah malam dan Archie masih mengenakan pakaikan saat laki-laki itu pergi bekerja.
"Di mana Hani?"
Archie berhenti menciumi pergelangan tangan Aurora, "udah pulang."
Aurora memasang raut penuh tanya.
"Mereka gak kenapa-napa, tapi cowok itu kenapa-napa, dikit." Archie kembali menciumi tangan Aurora seraya mengusapnya.
"Kamu sadar kamu bilang aku murahan?"
Archie langsung berhenti dan menatap Aurora, khususnya mata Aurora yang berkaca-kaca. "Sayang," Archie memeluk erat Aurora.
Aurora menelan ludahnya di mana tenggorokannya terasa sakit.
"Tadi aku bener-bener emosi, aku emosi karena dia nyentuh kamu. Aku emang bodoh, gak seharusnya aku bilang kayak gitu ke kamu padahal aku tau kamu gak mungkin pasrah disentuh kayak gitu. Cuma waktu aku pulang tadi kamu diem aja di hampir cium leher kamu, aku minta maaf."
"Jangan marah-marah kayak tadi, aku takut." Bisik Aurora dengan bersungguh-sungguh.
Archie kembali memeluk Aurora, "aku gak akan marah kalo gak ada penyebab. Makanya kamu harus dengerin apa kata aku kalo kamu gak mau liat aku marah-marah kayak tadi, atau mungkin aku bisa lebih parah dari tadi sore."
Aurora yang membalas pelukan Archie mengendurkan pelukannya ketika mengingat tentang ia mengirim uang pada Hani sementara Archie melarangnya.
Archie menjauh namun masih melingkarkan tangannya di pinggang Aurora untuk mencium istrinya sejenak, "ayo mandi."
"Tadi sore aku udah mandi,"
"Mandi lagi, kamu abis disentuh sama laki-laki itu, harus mandi." Archie beranjak dan melepas jam tangannya lalu ia taruh di nakas.
Daripada Archie marah, Aurora pun menurutinya. Aurora beralih duduk di tempat tidur dan Archie langsung menggendongnya dengan tubuh mereka saling berhadapan, Archie selalu menggendong Aurora seperti itu agar Archie dapat mencium Aurora dengan mudah.
"Kita harus mandi bareng, kita belum pernah mandi bareng."
Aurora diam yang menurut Archie perempuan itu setuju.
"Aku butuh pelepasan abis marah-marah." Bisik Archie.
Seketika pipi Aurora memanas dan jantungnya mulai berdegup bahkan mulai membayangkan apa yang akan terjadi saat di kamar mandi nanti.
-Archie-
Aurora sedikit berjinjit agar Archie dapat mencium pipinya tanpa harus laki-laki itu merendahkan tubuh karena mereka memiliki tinggi badan yang berbeda tentunya.
"Kalo ada apa-apa langsung telfon aku, jangan pernah buka pintu untuk siapapun. Kecuali untuk orang-orang terdekat kita, ngerti?"
Aurora mengangguk, "ngerti. Hati-hati."
Archie mengangguk dan kembali mencium Aurora di mana adegan yang mereka sedang lakukan tidak luput dari perhatian Justin yang tampak jijik dengan keromantisan mereka.
Aurora tersenyum memperhatikan mobil yang membawa Archie dan Justin pergi meninggalkan pekarangan rumah.
"Tolong masuk." Ujar salah satu bodyguard dan Aurora tidak terkejut karena hal itu selalu dilakukan untuknya setiap kali ia keluar mengantar Archie sampai teras.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHIE [COMPLETED]
Teen FictionArchie Wilson merupakan anak dari pria yang terkenal sultan dan berbahaya, Valdo Wilson. Ketika sang ayah mengatakan jika harus berpacaran dengan perempuan yang tidak tahu siapa mereka, Archie tidak percaya akan ada yang tidak mengetahui siapa merek...