"Dad, bangun gedung baru dong di sekolah. Khusus untuk tunanetra,"
Valdo langsung menatap Archie yang baru saja duduk di sofa yang ada di ruang kerjanya.
"Archie ketemu sama tunanetra, dia bilang pengen sekolah di sekolah kita tapi karena punya gangguan penglihatan jadinya gak bisa. Ada kan sekolah untuk tunanetra, bisa kan dibangun?"
Valdo mengangguk, "ada, bisa. Cuma kalo muridnya dikit gimana? Sebenernya gak masalah, daddy gak masalah kalo harus rugi tapi kasihan guru-guru yang ngajar kalo muridnya dikit."
"Tenang aja, pasti banyak kok. Banyak yang mau sekolah di sekolah kita, gedungnya agak jauhan dari gedung sekolah biar murid-murid lain gak bisa seenaknya sama mereka."
"Nanti daddy coba ngomong sama kepala sekolah,"
Archie tersenyum lega, "kapan kira-kira gedungnya mau di bangun?"
"Daddy inget banget ada gedung kosong yang pastinya dirawat di belakang gedung sekolah, mungkin itu aja nanti yang diisi. Gedungnya bagus, bersih."
"Perfect!" Archie bangkit berdiri dan tersenyum bangga pada ayahnya yang tidak pernah mengecewakannya.
-Archie-
"I'm back!"
Archie menoleh pada pintu utama rumah sedangkan Justin yang duduk di sebelah Archie menghela napas.
"Eits, ada dua bujang."
"Libur berapa lama, Kak Cel?" Tanya Archie pada Celine yang datang ke rumahnya sambil menenteng dua paper bag.
"Dua minggu, lumayan lah. Tapi kan gue kuliah di negara tetangga, bisa pulang kapanpun yang gue mau." Celine tersenyum dan senyumnya menghilang ketika Justin menatapnya seperti sedang menyimpan dendam.
"Eh, kenapa lo? Ngarep oleh-oleh dari gue? Sayangnya gak ada,"
"Lo centil tau gak,"
"Heh, wajar! Gue cewek dan kalo centil wajar! Yang gak wajar kalo lo yang centil, lo bule lancar ngomong Indo aja bikin orang-orang kaget apalagi kalo lo ngomong Indo sambil pake gaya centil, auto viral lo." Celine mengarahkan telunjuknya sejenak pada Justin.
Justin memilih untuk diam memperhatikan Celine dari atas sampai bawah dengan berbagai macam ekspresi namun ekspresi tidak suka terlihat jelas di wajah laki-laki itu.
"Udah deh, bye. Rasanya kayak lagi di neraka gue kalo udah ada dia." Celine melirik Justin lalu kembali melanjutkan langkahnya di mana tujuan utamanya datang ke rumah Valdo adalah untuk bertemu Naya.
Archie menatap Justin yang mulai bermain game melalui ponsel, "jodoh lo tuh." Archie tertawa ketika Justin menatapnya dengan tajam.
-Archie-
Dengan seragam sekolah yang tertutupi jaket berwarna hitam, memakai masker berwarna hitam dan kacamata hitam, Archie masuk ke toko bunga Aurora dan langsung mendapati Aurora tengah duduk sembari menyentuh bunga-bunga yang ada di keranjang.
"Hai," Archie tersenyum ketika melihat Aurora tersenyum di mana artinya gadis itu mulai mengenali suaranya.
Archie duduk di hadapan Aurora dengan sudah melepas kacamata dan masker nya.
"Valdo?"
Archie tertawa, "iya."
"Kamu ke sini mau ngapain?"
"Mau beli bunga lagi, kali ini gue beli bunganya banyak karena gue mau kasih ke anak kakak sepupu nyokap yang baru pulang dari Singapur." Ucap Archie berbohong dan di balas senyuman oleh Aurora.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHIE [COMPLETED]
Fiksi RemajaArchie Wilson merupakan anak dari pria yang terkenal sultan dan berbahaya, Valdo Wilson. Ketika sang ayah mengatakan jika harus berpacaran dengan perempuan yang tidak tahu siapa mereka, Archie tidak percaya akan ada yang tidak mengetahui siapa merek...