ARCHIE'39

18.6K 2.7K 553
                                    

Aurora sempat tidak sadarkan diri saat dalam perjalanan menuju rumah sakit, sekarang perempuan itu sudah tiba di rumah sakit dan sudah ditangani. Tidak lama Justin dan Aurora tiba, Archie datang di mana selain disambut oleh Justin, Valdo dan Naya juga ada di sana. Archie tidak tahu mengapa orang tuanya datang namun Archie langsung yakin jika Justin yang menghubungi kedua orang tuanya.

Archie duduk di sebelah Justin, berseberangan dengan Valdo dan Naya karena Aurora masih di tangani. Archie menatap Valdo yang sedang mengalihkan pandangan sedangkan Naya terus menatapnya.

Saat dokter keluar, mereka langsung berdiri.

"Pasien mengalami cedera kepala, sebelumnya kepala pasien sempat mengeluarkan darah namun hanya sedikit. Saat ini kami sedang menunggu hasil CT scan untuk melihat potensi patah tulang, perdarahan, darah beku, pembengkakan jaringan otak, dan aliran darah dalam otak. Apa benturannya keras?" Tanya dokter laki-laki itu.

"Iya, Dok." Justin yang menjawab.

"Tadi saat saya periksa kondisi tubuhnya juga lemah, mungkin dia sedang sakit. Kalian sudah bisa masuk tapi pasien sedang beristirahat." Ucap dokter dan sempat terkejut melihat Archie langsung masuk ke menemui Aurora.

-Archie-

Archie hanya sebentar melihat Aurora karena ia tidak ingin mengganggu Aurora yang sedang beristirahat, Aurora juga sudah dipindahkan ke kamar inap. Archie sedang berada di depan kamar inap Aurora yang hanya ada dirinya, Naya, dan Valdo.

"Mami bener-bener kecewa sama Archie. Mami paling gak suka sama orang yang kalo marah berimbas ke orang lain, dan parahnya orang yang dia sayang juga ikut kena imbasnya." Naya menatap Archie lalu Valdo di mana kedua laki-laki itu sama saja menurutnya, walaupun Valdo sudah berubah.

"Mami tau Aurora salah karena gak dengerin apa kata Archie, tapi harus Archie marah-marah sama Aurora? Bentak Aurora? Kenapa gak di coba pake cara yang baik-baik? Diomongin baik-baik, tanya baik-baik ke Aurora. Kalo pake cara gitu Aurora pasti bakal jujur, masalah juga bisa cepet selesai, kalo udah kayak gini bisa aja Aurora jadi takut sama Archie, masalah kalian gak akan selesai kalo terus-terusan pake emosi." Naya tampak kecewa dengan Archie karena ia merasa seperti kembali ke dahulu, di mana Valdo bersikap kasar hingga melukainya.

"Dibilangin anak kita, kenapa diem kamu?" Tanya Naya pada Valdo yang sedari tadi terus diam.

"Kamu aja yang ngomong,"

Naya tersenyum kecil, "itu liat. Liat Archie, persis kayak kamu, persis." Bisik Naya sambil menunjuk Archie yang duduk di seberang mereka.

-Archie-

Naya tersenyum melihat Aurora membuka mata di mana di sana hanya ada dirinya dan Aurora saja, Archie sedang bersama Valdo di luar dan untuk Emily ada di rumah bersama pengasuh.

"Gimana kepala Rora rasanya?" Tanya Naya.

"Agak sakit, terus masih pusing dikit."

"Terus ini pipinya merah gini kenapa?" Naya tampak panik karena baru menyadari pipi Aurora yang merah.

"Ini, gak papa kok, Mi."

"Beneran?" Naya menatap intens Aurora, "Archie ada main fisik?"

Aurora menggeleng, "gak ada kok, Rora beneran gak papa." Aurora tersenyum.

Naya mengangguk walaupun sebenarnya ia tidak percaya dengan Aurora, "ada yang mau mami tanya, jawab yang jujur ya."

Aurora mengangguk walaupun ia sudah bisa menebak arah pertanyaan Naya nanti.

"Archie udah larang Rora untuk jangan kirimin Hani sama tante Okta uang, kenapa masih Rora kirim?" Tanya Naya dengan nada yang baik-baik tentunya.

"Tante Okta sama Hani keluarga Rora, mereka yang pernah rawat Rora, naluri kekeluargaan Rora untuk mereka yang bikin Rora gak tega untuk gak bantu mereka. Di awal Rora pikir tante Okta gak akan minta di kirimin uang lagi, tapi besok-besoknya tante Okta minta lagi, di situ Rora mulai gak tenang." Aurora langsung menjawab karena ia yakin pada Naya.

ARCHIE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang